Bagi Keenan menjadi anak bungsu bukanlah hal yang mudah, ia selalu mendapat tekanan dari keluarga dan teman temannya, ditambah ia adalah anak yang multitalent dan banyak digemari oleh teman teman sekolahnya.
"Keenan, bisa bantu memasak untuk kakak kakak mu?" Kata yang setiap pagi terucap oleh ibunya. Sungguh melelahkan ketika Keenan harus mengerti dan dapat melakukan segala hal dalam keluarganya yang selalu mengandalkannya. Menurut Keenan, rasanya seperti dunia terbalik!
Sama halnya seperti gadis remaja pada umumnya, Keenan sangat senang sekali dengan memasak dan mendengarkan musik. Baginya, itu adalah hal yang sangat menyenangkan dan mengembalikan suasana hatinya. Namun, ada satu hal yang paling ditakuti oleh Keenan, yaitu sisi lain dibalik senyum manis Kamal yang ia beri nama "Kilian". Alter ego dari Kamal yang kerap menganggu malam Keenan namun ia tetap dengan senang hati membantu Kamal hingga sembuh dari gangguan dan segala traumanya.
Lembut sekali wahai dirimu Keenan, membantu dan mengutamakan jiwa lain dan melupakan perihal dirimu yang juga rapuh.
Tidak jauh beda dengan Keenan, seorang Kamala Adnan yang selalu mengoleksi banyak piala dan medali dari berbagai lomba Kimia, baik nasional maupun internasional. Sungguh membanggakan bagi Kamal untuk dapat meraih semua hal itu.
Kamal percaya bahwa masa mudanya akan lebih penting ketika ia gunakan untuk memenangkan banyak perlombaan daripada hang-out dan membuang waktu untuk hal yang tidak penting. Padahal sebagai remaja tentu Kamal juga harus bersosialisasi dengan lingkungan sekitarnya.
Kamal mengidap gangguan kepribadian ganda, dimana ia memiliki alter ego, utamanya adalah perubahan antara dua pribadi yang terpisah.
Kilian, nama panggilan yang diberikan Keenan untuk sisi lain dari Kamal. Ia sangat kasar, buruk dalam memperlakukan Keenan dan sangat membenci Keenan yang seolah olah ia tak lagi membutuhkannya
Bagaikan bukan sebagai Kamal yang Keenan kenal. Kamal yang selalu betutur kata lembut dengan perlakuan Kamal yang seolah olah Keenan adalah satu satunya wanita yang ada dalam hidupnya, Kamal yang selalu penuh senyuman dalam setiap harinya, Kamal yang selalu membantu Keenan mengerjakan tugas tugas dan membantu Keenan dalam menjalani hari harinya.
Sangat buruk bagi Kamal ketika ia harus kembali mengingat masa itu. Kamal membutuhkan bantuan Keenan, namun Keenan juga tidak dapat berdamai dengan Kilian. Sungguh rumit untuk keduanya dalam mempertahankan hubungan pertemanan mereka, harus dihantui dengan banyak mimpi buruk dan harus berakhir sebelum mereka menemukan mimpi indahnya.
"Hei Nan, aku selalu teringat olehmu ketika melihat bangku sudut kelas yang telah kosong, tak terisi lagi dengan mu yang selalu melambaikan tanganmu padaku ketika aku melewati kelasmu. Aku selalu merindukan kau yang selalu bersemangat ketika menyuruhku mendengarkan lagu favoritmu. Dan seluruh album dari penyanyi Nadin Amizah akan menjadi saksi dalam hidupmu, Nan"
~
Kota Surabaya sedang diguyur hujan dengan sangat derasnya membuat Kamal semakin mendalami perasan sedihnya. Kamal kembali memutar lagu dengan volume cukup keras, sehingga membuat suara hujan diluar sedikit tersamarkan.
Sudah satu jam berlalu Kamal duduk melamun di balkon kamarnya dan hanya melamun, mendengarkan lagu favorit melalui earphone usang berwarna putih yang ia beli saat masih duduk di bangku SMA dan hanya membolak balikkan sebuah diary notes yang berisikan kisah nya dengan Keenan beberapa tahun yang lalu. Buku itu ia tulis sendiri menggunakan berbagai macam warna spidol dan sesekali ia menempelkan foto berdua dengan Keenan, ketika masih bersama.
KAMU SEDANG MEMBACA
Nanti malam, jangan hilang ya?
Short Story"Keenan, aku selalu merindukan bagaimana kau mengubah hujan badaiku menjadi pelangi yang indah, bagaimana kau selalu berdiri disampingku dan memeluk hangat jiwa ku disaat aku sedang berantakan. Kita ulang dari awal ya Nan? banyak yang harus aku samp...