HIM #6

2.5K 160 0
                                    

HAPPY READING 💎

"Wait wait wait. Pak manager, apa aku tidak salah dengar? Jadi staff bagian penerjemah untuk 3 konser Seventeen?" Pekik Arin terkejut dan tidak percaya dengan penawaran yang diberikan oleh Manager Kim. Manager Seventeen.

Setelah dipaksa oleh Joshua dan Minghao, kini Arin berada di ruang tamu penginapan bersama beberapa anggota Seventeen dan staffnya.

"Benar, Arin-Ssi. Kamu tidak salah dengar" sahut Manager Kim meyakinkan Arin.

Mimpi apa gue semalem?, Batin Arin.

"Kurasa kalian salah pilih orang, bagaimana bisa aku?" dalih Arin yang meragukan kemampuannya sendiri.

"Kami tidak salah orang, kami sudah liat profilmu sebelum memutuskan ini"

"Hah!?"

"Kamu mahasiswa di Universitas Istanbul yang sudah menguasai lebih dari 8 bahasa di dunia, benar kan?"

Scoups, Hoshi, Woozi, The8 dan Joshua yang berada di dalam ruangan yang sama dengan Arin dan Manager Kim tampak membelalakkan mata karena kagum dengan profil Arin.

"Wow! Dalam waktu beberapa menit aja mereka udah tau siapa gue?!" desis Arin menggunakan bahasa Indonesia. Sehingga tak dapat dipahami oleh mereka.

"Bagaimana Arin-Ssi?" tegur Manager Kim.

"Kupikir kalian terlalu mudah percaya padaku kan? Bagaimana kalau aku sebenarnya sasaeng?"
tantang Arin.

"Sepertinya, tidak ada sasaeng yang sepertimu Arin-Ssi," timpal Scoups yang mungkin maksud sebenarnya adalah 'Sasaeng mana yang bodoh dengan mengaku di depan idol dan managernya secara lansung kan?'.

Manager Kim meraih sebuah kertas yang berada di atas meja dan membacanya kembali.

"Arin-Ssi, kami sudah melihat data dirimu. Kamu adalah mahasiswa di Universitas Istanbul yang berasal dari Indonesia, anak dari seorang rektur dari Universitas ternama di Indonesia, memiliki bakat menyanyi, menulis, hoby menonton drama, dan going seventeen. Nama akun media sosi-

"Maaf, Pak manager. Sepertinya tidak perlu disebutkan lagi. " sela Arin dengan hati-hati.

"Benar kan, itu data dirimu? "

Arin mengangguk pelan. Bisa-bisanya mereka tau biodata Arin lebih lengkap dari pada yang teman-temannya ketahui selama ini.

"Jadi, bagaimana? "

Arin menghela nafas pelan sebelum akhirnya menjawab, "Begini pak Manager, saya harus memastikan beberapa hal sebelum menerima tawaran kalian. "

"Katakanlah, "

"Kalau aku setuju, apa kalian akan memberikan aku waktu untuk melaksanakan sholat 5 waktu? Kebetulan aku seorang muslim " jelas Arin dengan berani.

"Tentu saja, sudah menjadi kewajiban menoleransi agama setiap orang kan?" Jawab Manager Kim yang langsung disambut anggukkan oleh member Seventeen yang lain.

Mata Arin mengerjap beberapa kali. Ia pikir, mereka akan keberatan ketika mengetahui dirinya seorang muslim.

"Aku tidak bisa memutuskan, kecuali... "

"Kecuali apa?" tanya Hoshi penasaran.

"Kecuali jika kedua orang tuaku mengizinkan" jawab Arin dengan tertunduk.

Arin memang selalu mengutaman izin dari kedua orangtuanya sebelum melakukan sesuatu yang menurutnya bukan urusan kecil.

"Bagaimana cara kami menghubungi orang tuamu?" tanya manager Kim.

"Aku bisa saja menelpon mereka, tapi saat ini di Indonesia sudah malam. Aku khawatir mereka sudah istirahat," jelas Arin.

"Bagaimana kalau  dicoba dulu? Mungkin mereka belum istirahat," desak joshua dengan lembut.

Arin melirik Joshua -yang ternyata juga sedang menatapnya- sebelum akhirnya mengangguk.

Arin merogoh saku jaketnya untuk mengambil ponselnya. Detik selanjutnya ia mengirimkan pesan di grup keluarga kecil mereka.

Setelah beberapa menit, pesan balasan masuk di ponselnya.

Dengan cepat, Arin mengetikkan kembali pesan balasan dan menjelaskan situasi saat ini pada kedua orang tuanya. Tidak lupa juga ia mengatakan bahwa Manager Kim ingin berbicara dengan mereka. Dan, mereka menyanggupi.

Lalu, terjadilah obrolan yang lumayan lama antara kedua orang tuanya dengan manager Kim.

"Apakah orang tuamu akan mengizinkan?" tanya The8 yang duduk tidak jauh disebelahnya.

"Entahlah,"

💎💎💎

Jangan lupa klik gambar 🌟 dibawah ya 😉

Nb : This story is just fiction

Nb : This story is just fiction

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
HE IS MY...Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang