10.

12.5K 1.2K 36
                                    


..


Di dalam mobilnya. Zuya khawatir pada George. Bagaimana jika remaja yang Ia anggap sebagai teman barunya itu, terkena masalah?

"Pak."

Supir itu menjawab panggilan Zuya. Menanyakan apakah ada hal yang di inginkan oleh Anak dari majikannya.

"Kalo balik ke sekolah lagi, bisa ngga?"

Sang supir terdiam. "Ada yang ketinggalan, Azura?"

Zuya menggigit bibir bawahnya. Dan mengangguk pelan. "Iya ... bisa kan Pak?"

Supir itu mengangguk dan tertawa kecil. "Iya bisa, tapi puter balik dulu ya, di depan itu."

Zuya mengangguk dan tersenyum. Semoga Dia tak terlambat untuk menjemput George.

Dia tak mau teman barunya kenapa-kenapa.

Ketika sampai di tempatnya. Ziya segera membuka pintu dan keluar dengan cepat.

Kembali ke tempat awal di mana tadi Ia di hentikan Declan. Tapi, bukannya menemukan George. Dia malah melihat Declan tengah berpelukan dengan Fino.

Dia menarik nafas dalam. Menekan segala ingatan yang tiba-tiba muncul di kepalanya.

Segala kenangan buruk di mana Fino dan Declan berpelukan di dalam mobil. Atau saat di mana, Ia sadar mobil besar menghantamnya, hingga tubuhnya remuk dan tak bisa mendeskripsikan lagi bagaimana rasa sakitnya.

Zuya terpaku di tempat.

Selain itu, Hatinya nyeri. Dan membuatnya cukup kehilangan keseimbangan.

Tangannya gemetar dan lidahnya kelu.

Matanya memburam, dan turun, selaras dengan kakinya yang tak bisa menopang lagi tubuhnya untuk berdiri.

Dia terjatuh di tempat.

"Azura!"

Sayangnya, Azura harus menghantam lantai yang keras nan basah akibat grimis.

Andai saja Ia tak kembali untuk mencoba melihat keadaan George.

Zuya mungkin tak akan terjatuh di sini.

Zuya mungkin tak akan membuat otaknya, kembali mengalami trauma hingga dadanya sakit kembali.

Zuya mungkin tak akan terbaring di lantai dengan supirnya yang khawatir padanya, lagi.

Zuya mungkin...

..

Semua Orang berkumpul. Rosa sedari tadi menggigit jarinya. Bersama Raon yang sedari tadi menenangkannya.

Leon, Max atau bahkan Wilona juga sama frustasinya. Cukup seminggu yang lalu Adiknya kembali dari Rumah sakit. Sekarang harus terbaring lagi di sini.

Rosa tentu begitu khawatir padanya. Karna jika Anaknya kambuh. Mungkin segalanya akan menjadi buruk kembali.

Dia tak ingin Zuya seperti dahulu. Dia ingin Zuya bertingkah seperti beberapa hari terakhir ini, tanpa membuat mereka gundah dan khawatir, serta bersedih.

"Maaf Ma, Andy baru selesai extra." Rosa mengangguk. Membiarkan Andy menaruh tas sekolahnya di atas kursi tunggu.

"Zuya masih di periksa?"

Azura (New seasons)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang