sae melamun dikamarnya mentap kosong kearah obejk apapun yang dia lihat.
seminggu telah berlalu sejak kejadian yang sangat membuat dirinya sangat trauma.
setelah kejadian itu, dia menjadi sering melamun dan memuntahkan segala makanan yang ia konsumsi.
manajernya sangat menghawatirkan kondisi sae yang semakin kurus dari hari kehari, ditambah dengan sedikitnya jumlah makanan yang ia konsumsi.
manajernya tidak tau apa yang menyebabkan sae menjadi seperti ini, kondisinya sangat buruk.
sae tidak berlatih dari seminggu yang lalu, pelatihnya sudah menyarankannya untuk pergi kerumah sakit, tapi sae menolaknya mentah mentah.
mereka bingung tentang perubahan kondisi sae yang tiba tiba seperti ini, bahkan manajernya sudah meminta sae untuk pulang dulu kejepang untuk menemui orang tuanya agar lebih baik tapi langsung ditolak juga oleh sae.
"sae-chan, waktunya untuk makan" manajernya masuk kekamar sae membawa makanan yang sudah ia siapkan.
manajer sae meletakkan makanan itu dimeja dan melihat kearah sae yang masih melamun dan tidak meresponnya.
"sae-chan" sentuhan manajernya pada tangannya membuat sae berjengkit kaget dan mundur berusaha melepaskan tangan manajer yang menyentuhnya.
manajernya sangat terkejut dengan reaksi yang sae berikan, sae sangat terkejut dah hampir terjatuh kalau saja tidak ada tembok disampingnya.
"m-maaf sae-chan, aku hanya membawakan makanan untukmu, aku tidak tau kau akan sangat terkejut"
"aku tidak lapar" kata sae pelan dan mengusap pelan tangannya dimana bekas manajer itu menyentuhnya.
manajer sae memperhatikan itu, tapi perkataan sae selanjutnya mengalihkan perhatiannya.
"kau bilang masa visa ku akan habis, kapan itu?" tanya sae.
"kurang lebih, 3 bulan lagi"
"aku akan pulang kejepang untuk memperpanjang visa ku seminggu lagi, supaya lebih cepat selesai"
"baiklah, aku akan menjadwalkannya. tapi sae-chan kau harus makan, kau belum makan dari tadi pagi, tubuhmu sudah sangat lemah"
"aku tidak ingin makan, besok saja"
"tapi-"
"diam, aku bilang aku tidak lapar. pergi sekarang" bentak sae marah.
"baiklah, aku akan meninggalkan makanannya disini, kalau kau lapar kau bisa memakannya"
sae dia tidak menjawab apapun yang manajernya itu katakan.
manajernya keluar dari kamar sae dan menatap sae sedih sebelum menutup pintunya.
sae duduk termenung menatap pintu kamar dengan tatapan kosong, tangannya mencengkram seprei erat.
"maafkan aku"bisiknya lirih.
seminggu lagi yang penuh neraka sudah terlewati, sae merasa hidupnya benar benar hancur.
Orang itu terus menerus mencoba menghubunginya dan memaksa untuk bertemu dengannya.
Sae menghindar tidak ingin melihat wajah pria itu lagi, orang itu mengancamnya lagi tapi sae beralasan kalau dia sangat sakit dan manajer serta pelatihnya mengawasinya dengan ketat.
Tentu saja pria itu tidak percaya dengan alasannya. Tapi sae, mengatakan padanya untuk bertanya kepada pelatihnya kalau tidak percaya.
Sae sudah mengatakan pada pelatih dan manajernya kalau dia tidak akan ikut latihan dulu sebelum kondisinya membaik. Jadi otomatis saat pria itu mencari tau dia hanya akan mendapatkan informasi tepat seperti apa yang sae katakan.

KAMU SEDANG MEMBACA
Ruined life
FanfictionBlue lock fanfiction cerita tentang kehidupan sae, dengan permasalahan yang ia hadapi yang membuat kehidupannya berubah selamanya.