BRAK!
Mark menoleh kebelakang, melihat siapa pelaku yang dengan tidak sopannya membanting pintu toilet sekeras itu
"yak! Tidak bisakah kau menutupnya dengan pelan eoh?!" Mark menatap tajam si pelaku yang tak lain dan tak bukan adalah musuh dari abangnya, Lee Haechan.
Haechan hanya melirik Mark sekilas lalu pergi meninggalkan toilet tersebut.
"Yak! Dasar bocah menyebalkan! Pantes aja Jeno menjadikannya musuh" gumam Mark dengan kesal
–––––––––––––– 🐻🦁 ––––––––––––––
"Mark!" Mark menoleh kebelakang, melihat Jaemin yang sedang berlari menghampirinya
"Ada apa nana? Kenapa kau berlarian seperti itu?" Tanya Mark sembari melanjutkan perjalanannya yang sempat terhenti tadi
"Hah.. hah.. itu bang, J-Jenoh hah.." Mark kembali menoleh ada Jaemin yang sedang berusaha mengumpulkan nafasnya
"Ada apa na? Yang jelas dong ih!" Tanya Mark dengan kesal. Wajah pria tersebut nampak merenggut kesal lantaran Jaemin yang malah melambai ringan didepan wajahnya
"I-itu Jeno dengan haechan mereka terlibat perkelahian di gedung lama sekolah!" Jelas Jaemin dengan suara meninggi diakhir kalimatnya. Mark sendiri lantas memutar langkahnya dan berlari menuju gedung lama sekolahnya yang berada tak jauh dari tempatnya sekarang
"Mark hei! Kenapa kau meninggalkanku sialan!" Teriak Jaemin dengan lantang, ngomong ngomong ia ikut berlari mengejar Mark yang berada tak jauh didepannya
"Cepat nana! Kita harus memisahkan Jeno dan haechan!" Balasnya tanpa menoleh ataupun menghentikan langkahnya
Sekitar 5menit, mereka akhirnya sampai digedung lama tersebut
"Dimana mereka na?!" Mark menatap sekelilingnya dengan pandangan penuh kecemasan, sampai akhirnya ia mendengar suara ribut dari halaman belakang gedung lama tersebut
"Halaman belakang na! Ayo!" Mereka lantas kembali berlari menuju halaman belakang gedung lama tersebut.
Mark sampai lebih dulu, ia dapat melihat kedua orang yang tengah berkelahi itu wajahnya sama hancurnya namun sepertinya kedua orang itu belum kehabisan tenaganya.
"Abang!" Teriak Mark yang kembali berlari menghampiri Jeno yang kini menatap dirinya dengan tatapan terkejutnya
"Mark? Apa yang kau lakukan disini?" Tanya Jeno yang dengan cepat membawa Mark kedalam pelukannya
"Jaemin yang memberitahu ku." Balas Mark yang kini berada dalam pelukan Jeno, meski ia sedang dalam dekapan sang kaka tapi Mark sesekali mengintip kebelakang tubuh Jeno, mengintip tipis tipis sosok haechan yang masih berdiri dibelakang Jeno dengan pandangan yang terarah padanya
"Ya ampun Mark! Kenapa kau meninggalkanku terus heh!" Semprot Jaemin yang baru saja datang dan langsung menghampiri Jeno serta Mark yang masih berada dalam pelukan abangnya
"Hiks kau lama! Aku takut Abang terluka parah hiks!" Pecah sudah tangis yang sedari tadi Mark tahan. Jeno dan Jaemin nampak panik saat tangis Mark semakin keras menggema dihalaman belakang gedung lama sekolah mereka
"Sstt sudah ya sudah.. ini Abang baik baik aja lihat dek" bujuk Jeno dengan sesekali menepuk punggung mungil Mark pelan
Mark menuruti perkataan Jeno, dengan isakan kecilnya ia menatap wajah Jeno yang ternyata penuh lebam juga terdapat luka kecil disusut bibirnya dengan darah kering bersemayam disana
"Huaa bohong! Muka Abang banyak lukanya huaa! Berdarah hiks hiks!" Tangis Mark semakin keras, tubuh mungilnya kembali ditarik kedalam pelukan Jeno yang kembali menenangkannya begitu pula dengan Jaemin yang ikut menenangkan Mark yang sepertinya enggan menghentikan tangisannya
Sementara itu disisi lain, terdapat Haechan yang masih berdiri melihat pemandangan yang menurutnya sedikit lucu. Ya lucu, dimana adik dari Lee Jeno itu menangis dengan keras hanya karna luka yang berada di wajah sang kakak
Haechan tersenyum samar, dirinya menunduk sebentar untuk melihat luka serta lebam yang ia dapatkan dilengan yang kini sudah membiru.
"Akan ku beritahu Daddy! Kalau Abang luka karna berkelahi!"
Haechan kembali menoleh kedepan saat suara pria mungil yang berada dalam dekapan musuhnya itu berteriak kencang
"Lucu"gumamnya lirih, dengan cepat ia mengambil tasnya yang sebelumnya ia lemparkan kebawah pohon manggah disana.
Haechan berjalan menjauh, meninggalkan ketiga orang yang masih sibuk dengan urusan mereka, tanpa mengetahui bahwa kepergiannya mendapatkan pandangan penuh kekhawatiran dari salah seorang yang berada disana.
'ku harap dia baik baik saja' batin orang tersebut dengan rasa khawatirnya
Vote!!