56. Jejak Kelam

2.4K 189 27
                                    

Berhubung cerita ini dan Throwback otw tamat, tanggal 1 Desember nanti aku bakal publish cerita baru. Kira-kira kalian ada request nggak? Misal pengin aku nulis trope marriage life (lagi) atau office romance gitu.

Komen ya!


BTW chapter ini panjang banget dan agak bikin kezallll.
































Kejadian itu berlangsung sangat cepat—seperti jarum jam yang berpindah dari satu angka ke angka lainnya. Nada bahkan seolah tidak diberi kesempatan untuk mengambil tindakan. Tahu-tahu saja Inez sudah ambruk tepat di seberangnya—tempat di mana ia nyaris jatuh karena dorongan perempuan itu. Dan yang kemudian Nada lakukan setelah memungut kesadaran, ia jatuhkan diri—bersimpuh di sebelah Inez.

""Fool! What have you done to my daughter?!" Indra berseru murka.

Kepala Nada terangkat, bisa ia lihat salah satu anak buah Indra—yang barusan menembakkan timah panas ke punggung Inez—tampak merasa bersalah. Tapi detik setelah si bodguard menunduk seraya menghaturkan maaf, sosok jangkung yang sangat familier di mata Nada muncul sembari menyerukan nama Inez.

"Nez!"

Deg!

Itu Janu.

Mantan suaminya.

Untuk sepersekian detik, netranya beradu dengan netra elang pria itu.

"Stop!" sergah Indra begitu menyadari keberadaan Janu.

Perhatian Janu teralih pada Indra, melempar senyum tipis. "Hi, Om. Long time no see."

"Sejak kapan kamu ada di sini?" hardik Indra, dengan mata menyalak murka.

"Sejak 33 tahun yang lalu," balas Janu, santai. Lalu bapak satu anak itu menoleh ke belakang—meminta Hanz dan dua anak buahnya yang lain mendekat. "Bawa Inez ke rumah sakit. Sekarang."

Perintah mutlak dari Adhiyaksa nomor satu langsung diindahkan oleh para bawahan.

Nada segera menyingkir—membiarkan mereka membawa Inez. Kemudian ibu satu anak itu bangkit, melirik Janu—yang dengan satu tangan dimasukkan ke saku celana—berjalan mendekatinya, lalu berhenti di depannya—seolah melindunginya. Nada menatap punggung kokoh yang menjulang tinggi di hadapannya sambil menggigit bibir bawah.

"Raf, siapkan mobil!" titah Indra.

Pria berbadan tegap—yang berdiri tidak jauh di belakang Indra—mengangguk. "Baik, Pak."

Tanpa memedulikan Janu—yang masih menatapnya terang-terangan, Indra berlalu begitu saja. Dan bisa Nada lihat gurat khawatir yang tersamarkan oleh tatapan tajam pria itu. Sebenarnya ada apa? Kenapa tiba-tiba Indra Atmaja mengundangnya? Bukankah keluarga pria itu telah memutus hubungan antar klan Koentjoro? Tapi, kenapa ....

"Nad, you okay?" Nada khawatir yang terselip dalam suara pria di depannya menyadarkan Nada.

Bergegas ia minimalisir mimik wajah dan mengangguk.

Repair [TAMAT]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang