Satu

8.2K 267 17
                                    

Di sebuah kamar hotel, terdapat dua orang pria yang sedang sibuk berbagi saliva mereka. Dengan ganas, pria di atasnya yang menggunakan kemeja putih dengan kancing yang hampir terbuka semuanya memperdalam ciumannya dengan menekan tengkuk pria di bawahnya. Keduanya begitu menikmati momen ini hingga sang pria yang berada di atas menghentikan ciumannya.

"Kev... jangan berhenti, terus cium aku..." pinta -Shane- dengan setengah memohon.

-Kevan- mengerutkan keningnya sedikit, "apa ada sesuatu yang terjadi hari ini? Kau terlihat sedikit berbeda." tanya Kevan sembari mencium pipi Shane.

Shane menganggukkan kepalanya, "ya, banyak hal yang terjadi sampai membuatku frustasi. Maka dari itu, cium aku..." kata Shane yang kemudian menyentuh rahang Kevan sensual.

Kevan memejamkan matanya, menikmati sentuhan lembut Shane. Ia menjadi lebih bergairah, dengan cepat ia mencium Shane lagi sedikit lebih brutal dari sebelumnya. Shane bahkan tak bisa mendominasi, ia hanya bisa pasrah menerima ciuman brutal Kevan.

Tak hanya ciuman, tangan kiri Kevan masuk ke dalam kaos Shane. Ia mengusap-usap perut Shane dengan sensual, sampai meremas pinggang Shane. Sorot mata Shane sudah menampakan gairah, begitupun dengan Kevan.

Aroma bunga mawar tercium dari lilin aroma terapi, membuat gairah Kevan bertambah. Matanya menggelap akan gairah yang membara, tubuhnya terasa panas, aroma feromonnya terpancar tanpa bisa di hentikan. Kevan tak bodoh untuk menyadari hal ini, dia tengah Rut.

Dengan sekali tarikan pakaian Kevan terlepas, ia kemudian mengangkat Shane kedalam pangkuannya. Shane melingkarkan tangannya di leher Kevan.

"Kamu sedang Rut?" Kevan menganggukan kepalanya.

"Mungkin malam ini akan terasa lama," ujar Kevan sembari menjilati leher Shane.

Shane meremang, ia merasa geli saat lidah panas itu menjilat lehernya. Setelah menjilat, Kevan memberikan kiss mark disana, memberikan sebanyak mungkin tanda kepemilikan di leher Shane.

"Shane, aku mencintaimu..." ucap Kevan yang kemudian mengecup lembut leher Shane.

Shane memejamkan matanya, ia menatap kearah langit-langit.

"Shane?" panggil Kevan karena tak mendapatkan balasan.

"Ya, aku tau..." jawab Shane lirih dengan tatapan datarnya.

Jleb

Kevan melebarkan matanya saat merasakan sesuatu masuk ke dalam tubuhnya. Ia langsung mendorong tubuh Shane, melihat raut datar Shane dengan tatapan mata yang terlihat begitu berat. Kevan sedikit bingung dengan ekspresi Shane.

Dalam hitungan detik, Kevan langsung ambruk. Ia menatap bertanya kearah Shane. Sungguh, apa yang dilakukan oleh kekasihnya ini? Kenapa tiba-tiba tubuhnya tidak bisa di gerakkan.

Shane menghela nafasnya berat, "aku sudah menepati janjiku, sekarang tepati janjimu."

Tiba-tiba saja seorang lelaki dengan balutan kemeja kebesaran keluar dari kamar mandi hotel. Ia berjalan mendekati keduanya, kemudian menatap kearah Kevan yang terbaring di atas kasur. Senyuman menggoda terulas di bibirnya, yang membuat Kevan merasa mual.

"Shane, siapa dia? Kenapa dia bisa masuk ke kamar ini!" Kevan bertanya dengan kesal.

"Aku benar-benar kesal karena kau terlihat menikmatinya. Ku pikir... kau tidak berniat untuk berhenti, jadi aku sudah menyiapkan plan lainnya." katanya dengan senyuman terulas.

"Berhenti basa-basi, sekarang tepati janjimu!" sentak Shane kesal.

Lelaki itu tertawa, ia kemudian mengeluarkan sebuah amplop coklat yang terlihat tebal dan memberikannya kepada Shane. Kevan tentu tak bodoh untuk menyadari hal ini, tetapi hati nuraninya tak kuasa untuk yakin jika saat ini kekasihnya tengah mengkhianatinya.

Enigma Obsession [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang