1 step forward and 3 steps back

6 2 0
                                    

Amsterdam, 2019
***

sunday night after a rainy day
I delete all your pictures
I walk away from you

Little did I kbow, love is easy
But why was it so hard?
It was like never enough

Itulah sebuah adjektifa yang tepat untuk mendeskripsikan bagaimana perasaan Ara malam itu, disaat ia sedang berantem hebat dengan kekasihnya. Mereka sudah menjalin hubungan selama 2 tahun dan saat ini akan mencapai tahun ketiganya, namun mereka masih saja meributkan hal-hal sepele seperti sediakala.

Yes, I love but i can't
So I am letting you go now and baby one day
When you finally found what you want
And you're ready to open your heart to anyone
Don't push people away agin
Easier, I know, but it's also very lonely

Ara menitikkan air mata, entah sudah keberapa kalinya ia menangis malam itu, hari itu saat kekasihnya menyuruhnya untuk meninggalkannya. Bukan itu yang Ara mau.

Malam itu saat ara pulang selesai kegiatan kampus ia hendak untuk mengabari kekasihnya, namun ada sedikit perbedaan perlakuan kekasihnya dan Ara tau kekasihnya sedang tidak baik baik saja.

Ara dengan perasaan gundah cepat cepat mencari ponselnya dan mengabari kekasihnya. Ara bertanya-tanya apa yang terjadi dengan kekasihnya belakangan ini? Ia sangat khawatir dengan keadaan Rei, kekasihnya. Rei adalah mahasiswa semester 7 yang sedang menghadapi ujian sebelum semester berakhir.  Ara tau kekasihnya sedang stress menghadapi ujian, Ara hanya ingin menghibur Rei tanpa ada niatan untuk malah membuat keadaan mereka semakin runyam. Namun takdir berkata lain, lihat saja mereka sekarang. Berakhir dengan berantem hebat karena saling tidak memahami satu sama lain dengan apa yang mereka sama sama inginkan.

Ara adalah tipe yang ingin tau, dan akan selalu menanyakan keadaan orang saat orang tersebut tidak baik baik saja. Ara adalah orang yang sangat sensitif terhadap perasaan orang lain dan sangat perhatian dengan itu. Apalagi dengan kekasihnya, ia tidak ingin kekasihnya merasa sendirian dikala kekasihnya sedang stress, gundah, marah, dan kecewa.

Dan Rei, Rei adalah tipe orang yang akan bersembunyi dan tidak mau  mengutarakan perasaan dan isi hatinya. Ia akan kembali lagi saat dia sudah merasa baik-baik saja dan akan menceritakan kembali apa yang terjadi kepadanya saat setelah dia sudah berdamai dengan dirinya sendiri. Begitulah keadaannya, kacau, sangat kacau.

Mereka menyayangi dan mencintai satu sama lain, namun mereka sama sama masih belum memahami cara mengutarakan kasih sayangnya satu sama lain agar dapat saling diterima oleh mereka masing-masing. Itulah akar permasalahannya.

***

"Mau mu itu apasih Rei?  Ngomong ke aku, aku ga akan tau kamu kenapa napa kalau kamu ga ngomong Rei"
Ara masih saja menanyakan hal itu terhadap Rei, vhanya diam saja karena mereka sama-sama masih tersulut emosi satu sama lain.

"Apalagi sih ra? Aku udah bilang kalo aku daritadi udah capek, aku lagi ga mood ribut ya sama kamu ra"
Rei lelah, sangat lelah dan sangat berharap mereka tidak berujung ribut seperti biasanya. Namun Ara tetap memaksanya untuk angjat bicara tentang perasaannya saat ini.

"Kamu tuh kenaoa sih? Ngehindarin ngomong sama aku? Dari tadi aku chat kamu panjang lebar tapi ga kamu jawab loh, aku tau kok sebenernya kamu masih pegang hp kan?"

"Aku kan udah bilang ra, aku lagi ga mood, kenapasih kamu selalu maksa aku buat open up my feelings? Aku ga suka ra, skrng aku tanya nih. Emang pernah aku nanyain kamu waktu marah? Engga kan?"

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Nov 30, 2023 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

I Love You but I'm letting goWhere stories live. Discover now