Gadis bersurai hitam panjang itu menguap lebar, rambutnya bahkan acak-acakan seperti induk singa yang mau mengaum.
Sesaat gerakan tangannya yang sedang mengupil terhenti melihat beberapa pelayan menatapnya bingung. Bahkan ia sendiri jauh lebih membingungkan. Dan, sejak kapan kamarnya menjadi seperti kediaman putri Disney? Ia akui hidupnya pas-pasan, tidak mungkin kan orang tuanya kaya mendadak? Bahkan untuk motor kesayangannya dulu harus ia beli satu-satu. Ya, contohnya ban motornya dulu. Nggak bercanda itu.
'ngepet? Tuyul? Atau jadi maling?'
Pikirannya bahkan bercabang kemana-mana, apa adik botaknya yang di jadiin tuyul? Ah, ia rasa orang tuanya tidak sejahat itu. Soalnya Rey, adik laki-lakinya itu katanya susah prosesnya, nunggu bertahun-tahun untuk ia jadi kecebong unggul. Tidak heran umurnya yang ke 25 tahun ini, ia memiliki adik berusia 1 tahun.
Lama berpikir sampai matanya juling ke atas, sebuah ingatan singgah di benaknya. Ia ingat sekarang, terakhir kali ia mengendarai motornya dan memaki di sepanjang jalan yang berdiri tenda pernikahan.
"Hei! Siapa aku?" Tanyanya kepada pelayan yang persis di depannya. Ia lelah harus mengingat terus, kapasitas otaknya hanya separuh.
"Te- tentu Nona adalah Putri Baron Dominguez, Valerie Dominguez." Sahut pelayan itu gemetar.
' Valerie Dominguez? Putri Baron yang terkenal pendiam dan dingin? Oh tuhan, rupanya ia masuk ke dalam Novel online yang ia Baca sebelum pergi keluar rumah.' batinnya kesal.
Melihat raut wajah nona muda mereka yang emosi, lima pelayan wanita memilih undur diri dari kamar Valerie. Pandangan matanya menjurus ke depan cermin, melihat pantulan dirinya dengan seksama. Wah, dilihat-lihat tubuh Valerie sangat seksi dan ideal. Bahkan dulu sebelum menjadi Valerie, ia sering di ejek sedotan berjalan. Yah, kurus, gepeng dan tinggi.
"CK! Tubuh seindah ini mana mungkin ku tolak? Untungnya aku masuk ke dimensi ini nggak nyasar ke dalam tubuh gelandangan!" Ucapnya pelan.
Senyum indah terbit di bibirnya, namun sekejap luntur kembali. Dancok! Ia mengingat jalan novel online itu, tapi sayangnya yang dia baca hanya sampai di bab permasalahan.
"Ish!!!! Author sialan! Serlok sekarang juga! Biar Gue kirim petir eudora, tau rasa Lo" makinya lagi.
Tubuhnya yang memakai jubah tidur sutra itu luruh di lantai." Hiks! Lagi pula karakter Valerie itu dingin dan cool, gue mah petakilan and rada-rada sinting. Mulut gue nggak ada remnya, asal ceplos aja!" Aduhnya entah pada siapa.
"Duh, mana jalan Valerie anggun dan tenang, lah gue jalan aja ngebut Kayak bebek lagi!" Ringgisnya malu.
Tangisannya terhenti kala pelayan pribadinya yang ia perkirakan masih belia datang tergopoh-gopoh hingga hampir terjerumus mencium kedua kakinya yang selonjoran di lantai marmer.
"Astaga nona! Jika nona Tidak mau bertunangan dengan Duke Utara, katakan langsung kepada ayah nona, jangan manangis seperti ini!" Ujar Emily.
Mendengar Duke Utara, Valerie atau Ariani langsung berdiri dengan semangat, membuat pelayanan Emily hampir serangan jantung.
"Duke Utara? Si monster peperangan. Duke Reymond Vozax ?"
"Betul nona muda, Duke Reymond Vozax, pria tampan namun berdarah dingin!"
Pelayan Emily menatap nona mudanya yang terdiam dengan senyum lebar. Binar dimatanya berkilauan indah, yang Valerie pikirkan sekarang hanya bagaimana cara pdkt dengan Duke cuek itu.
TBC ..
Yuhuuuuu! Comeback dengan cerita seru lainnya, Pantau terus Mimin besti🤭
Lanjut nggak? Lanjut dong, yakali tidak!