Attention!!
CHAPTER INI MEMUAT KEKERASAN, PENYIKSAAN, PEMBUNUHAN, KATA-KATA KASAR, DARAH DAN ADEGAN MENJIJIKAN.
SEMUA TINDAKAN TERSEBUT TIDAK PATUT UNTUK DI TIRU! DAN ADEGAN YANG ADA DI CERITA HANYA SEBUAH KARANGAN!~Now enjoy the story~
𓆩♡𓆪༉‧₊˚🕯️🖤❀༉‧₊˚.
Di sebuah ruangan yang gelap, kaca-kaca ruangan yang membiarkan cahaya bulan masuk ke dalam ruangan gelap ini, memperlihatkan sesosok pria tinggi dengan postur tubuh tegap dan atletis, tangannya terangkat ke atas sembari mencengkram leher seorang manusia.
Manusia itu terlihat begitu kesakitan, air liurnya keluar, matanya melebar dan mengeluarkan air mata, mulutnya terbuka seakan-akan meminta izin untuk bernafas karena hidungnya tak bisa digunakan dengan semestinya.
Pria yang sedang mencekik manusia itu hanya menatap datar. Mata emas itu menatap datar sosok yang sedang ia cekik. Sorot mata tajam beradu dengan sorot mata kebencian milik korban. Tetapi, kebencian itu tak bisa menang dengan kebencian yang dimiliki oleh sang pria yang sampai tega membunuh keluarganya sendiri.
"A-anak sialan... a-aku me-nyesal... membiarkan muh... uhuk... hidup...!" katanya dengan susah payah.
Pria itu hanya tersenyum tipis, "akupun tidak menyesal melakukan ini, bajingan!" ujarnya dengan tegas yang kemudian dengan sekali genggaman leher orang itu patah, deru nafasnya langsung berhenti saat itu juga.
Merasa ayahnya sudah tidak bernyawa, ia kemudian melemparkan mayat ayahnya sembarangan hingga mengenai orang lain... ralat, maksud saya adalah mayat lain.
Pria itu menatap lautan mayat yang ada di ruangan ini dan ruangan di luarnya. Ia menatap puas, ia kemudian tertawa terbahak-bahak sebagai bentuk ejekan kepada mereka karena berakhir dengan begitu menyedihkan.
"Nah... sekarang giliranmu..." pria itu menatap kearah sesosok pria mungil yang terduduk lemas di ujung ruangan.
"Hiks... Kev-kevan... kumohon maafkan aku, aku bersalah, aku bersalah, kumohon maafkan aku. Tolong maafkan aku! Aku menyesal, tolong jangan sakiti aku, hiks... huwaaa..."
Pria itu -Kevan- hanya menatap datar, tak peduli akan permohonannya dan rengekan meminta ampunan.
"Berhentilah menangis, tangisanmu terdengar menjijikan!" Kevan kemudian menodongkan pistolnya kearah lelaki itu.
Lelaki itu semakin mengeraskan tangisan, "Huwaaa aku mohon maafkan aku Kevan... hiks... sungguh aku tidak terlibat aku hanya di paksa hiks... maafkan aku, jangan bunuh aku... Kevan, ku mohon aku tidak bersalah... maafkan aku hiks..." dia sampai bersujud untuk memohon atas nyawanya.
Kevan hanya menatap datar dan tajam. Ia kemudian menyimpan pistolnya dan berjalan mendekat kearahnya.
"Apa maksudmu dengan kamu tidak bersalah? Kamu jelas-jelas terlibat oleh mereka!" tanya Kevan dengan tangan yang menarik rambut lelaki itu.
Lelaki menggelengkan kepalanya dengan wajah yang basah akibat air matanya. "Maaf hiks... aku menyesal, kumohon biarkan aku hidup... Kevan... disini ada anakmu, hiks... kumohon jangan sakiti aku..." dia memohon sembari menyentuh perutnya yang sudah membesar.
Kevan menatap datar, ia kemudian menendang perut besar sang lelaki hingga jeritan nyaring menggema di ruangan gelap ini.
"Apa dengan adanya anak disini aku akan bersikap lembut? Tidak akan. Aku tidak akan mengakui ini adalah anakku. Aku hanya akan mengakui anak dari perut Shane sendiri! Ingat... HANYA SHANE!" sang lelaki semakin berteriak histeris saat Kevan menginjak perutnya. Tangannya yang berlumuran darah berusaha menahan injakan kaki Kevan itu.

KAMU SEDANG MEMBACA
Enigma Obsession [BL] || END
Fantasi❗Bl/Boys love/BxB/Homo/Gay❗ Cr pict: Pinterest DILARANG KERAS PLAGIAT!! [SLOW UPDATE] Kisah seorang Alpha yang jatuh cinta kepada seorang Beta. Rasa cinta yang di tentang oleh kedua belah pihak keluarga karena alasan 'kasta' dan juga 'gen'. Tapi, ba...