BAB 1

7 5 0
                                    

Cinta itu seperti ombak, terkadang membawa kejutan yang tak terduga, namun selalu membawa kebahagiaan.


***

Naiyara Bella Azzahra, atau yang akrab dipanggil Naya, adalah secercah cahaya yang mencerahkan kehidupan. Dengan rambut hitamnya yang mengalir indah dan mata cokelat penuh kehangatan, dia membawa semangat dan keceriaan di setiap langkahnya.

Lina Putri Azzahra, ibunya, seorang desainer terkenal, menciptakan karya-karya yang memukau, sementara Noah Sakya Fahar, sang ayah, seorang fotografer yang menangkap keindahan dunia melalui lensanya. Keluarga mereka adalah harmoni antara kreativitas dan kehangatan keluarga.

Abang Naya, Liam Buana Fahar, menjadi mitra petualang Naya. Bersama-sama, mereka menjelajahi hutan dan danau di sekitar kota, mengukir kenangan indah yang tak terlupakan.

Dalam dunia cinta, Naya terpaut pada Rafadhan Shakeel Khalik, seorang musisi yang melodi indahnya mengalun di udara. Rafadhan membawa ceria dalam hidup Naya, dan malam-malam mereka penuh dengan harmoni melodi cinta.

Melodi Alexandria, sahabat setia Naya, menjadi penyeimbang dalam hidupnya. Keduanya saling melengkapi, seperti dua pusat energi yang saling berputar.

****

Pantai menjadi saksi bisu bagi kisah cinta mereka. Di tepi ombak yang tenang, Misran memandang Naya dengan mata penuh kekaguman.

"Nay, kamu cantik sama seperti senja," ujarnya sambil menggenggam tangan Naya.

Naya tersenyum manis, matanya berkilau seperti warna langit senja. "Terima kasih, Ran. Senja ini memang indah, seperti perasaanku padamu."

Ran tersenyum lebar, "Aku beruntung memilikimu."

Di antara desiran ombak dan perpaduan warna-warna senja, Naya dan Misran duduk bersama, menikmati momen kebersamaan mereka di tepi pantai yang menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang semakin mengukir jejak di pasir waktu.

Sambil merasakan kelembutan pasir di bawah mereka, Misran mencoba menyemangati suasana dengan senyum ceria. "Nay, kamu tau gak kenapa laut selalu merindukan pantainya?"

Naya memandang Misranan dengan rasa penasaran, "Kenapa, Ran?"

Misran tersenyum nakal, "Karena pantai itu tepat di sampingnya. Laut bisa melambai-lambai, 'Hai, Pantai, aku di sini! Jangan jauh-jauh ya.'"

Naya tertawa kecil, "Ran, kadang-kadang joke-mu bikin aku mikir dua kali."

Misran tertawa bergembira, "Itu tandanya joke-ku diperhitungkan, Nay!"

Sambil menatap langit yang semakin berwarna oranye, Misran berkata dengan suara lembut, "Tapi aku serius Nay. Kamu adalah senja dalam hidupku. Indah, penuh warna, dan selalu membuatku terpesona."

Naya tersenyum tulus, "Dan kamu adalah ombak yang selalu menghanyutkan hatiku."

Misran memandang Naya dengan penuh cinta, "Aku bahagia bisa bersamamu di sini, di tepi pantai ini."

Naya mengangguk setuju, "Aku juga, Ran. Bersamamu, setiap momen seperti lukisan indah yang tak pernah pudar."

Saat matahari benar-benar tenggelam di cakrawala, Misran meraih tangan Naya dengan penuh kelembutan. "Mari kita bersama-sama menyaksikan senja ini dan semua senja yang akan datang dalam hidup kita."

Naya tersenyum bahagia, "Deal!"

Misran mengamati sekeliling pantai dan tiba-tiba berkata dengan serius, "Naya, tau gak kalau laut ini punya gosip tentang pasangan-pasangan yang duduk di tepi pantai?"

Naya memandang Misran dengan heran, "Gosip laut? Apa maksudmu, Ran?"

Misran menjawab dengan penuh misteri, "Laut katanya bisa mendengar percakapan kita, dan mereka punya kebiasaan mengirimkan pesan cinta dari suara ombak."

Naya tertawa, "Ah, jangan bercanda. Laut tak mungkin tahu soal cinta kita."

Misran memainkan pasir di tangannya, "Tapi, Naya, bagaimana jika kita mencoba? Katakanlah sesuatu pada laut, dan kita lihat apakah ombaknya akan memberikan jawaban."

Naya mengangguk setuju dengan senyum, "Baiklah, Ran. Hai laut, kami di sini sedang menikmati senja bersama. Apakah kamu mendengar? Berikan isyarat kalau kamu mendukung hubungan kami!"

Tak lama kemudian, sebuah ombak datang ke tepi pantai, seperti memberikan sambutan khusus. Misran dan Naya terkekeh melihat kejadian itu.

Misran menyodorkan tangannya, "Lihat, laut mendukung kita! Kita punya dukungan alam semesta, Nay."

Naya tertawa ceria, "Siapa sangka laut bisa jadi matchmaker. Ran, kamu memang punya cara unik untuk membuat momen-momen kita tak terlupakan."

Misran memeluk Naya dengan lembut, "Kau tahu, cinta itu seperti laut yang tak terbatas, dan senja ini adalah kesaksian bisu dari awal cerita kita yang indah."

Sambil menatap senja yang semakin meredup, Misran dan Naya melanjutkan perjalanan kocak mereka di tepi pantai, membiarkan ombak menjadi saksi bisu dari setiap tawa dan kebahagiaan yang mereka bagi bersama.

perjalanan mereka dengan mencoba "mengobrol" dengan ombak.

Naya mengisyaratkan ke ombak, "Hai laut, apakah kamu benar-benar mendukung hubungan kami dengan Ran?"

Seolah menjawab, ombak kembali memberikan responsnya. Misran tersenyum lebar, "Lihat, Nay, itu seperti tanda dari laut bahwa kita adalah pasangan yang serasi!"

Naya tertawa, "Ran, ini hanya kebetulan lucu. Tapi ya, kita punya dukungan 'alamiah'."

Misran mengangkat bahu, "Siapa tahu, mungkin laut benar-benar tahu banyak soal cinta. Kita bisa mencoba lagi dengan pertanyaan yang lebih serius."

Naya setuju, "Baik, pertanyaan serius kali ini. Laut, apakah Ran ini benar-benar punya sense of humor yang bagus atau dia hanya berpura-pura lucu?"

Ombak datang dengan hentakan yang agak keras, seolah memberikan godaan kepada Misran. "Lihat, Nay, laut bahkan setuju bahwa aku lucu!" kata Misran sambil tertawa.

Naya tertawa ikut, "Baiklah, mungkin kamu memang punya sedikit sense of humor."

Mereka melanjutkan perbincangan dengan ombak sebagai audiens setia. Senja semakin meredup, namun tawa dan keceriaan mereka terus mengalun di tepi pantai yang kini semakin menjadi saksi bisu dari kisah cinta yang penuh warna.

Drettt.... Dretttt....

"Pulang, Mama pingsan,"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 27 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Laut dan Senja [On going]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang