Ness tidak tahu sudah berapa lama tak sadarkan diri di depan pintu kamarnya. Langit-langit yang familiar dan hangat menjadi bukti keberadaan dirinya sekarang di atas kasur yang nyaman dengan aroma makan malam di meja lampu. Suhu tubuhnya masih panas, sepertinya reaksi tato ini benar-benar lebih hebat ketimbang biasanya.
Walau kepala masih pening seolah dunia berputar meliuk-liuk ke dalam pusaran perlahan-lahan, dia paksa melangkahkan kaki menuju kamar mandi untuk melihat sampai mana tato tersebut berkurang. Berpegangan pada lemari dan tembok, dia berhasil mencapai pintu kamar mandi meskipun dengan kaki gemetaran—nyaris tidak bisa merasakan kakinya yang menapak di lantai.
Setelah mengunci pintu kamar mandi, dia buka bajunya yang basah bermandikan keringat dan menunjukkan punggung pucat itu di cermin wastafel. Seketika itu juga napasnya langsung tertahan di tenggorokan.
Tidak ada tangkai dan daunnya lagi di sana dan menyisakan sebongkah mahkota mawar yang masih mekar sangat indah. Tanpa aba-aba, perkataan Magic Snuffy waktu itu langsung menyerbu ketakutannya.
["Jika kelopaknya sudah tersisa beberapa helai saja, maka kau hanya tinggal menunggu saat-saat terakhirmu." ]
"Jika tersisa beberapa helai saja ... Lalu, apa ini artinya aku hanya akan—Tidak! Ini masih utuh. Yah ... ini belum waktunya, 'kan?"
Cklak!
Terdengar suara gagang pintu kamar dibuka oleh Kaiser dan Yoichi yang baru kembali entah dari mana mereka pergi. Mereka celingukan mencari-cari Ness tidak ada di kasurnya.
"Ness, apa kau di dalam sana?" ucap Kaiser mengetuk-ngetuk pintu kamar mandi yang terkunci.
Ness hanya menjawabnya dengan singkat dan menyalakan shower-nya, "Iya."
"Bagaimana demammu?" sahut Yoichi ikut menempelkan telinganya ke pintu.
"Sudah baikan," jawab Ness sekenanya.
Sembari menunggu Ness keluar dari kamar mandi, mereka duduk berhadapan di antara meja kecil dengan buku dan papan tulis kecil di depannya. Merundingkan strategi untuk persiapan latih-tanding di Akademi PXG yang akan diselenggarakan selama 3 hari 2 malam.
Ness kembali dengan tubuh yang lebih segar setelah membersihkan diri. Kesibukannya mengeringkan rambut sempat berhenti melihat kedua temannya tampak serius berpikir di depan papan tulis putih dengan goresan garis melengkung menggambarkan lapangan sepak bola.
"Apa yang kalian lakukan?" tanya Ness, ikut nimbrung ke dalam lingkaran diskusi mereka.
"Membuat strategi untuk latih-tanding nanti di PXG," jawab Yoichi tetap fokus berpikir.
"Kenapa kalian berdua yang membuatnya? Bukankah yang seperti ini harus dirundingkan bersama Master Noa?"
Kaiser menyahut, "ini cuma gambaran kasar saja. Setelah itu kita akan berikan ke Master untuk dikoreksi."
Tidak ada lagi komentar. Ness memerhatikan dengan seksama diskusi Kaiser dan Yoichi yang serius membenahi strategi untuk tim mereka. Melihat keakraban mereka dalam diam seperti ini, Ness jadi teringat kembali masalah Kaiser yang menjadikan Yoichi sebagai partner terbaiknya. Apakah itu benar? Ingin rasanya dia bertanya tetapi sekarang bukan waktu yang tepat untuk mempertanyakan hal itu. Kaiser dan Yoichi tampak sangat sibuk.
Ness memilih beranjak dari sana dan meraih makan malamnya. Nasi karaage yang seharusnya sangat nikmat menjadi pahit karena indera pengecapnya tidak berfungsi gara-gara sakit. Tetapi, sesuatu yang sudah meraung-raung didalam perutnya sejak tadi memaksa untuk menghabiskannya tanpa sisa.
![](https://img.wattpad.com/cover/328844463-288-k44081.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
TATTOO || KAISER NESS [PR-PROSES REVISI]
Fanfictionᴡʀɪᴛᴇ : sᴇᴘᴛᴇᴍʙᴇʀ 2023 ᴇɴᴅ : ғᴇʙʀᴜᴀʀɪ 2024 Garis takdir menyerupai tato mawar biru muncul dengan misterius membawa rasa sakit seperti disayat perlahan-lahan. Ness tidak tahu bagaimana tato ini bisa muncul di punggungnya tanpa sebab. Dia menjadi kere...