HAPPY READING 💎
Selagi Manager Kim berbicara dengan kedua orangtua Arin. Para member yang hadir dalam rapat itu mulai membuka obrolan dengan menananyakan beberapa hal tentang Arin.
"Apa kamu bisa bahasa Mandarin? " tanya The8 dengan bahasa Mandarin. Berniat untuk menguji kemampuan Arin.
"Ya, sedikit" Jawab Arin dengan bahasa yang sama.
"Wah, sepertinya kau benar-benar mahir dalam berbagai bahasa ya? Pelafalanmu bagus!" pekik The8 senang.
"Tidak juga,"
"Berapa usiamu Arin?" kali ini Woozi yang bertanya.
"Ah, maaf. Kalau kamu keberatan kamu bisa mengabaikan pertanyaanku" tambah Woozi yang sadar kalau pertanyaan mungkin agak sensitif.
Arin tersenyum tipis lalu menggeleng, "Tahun ini 23 tahun" jawabnya.
"Wah, kau seumuran dengan Dino ternyata" timpal Hoshi.
"Kurasa begitu, "
"Dino pasti akan senang mendengar kalau ia memiliki teman seumuran" tambah Scoups.
Arin hanya menampilkan senyum kikuknya. Sungguh, rasanya sangat canggung.
Selang beberapa menit, Manager kim kembali dengan senyum sumringahnya.
" Bagaimana manager Kim?" tanya Joshua antusias.
Sebelum menjawab, manager Kim mengembalikan posel Arin kepada pemiliknya dan berkata "Tentu saja boleh, mereka orang tua yang pengertian."
"Ha?! Pak Manager apa kau serius? " ulang Arin memastikan.
"Kami sudah membuat surat keputusan tertulis, dan mereka mengizinkan kamu untuk bergabung dengan kami selama satu setengah bulan."
"Satu setengah bulan???"
"Ya, semua konser itu menghabiskan waktu satu setengah bulan," jelas Manager Kim.
Arin tidak bersuara lagi. Dengan lemas ia menyandarkan punggungnya ke sofa dan memejamkan mata sesaat.
Arin merenung sejenak tentang satu setengah bulan yang akan dihabiskannya bersama Seventeen. Pikirannya terutama tertuju pada Joshua, biasnya di grup tersebut.Bagaimana rasanya menghabiskan waktu begitu lama bersama seseorang yang begitu dekat dengan hatinya?
Dalam diam, Arin merasakan kebingungan dan kecemasan yang melanda pikirannya. Ia menghela nafas pelan dan mencoba untuk mengusir keraguan yang menghantuinya. Arin tahu bahwa ia harus menghadapi ketidakpastian ini dengan keberanian.
Akhirnya Arin bangkit dari sofa dan membuka matanya. Ia tahu bahwa ia harus menjalani setiap hari dengan baik dan berusaha untuk menciptakan kenangan yang tak terlupakan bersama Seventeen, termasuk Joshua.
"Satu setengah bulan bersama Seventeen akan menjadi petualangan yang luar biasa, kan?" gumam Arin pada dirinya sendiri.
Benar-benar diluar dugaannya.
Sesuatu yang ia pikir mustahil, tenyata menjadi mungkin. Bahkan lebih dari ekspektasi dan doanya selama ini.
Tuhan benar-benar memberikannya berkali-kali lipat dari harapannya.
Dan ia sangat bersyukur untuk itu.💎💎💎
Jangan lupa klik gambar 🌟 dibawah ya 😉
This story is just fiction
KAMU SEDANG MEMBACA
HE IS MY...
FanfictionBisa bertemu dan berinteraksi secara langsung dengan member Seventeen adalah impian semua Carat. Dan Arin, berhasil mendapatkan kesempatan itu lewat pertemuan tak disengajanya di Istanbul. Kesempatan yang mungkin hanya akan sekali ia rasakan dalam...