That Fox

134 20 9
                                    

Seorang bocah lelaki berusia 8 tahun sedang bermain sendirian di halaman belakang rumahnya.

"Hing hing~"

Ketika sedang fokus menyusun ranting kayu, dirinya mendengar sebuah geraman lirih dari balik sebuah pohon besar. Ketika diperiksa, ternyata suara tersebut berasal dari seekor rubah kecil yang terlihat lemas.

"Kau kenapa— wow tenanglah, aku tidak akan menyakitimu." Rubah itu mundur secara tiba-tiba, tetapi karena tubuhnya lemah jadi rubah itu terbaring lagi. "Kau belum makan? Hm... sosis untuk makan siang tadi masih ada tidak ya? Tunggu disini rubah kecil."

Anak itu berlari ke dalam rumahnya dan kembali dengan potongan sosis berukuran sedang. Rubah itu mengendus terlebih dulu bau dari sosis yang dibawa anak itu kemudian memakannya dengan lahap. Anak itu tidak takut jika dirinya terluka, justru ia merasa geli ketika telapak tangannya sesekali bergesekan dengan gigi-gigi tajam rubah kecil itu. Sosok kecil berbulu itu juga tampak suka ketika anak itu mengelus tubuhnya.

"Hoonie~ tadi lihat sosis di meja makan tidak? Mau eomma makan."

Alih-alih menjawab pertanyaan tersebut, anak itu dengan riang berseru kepada ibunya. "Eomma eomma, Hoon melihat hewan lu— eh kemana ya?" Anak itu menoleh ke sekitarnya dan mendapati bahwa rubah itu bersembunyi di semak-semak. Sepertinya hewan kecil itu cukup takut melihat ibu dari anak itu.

"Hoonie lihat hewan apa?" tanya sang ibu. Sang anak menggeleng tidak jadi bercerita. "Sosisnya tadi Hoonie makan?" Kali ini anak itu mengangguk karena memang dia memakan sedikit sosis tadi. Sang ibu mengusap rambutnya lembut. "Lain kali kalau mau minta lagi bilang dulu, oke?" Anak itu mengangguk lagi. Kemudian ibu dari anak itu kembali masuk rumah.

Anak itu menghampiri semak-semak. Ia melihat ada sebuah lubang yang cukup besar di pagar rumahnya yang tertutup semak itu. Rubah kecil itu menghampirinya lagi. Bulunya merah dan lembut ketika anak itu elus, telinganya tegak runcing, dan ekornya mengibas tanda senang.

"Namaku Kim Junghoon. Bagaimana kau bisa sampai sini? Kata eomma, rubah harusnya tinggal di hutan." Entah mengerti atau tidak, rubah itu masih mengusapkan tubuhnya di pangkuan anak itu.

Tiba-tiba rubah itu bangkit dari kegiatan berbaringnya dan tampak bingung seperti hendak keluar. "Kau akan pergi? Pasti kau sudah dicari orangtuamu." Anak itu terlihat sedih. Seakan mengerti perasaan anak itu, rubah itu menggesekkan moncongnya ke hidung pemuda itu. "Hei, itu geli, haha. Oke oke kau harus pulang."

Setelahnya rubah itu pergi ke lubang di balik semak.

"Sampai jumpa lagi, rubah kecil!"

Keesokan harinya, anak itu menemukan setangkai bunga di bawah pohon besar tempatnya menemukan rubah kemarin. Kata ibunya, bunga itu hanya bisa ditemui di hutan. Di belakang perumahan mereka memang terdapat sebuah bukit dan juga hutan. Cukup sulit untuk mendapatkan bunga itu karena tempatnya cukup tersembunyi. Sepertinya rubah kecil yang ia tolong kemarin memberinya hadiah. Dan keesokan harinya lagi hingga seterusnya ia tidak melihat rubah itu lagi.

***

Sepuluh tahun berlalu dan anak itu berubah menjadi seorang remaja yang tampan namun juga manis dan disukai banyak orang.

"Hoonie, tolong antarkan kue ini untuk tetangga baru kita." Junghoon hanya mengangguk dan membawa sebuah kotak berukuran sedang berisi kue yang telah ibunya buat. Junghoon menuju sebuah rumah yang selesai dibangun bulan lalu namun baru benar-benar ditempati kemarin. Sebelumnya tempat itu berupa rumah tua yang telah lama terbengkalai. Seseorang datang dan berkata jika ia akan merenovasi total rumah tersebut dan akan menempatinya bersama keluarganya.

Tok tok tok

Junghoon mengetuk pintu rumah itu. Tak lama pintu terbuka dan seorang pemuda menyambutnya. Namun entah mengapa Junghoon merasa tidak asing dengan pemuda itu. Apalagi tatapan matanya, mengingatkan Junghoon pada sesuatu.

That FoxTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang