|| Introduksi.

144 19 7
                                    

Dipersembahkan oleh 𝘼𝙚𝙨𝙩𝙞𝙭𝙭

—𝙆𝙖𝙧𝙢𝙖 𝙞𝙣 𝘽𝙡𝙪𝙚—Bildungsroman; Romansa; Psikologis; Tragedi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

—𝙆𝙖𝙧𝙢𝙖 𝙞𝙣 𝘽𝙡𝙪𝙚—
Bildungsroman; Romansa; Psikologis; Tragedi

'''

Sore lembayung di klimaks Agustus, dikaburkan dengan rinai hujan yang meruntuhkan bermiliar tetes air bak permata-permata mungil; turun dalam diam dan meramaikan ketenangan yang sempat terbangun. Awan-awan kelabu yang berarak lambat tak juga berhenti meskipun dua insan yang mengekori setiap kilan pergerakannya kini telah berbaring melepas penat pikiran. Amukan alam saat itu tak kenal ampun mengguyur gaun katun biru laut Niomi maupun kemeja seputih tulang yang merengkuh badan Alta, sangat basah hingga kulit pucat Niomi sudah menyatu dengan bahan kainnya.

Irama ringan hujan terdengar berebutan menubruk tanah, hadir pula silau hangat yang membelai lembut bagai kasih sayang yang Tuhan tunjukkan lewat mentari yang lambat-laun tergelincir ke bagian barat; membasuh entitas maupun seluruh objek yang terpantau dalam kamera mata Niomi. Hari merah jingga membuat Alta semakin yakin bahwa, begitu menakjubkan kesederhanaan hingga bagian di balik tulang rusuk kirinya terasa ngilu akan rasa syukur. Jantungnya berdegup penuh harap.

Rumput pampas menjulang dari tempat Niomi menelentangkan raganya. Tangkainya tampak jangkung dan kurus, warna platinumnya menggelap bagai gandum, tertiup-tiup semilir angin yang sekadar menghidupkan hari yang semakin tua, bergumul bagai tabir yang melindungi mereka dari hingar bingar kota.

Alta menggeser tubuhnya, tangan kokohnya terangkat dan Niomi merasakan kegelapan samar dari kelopak matanya yang separuh terbuka. Percikan hujan terhalang oleh badan Alta di atasnya. Wajah Niomi yang melembab dan basah mengarah pada Alta, dan Niomi tercenung. Ia tidak berkata-kata cukup lama. Tangan Niomi yang semenjak awal menggenggamnya, membelai punggung tangan Alta tanpa menuntut.

Saat Alta mengelus helai per helai rambut gelap Niomi, mereka bahagia. Saat Alta menyibak poni Niomi lalu menangkup tulang pipinya yang menonjol, mereka bahagia. Dan saat Alta dengan gerakan hati-hati meletakkan bibir bekunya yang bergetar samar ke dahi Niomi, mereka bahagia. Bahkan ketika air mata Alta telah terburai mengikuti hujan yang jatuh atau ketika Niomi memandangnya dengan mata yang basah, mereka masih bahagia.

Alta menenggelamkan seluruh inci mukanya ke lengkung leher Niomi, mengembuskan kehangatan dari hidungnya dan ceruk bibir yang menghadap bunga telinga Niomi.

Mereka tahu persis, bahwa keduanya merupakan sepasang sketsa yang tidak pantas berada dalam satu bingkai kanvas yang sama. Garis hidup Alta maupun Niomi nyaris tidak bersinggungan pada satu garis serupa. Bila memang harus, orang-orang akan menuding mereka sebagai malapetaka, bahkan Tuhan tampaknya setuju atas asumsi tersebut.

Ironisnya, Alta sekalipun percaya atas pernyataan demikian.

'''

𝘿𝙖𝙡𝙖𝙢 𝘿𝙪𝙖 𝙋𝙚𝙧𝙨𝙥𝙚𝙠𝙩𝙞𝙛

Seluruhnya bertuliskan tentang perkara 𝙉𝙞𝙤𝙢𝙞 𝙆𝙖𝙖𝙧𝙞𝙖; sebentuk wajah berharga yang kian mengabur hingga tak lagi sanggup Alta kenang

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruhnya bertuliskan tentang perkara 𝙉𝙞𝙤𝙢𝙞 𝙆𝙖𝙖𝙧𝙞𝙖; sebentuk wajah berharga yang kian mengabur hingga tak lagi sanggup Alta kenang.

Seluruhnya bertuliskan lewat mata 𝘼𝙡𝙩𝙖𝙞𝙧 𝘼𝙨𝙩𝙖𝙜𝙪𝙣𝙖 𝘼𝙠𝙨𝙖𝙣; segaris nirwana di antara jalinan takdir biadab yang mencekam Niomi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Seluruhnya bertuliskan lewat mata 𝘼𝙡𝙩𝙖𝙞𝙧 𝘼𝙨𝙩𝙖𝙜𝙪𝙣𝙖 𝘼𝙠𝙨𝙖𝙣segaris nirwana di antara jalinan takdir biadab yang mencekam Niomi.

'''

Spotify: [ 𝙆𝙖𝙧𝙢𝙖 𝙞𝙣 𝘽𝙡𝙪𝙚 ]

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Spotify: [ 𝙆𝙖𝙧𝙢𝙖 𝙞𝙣 𝘽𝙡𝙪𝙚 ]

'''

𝘾𝙚𝙧𝙞𝙩𝙖 𝙞𝙣𝙞 𝙩𝙞𝙙𝙖𝙠 𝙨𝙚𝙨𝙪𝙖𝙞 𝙪𝙣𝙩𝙪𝙠 𝙥𝙚𝙢𝙗𝙖𝙘𝙖 𝙮𝙖𝙣𝙜 𝙢𝙚𝙣𝙜𝙝𝙞𝙣𝙙𝙖𝙧𝙞 𝙩𝙚𝙢𝙖 𝙗𝙚𝙧𝙪𝙥𝙖: 

Kekerasan. Perundungan. Depresi. Bahasa Eksplisit. Upaya Bunuh Diri. Percobaan Menyakiti Diri. Pelecehan Seksual. Kekerasan Emosional. Penyiksaan Fisik. Dsb

(Rincian tema akan selalu ditekankan pada awal bab demi kenyamanan bersama)

Terima Kasih


.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 08, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

⌜ Karma in Blue ― JUNGRI (LOKAL) ⌟Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang