Apo berpikir ribuan kali sebelum akhirnya membuka channel Onlyfans. Hasilnya, akal sehat kalah dengan keadaan darurat.
Waktu itu, usaha toko bunga milik orangtuanya bangkrut dan rumah mereka nyaris disita. Apo mencoba berbagai cara. Waktu itu statusnya belum diangkat sebagai karyawan tetap, masih honorer. Waktu itu, ia masih harus kerja sampingan sepulang kantor. Barista, fotografer pernikahan, kurir. Ia bahkan tidak sesibuk itu saat kuliah.
Akhirnya, ketika Apo sadar itu semua tidak akan cukup, ia teringat ucapan mantannya dulu "Kamu erotis sebenernya."
Dulu, Apo menganggap itu sebagai hal yang tidak pantas. Terkesan vulgar. Tapi, siapa sangka, itu menjadi jalan keluar dari masalahnya.
Dulu, Apo pikir segalanya sudah sangat aman. Sejak awal ia memulai channgel onlyfans, semua sudah diperhitungkan, seperti caranya menghandle pekerjaan sebagai auditor.
Awalnya hanya foto erotis, lalu video memuaskan diri sendiri. Semuanya ia lakukan dengan menutupi wajahnya. Rapat.
Tapi siapa sangka, luka di tulang selangka bekas ia jatuh saat SMA membongkar segalanya.
Apa ada penyesalan? Ada, tapi sedikit. Tapi ya, siapa sangka... Orang itu adalah Mile yang terkenal paling berpengaruh.
Mobil Apo parkir di sebelah Land Rover hitam. Ia berkali menarik napas sebelum akhirnya keluar mobil lalu melangkah ke villa luas itu.
Sepi, tidak ada orang ketika ia mengetuk pintu yang terbuka. Ia sudah ingin berbalik badan dan pergi, namun terdengar langkah seseorang mendekat.
"Semua karyawan udah gue suruh pulang." Mile berpakaian rapi (walau menggunakan sandal) datang dengan ponsel di tangan.
"Kenapa?" Apo sadar, itu pertanyaan bodoh.
Lihat saja, bagaimana Mile mengernyit lalu menjawab "Karena lu akan dateng."
Apo mendengus "So cocky." Walau memang benar, akhirnya Apo datang.
Mile menggedik bahu "I am right, anyway." Ia meminta Apo mengikutinya ke dalam.
Untuk mengurangi gugup, Apo mengikuti sambil melihat sekeliling. Villa itu besar, bahkan jika mau, bisa dijadikan tempat menginap acara kemarin. Tidak perlu menyewa resort di bawah. Dan mungkin, Mile tidak perlu ikut beramai-ramai menginap di sana.
"Tenang, nggak ada siapa-siapa." Ucapan Mile mengingatkan Apo tujuan utamanya kemari.
"Ayo kita selesaikan ini secepetnya." Gumam Apo.
Langkah Mile berhenti, ia berbalik menatap Apo lalu tersenyum "Oh, sorry, nggak bisa secepat itu. Gue ada online meeting." Mile menunjukkan layar ponsel, zoom meeting berlangsung di sana.
"Apa?" Apo tertawa getir melihat aipods terpasang di salah satu telinga Mile. "Okay, gue tunggu di sini." Ucapnya menunjuk sofa.
Mile menggeleng "No, you will be bored."
Apa maunya orang ini? Apo tidak suka ini. Apo tidak suka Mile mengambil kontrol segala sesuatu di sekelilingnya. Termasuk Apo sendiri.
"Meeting-nya akan selesai kira-kira 30 menit lagi. Boring sih sebenernya. Supaya kita nggak bosen..." Mile melangkah hingga berjarak hanya sejengkal dengan Apo "...you better entertain me there."
Apo mendorong Mile "Lu gila!" desisnya. Sungguh, ia takut Mile sedang mode unmute di Zoom meeting.
Bagaimana caranya Apo tidak panik? Segila-gilanya dia membuat konten, orang tidak pernah tahu identitas aslinya.
"Atau... lu mau live show?"
Apalagi live show?
"Cukup. Gue nggak suka main-main." Apo berucap dingin.
Mile beranjak ke kamarnya lalu kembali dengan satu buah kotak "Hadiah."
Ada yang salah, pasti. Perasaan Apo tidak bisa dibohongi. Dan betul saja, ketika ia menerima kotak itu dan membukanya... lube dan vibrator berwarna pink.
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
"It suits you."
Apo tidak membantah. Dan suaranya semakin tenggelam saat Mile merogoh saku dan mengeluarkan sesuatu dari sana.
"Remote-nya gua yang pegang."
Sungguh, Apo merasa itu bukan remote vibrator, tapi remote atas dirinya. Dengan kata lain, Mile yang akan mengambil kendali penuh. Itu jauh dari apa yang Apo bayangkan.
"Mendingan gue pulang." Cepat, Apo berbalik badan.
"Gue bisa lunasi rumah orangtua lu dalam satu hari."
Ucapan Mile menghentikan langkah Apo yang berbalik menatapnya "Jadi lu stalk gue?"
"Loh, dari awal lu udah tau itu."
Betul. Seharusnya melihat seberapa santai Mile mendesaknya, Apo bisa memperkirakan dari awal.
Mile yang tersenyum membuat Apo sadar, hal seperti ini sepele bagi seorang Romsaithong. Dan ia tidak sanggup membayangkan bagaimana hidupnya bisa dijungkirbalikkan dalam satu hari. .
.
.
Ini di luar dari segala perkiraan Apo. Tidak pernah terbayangkan sebelumnya ia akan melakukan ini di depan orang lain. Terutama Mile.
Saat ini, bungsu Romsaithong itu duduk di meja kerja dengan laptop di depannya, sementara mata menatap tajam pada Apo.
Cowok itu berdiri dengan menggenggam vibrator di tangan. Situasi yang sama sekali tidak pernah ada di bayangan Apo.
"Terima kasih atas pemaparannya." Mile jelas bicara pada layar, walau ekor matanya masih menatap Apo "Tapi jujur, saya berekspektasi kita bergerak lebih cepat."
Apo tahu, ucapan terakhir itu juga ditujukan untuknya.
Dibutuhkan beratus-ratus pikiran untuk akhirnya Apo membuat channel Onlyfans. Namun, hanya dibutuhkan satu tatapan Mile kembali padanya, dengan jari yang menghitung setiap detik yang berlalu di sana.
Seolah hitungan sebelum seseorang menarik tuas pistol memulai perlombaan. Lomba untuk membuktikan, apakah semua ini sepadan?
.
.
.
Mohon maaf kalo update lama, jauh dari perkiraan 😶
Chap 🔞 full ada di Trakteer & KK. link-nya ada di conversation.
Hasil koin akan didonasikan ke saudara-saudara di Palestine ya.