Bab 7

483 31 1
                                        

Selamat Membaca...

.

.

Mungkin karna kondisi Airene saat ini yang sedang tidak fit. Bagaimana jika saat kondisinya sedang prima. Mungkin mereka akan kalah telak jika harus berhadapan, satu vs satu.

Dengan memegangi tubuh Airene di beberapa bagian. Membuat pergerakan Airene menjadi terbatas. Melihat itu, papa Luc segera memeluk tubuh Airene dan dengan cepat tangannya menyuntikkan cairan pada leher Airene.

"Maafkan papa Airene." bisik papa Luc saat akan menyuntik Airene, hingga akhirnya berhasil membuat, Airene kehilangan kesadarannya

Dengan sigap mereka menahan tubuh Airene. Lalu papa Luc mengangkat tubuh Airene dalam gendongan ala brydal stylenya.

"Kita pulang aja. Papa akan menyiapkan peralatan rumah sakit di kamar Airene." ucap papa Luc

"Kamar Zavi pa." ucap Zavier

"Iya, kamar kamu." balas papa Luc

Takut ponakannya tantrum. Dan merusak seisi mansion. Jika tidak dituruti.

Zavier itu dinginnya, bisa sedingin balok es. Tapi kalo lagi kekanakan, tingkahnya bisa membuat mereka menepuk jidat dan mengelus dada.

"Memangnya gak apa apa pa. Bukannya Airene harus dirawat di rumah sakit setidaknya sebulan. Ini, sehari aja belum. Masa mau dibawa pulang?" tanya Gabriel

"Kamu bisa lihat sendirikan El. Bagaimana Airene bersikeras gak mau di sini. Mungkin dia punya kenangan buruk dengan rumah sakit. Jadi papa menghindari kejadian tadi. Takut membahayakan kondisi tubuhnya juga. Apalagi tulang tulangnya yang patah itu." jelas papa Luc

>>>>>

Sesampainya mereka di mansion....

Mereka semua langsung bergegas mengikuti papa Luc yang sedang menggendong tubuh Airene menuju kamar Zavier.

Setelah sampai di dalam kamar Zavier. Papa Luc dan bang Gabriel dengan sigap memasangkan infus di punggung tangan Airene dan alat bantu pernafasan di tubuhnya.

Mereka juga menggantikan perban Airene yang kembali mengeluarkan darah. Karna aksi pemberontakan Airene tadi, saat di rumah sakit.

Setelah selesai, para pria keluar dari kamar dan membiarkan para wanita untuk menggantikan pakaian rumah sakit Airene dengan yang lebih nyaman.

Dengan penuh kehati-hatian, para wanita mengganti pakaian yang Airene kenakan. Takut mengenai luka di tubuh Airene dan berakibat membuatnya kembali berdarah.

Setelah selesai, mereka kembali menyuruh para pria masuk. Lalu, para wanita memutuskan untuk membuat makanan.

Apalagi saat mereka tau jika Airene belum memakan apapun dari kemarin. Pasti saat ini perutnya terasa perih. Jadi mereka ingin membuatkan makanan yang cocok dan khusus untuk Airene saat ini.

Para pria sedang menatap Airene yang sedang tertidur, oleh pengaruh obat bius. Dengan pikiran mereka masing masing.

"Sepertinya, banyak kejanggalan di sini. Seolah-olah disengaja dan direncanakan. Kenapa anak itu menargetkan Airene. Jika hanya karna iri, wajar jika dia iri terhadap kembaran Airene yang sangat disayangi oleh Luise dan keluarganya yang lain."

"Tapi, setelah kepergian saudara kembar Airene. Kenapa dia masih merasa belum puas dan mengganggu Airene. Apa sebenarnya yang dia inginkan." ucap Zavier

"Memang benar, terlebih mengenai motif anak itu. Dan sepertinya ada seseorang yang berada di belakang anak itu. Mungkin dia lah yang memiliki motif lain dan memanfaatkan anak itu, sebagai alat."

Gadis bisu itu, ternyata. (Slow Up!)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang