Pagi menjelang, terlihat dari jauh Mentari sedang menampakkan sinarnya. Cahayanya merekah menusuk jendela besar rumah megah dibawah sana. Lia terbangun ketika sinar mentari mulai naik menyinari wajahnya. Ia berpaling menghindari sinar itu, menghadap ke satu sisi yang kosong disana. Kemudian jadi teringat dengan kejadian semalam.
"Astaga, memalukan sekali. Dasar menyebalkan" Gumamnya sembari menarik selimut menutupi wajahnya sendiri.
Lia harus apa ketika bertemu dengan Chris?. Ia benar-benar merasa malu dan kesal pada suaminya itu. Namun kekhawatirannya sirna ketika ia ingat kalau suaminya jarang sekali berada dirumah. Lia jarang sekali bertemu dengan Chris meski mereka satu atap. Setidaknya kini hal itu membuat Lia sedikit lega.
Sebagai seorang pemilik perusahaan jasa ekspedisi, Chris memang terbilang sibuk. Ia membawahi banyak kantor cabang di beberapa kota yang mengharuskannya memantau langsung ke lapangan. Tanggung jawabnya sangat besar. Apalagi beberapa tahun terakhir, Chris mulai menjalankan bisnis sampingan bersama beberapa temannya. Dibawah perusahaannya, ia juga menyelundupkan barang-barang ilegal dan black market dalam skala yang cukup besar lewat jasa ekspedisi yang ia kelola.
Selama ia menjalankan bisnis berbahaya itu, beberapa kali sempat ada kendala yang menghambat prosesnya. Karena adanya pemeriksaan rutin dari pihak berwajib. Namun seperti yang kita semua tahu bahwa di negri dimana kaki manusia dipijak, uang bisa membeli segalanya. Hukum saja bisa dibeli, apalagi hanya untuk sekedar melancarkan bisnis gelapnya, Chris mengaku itu sangat mudah diatasi. Dengan memberi amplop pelicin pada setiap pihak yang bertugas, Chris langsung bisa melancarkan kembali bisnisnya. Ajaib bukan?
Dengan begitu, kekayaan Chris terus bertambah pesat dalam waktu singkat. Sementara Lia tentu tidak mengetahui bisnis gelapbyang dijalankan Chris. Ia hanya tahu kalau suaminya mengelola jasa ekspedisi biasa. Dirinya tidak pernah tahu banyak tentang suaminya.
"Jadi, siapa laki-laki itu?" Sindir Chris dengan raut penuh amarah.
Sambil berkonsentrasi mengemudikan Jeep miliknya, Chris mengawasi setiap pergerakan ekspresi wajah Lia. Istrinya itu baru saja ia paksa pindah dari mobil anak buahnya. Satu jam yang lalu ia mendapat laporan dari anak buahnya bahwa istrinya sedang kencan disebuah caffe bersama seorang pria. Kemudian ia memerintah kedua anak buahnya itu untuk membawa paksa Lia dari sana. Setelah Lia kini bersamanya, kedua anak buahnya itu menjalankan tugas berikutnya. Tanpa Lia tahu, pria yang baru saja kencan dengannya itu sedang disiksa habis-habisan disebuah tempat.
"Dia bukan siapa-siapa ku!" Lia tak perlu menjelaskan apa-apa, karena ia hanya bosan dan memilih berkencan dengan sembarang orang yang ia kenal melalui akun sosial media miliknya.
"Bukan siapa-siapa tapi sepertinya tadi kau sangat menikmati waktu kencanmu!"
"Tidak seperti yang kau kira."
"Tidak usah mengelak, semua sudah jelas. Beberapa kali kau pergi bersama pria yang berbeda. Terakhir kau menemui pria di klub malam, dan hari ini? Secara terang-terangan kau menemuinya di caffe siang bolong begini!"
Lia tak berkata apapun. Ia hanya terdiam.
"Aku tidak akan pernah tinggal diam, Lia. Satu aja pria berhasil menjamahmu, akan ku pastikan dia mati!."
Lia merinding mendengar ancaman dari mulut Chris.
"Apa pernah sekali saja kau berpikir kenapa aku melakukan ini semua?"
Chris tak menjawab, ia membanting setir ke kiri dan menghentikan mobilnya. Chris terlihat...entahlah. Menahan amarah, kesal, dan... kecewa?.
Chris langsung menahan kedua tangan Lia dan menggenggamnya dengan kasar. Memajukan wajahnya perlahan ke wajah Lia.

KAMU SEDANG MEMBACA
GONE || Mature || 21+ [TAMAT] ✔️
Fanfiction⚠️ 21++ , hanya untuk dewasa ⚠️ ‼️Full adengan dewasa‼️ Bocil dilarang mendekat, atau dosa silahkan tanggung sendiri 😌