[15 | quinze]

270 45 15
                                    

Soobin dengan tergesa-gesa menerobos masuk ke dalam rumah sakit setelah mendengar kabar adiknya melalui Asahi

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Soobin dengan tergesa-gesa menerobos masuk ke dalam rumah sakit setelah mendengar kabar adiknya melalui Asahi. Soobin sangat mengkhawatirkan Beomgyu sampai-sampai tak memperdulikan tugas sekolah yang ia tinggalkan.

"Asahi, gimana keadaan Beomgyu?" tanya Soobin panik.

"Belum tau, Kak. Masih diperiksa sama dokter," jawab Asahi seadanya.

"Heeseung mana? Terus lo kenapa bisa ada di apartemen gue?" tanya Soobin mengintimidasi Asahi.

"Gu-gue...."

"Udah, lah. Setidaknya dengan lo dateng ke apartemen, lo bisa bawa Beomgyu ke Rumah sakit. Makasi, Sa."

"Iya, Kak."

"Pertanyaan yang pertama belum lo jawab, by the way." Soobin kembali mengeluarkan suara setelah keheningan menyapa mereka.

"Heeseung pulang duluan tadi," jawab Asahi pelan.

"Pulang duluan? Lo gak bohong, 'kan?" tanya Soobin ragu.

"Enggak, kok. Heeseung pulang duluan karena disuruh sama nyokapnya," jawab Asahi berbohong.

Soobin akhirnya memilih untuk percaya dan kembali duduk menunggu hasil pemeriksaan adiknya. Sedangkan Asahi berkali-kali mengecek ponselnya. Karena sedari tadi, Heeseung belum membaca pesannya. Bahkan jika dihitung, Asahi telah mengirimkan 20 pesan lebih pada pemuda Lee itu. Tak ingin menggambil resiko yang lebih besar, Asahi memutuskan untuk menyusul sahabatnya.

"Kak, gue pamit sebentar mau nyari makan. Ntar gue balik lagi."

"Oke, hati-hati."

Sesampainya di apartemen Soobin, Asahi langsung mengebrak pintu sembari meneriaki nama Heeseung. Jangan heran, Asahi dan Heeseung bisa tau password apartemen ini karena permintaan Beomgyu. Anak itu terkadang malas membukakan pintu saking seringnya Asahi dan Heeseung berkunjung.

"Lee Heeseung, kenapa lo gak bales pesan gue?!" bentak Asahi menepuk bahu Heeseung.

Dengan tepukan sekuat itu, Heeseung sama sekali tidak merespon. Bahkan pandangan matanya sama sekali tak menatap ke arah Asahi.

"Lo gak usah ikut campur, atau lo bakalan mati!" bentak Heeseung, masih dengan pandangan mata yang kosong.

"HEE, LO KENAPA, SIH?!" teriak Asahi, kembali memukul bahu Heesung.

"Hah? Loh, Asahi? Lo ngapain di sini? Beomgyu mana?" tanya Heeseung kebingungan.

"Lcd lo udah kena kayaknya. Ayo, pergi dari sini."

"Bentar, hp gue mana?" tanya Heeseung.

"Fuck, hp gue kenapa bisa hancur gini?!"

Asahi membela napas panjang, "Pantes aja lo gak bales pesan gue!"

"Hp gue...."

"Cengeng amat, dah. Tinggal beli lagi. Lo orang kaya!" ujar Asahi kesal dengan rengekan Heeseung.

"Iya juga," sahut Heeseung berhenti menatap ponselnya.

"Udah, ayo pergi. Kak Soobin nanti curiga."

Awalnya Heeseung ingin ikut ke rumah sakit. Namun, Asahi langsung menyuruh Heeseung untuk pulang karena kebohongan yang ia buat tadi. Saat ia akan kembali ke rumah sakit, Soobin mengabarinya bahwa ia dan Beomgyu dalam perjalanan kembali ke apartemen. Jadi Asahi tak perlu menyusul mereka. Kini Asahi memilih untuk pergi ke rumah Heeseung.

"Jadi, apa aja yang lo temuin di sana? Terus kenapa hp lo bisa rusak separah itu, dan yang paling bikin gue penasaran, kenapa tadi lo ngancem gue?" tanya Asahi to the point.

Heeseung yang baru saja selesai meletakkan dua gelas berisi jus apel tentu terkejut mendengar pertanyaan terakhir Asahi.

"Kapan gue ngancem lo?" tanya Heeseung menaikkan salah satu alisnya.

Asahi menghela napas kemudian meminum jus yang disediakan Heeseung. "Lupain aja. Lo nemuin apa di sana?"

Heeseung pun membeberkan semua hal yang terjadi pada dirinya. Dimulai dari foto dan pisau yang menghilang, sampai sosok hitam yang ia lihat.

"Lo serius, suara yang lo denger itu suara kak Jaemin?" tanya Asahi ragu.

"Serius, gue yakin seratus persen."

"Tapi, lo inget gak pas kita ketemuan sama kak Jaemin di minimarket?" Heeseung mengangguk.

"Gue gak lama dari itu, gue gak sengaja denger percakapan kak Jaemin pas di ruang guru. Di situ dia minta ijin mulai besok selama 2 bulan dia bakalan pergi keluar kota buat nemenin bokapnya. Jadi, agak gak masuk akal kalo lo bilang suara yang lo denger itu suara kak Jaemin," lanjutnya.

"Tapi gue gak mungkin salah denger. Dan yang paling bikin gue heran, kenapa hp gue bisa sampai seretak ini?"

Asahi menundukkan kepala, kemudian perlahan memijat pelipisnya. "Hee, gue semakin bingung sama semuanya. Mungkin kalo Beomgyu gak hilang waktu itu, ini semua gak bakalan terjadi."

"Semua orang udah mencurigakan menurut gue. Termasuk lo, Lee Heeseung," lanjutnya.






























Pagi ini, Soobin dibuat panik oleh Beomgyu. Adiknya itu terus membungkam mulut. Berbagai macam bujukan yang dilontarkan oleh Soobin sama sekali tak berhasil menarik perhatian Beomgyu.

Berjam-jam mencoba namun tak membuahkan hasil, membuat Soobin tak memiliki pilihan lagi selain membawa Beomgyu ke rumah Heeseung.

"Hee, gue minta tolong jagain Beomgyu. Gue pergi dulu, tiga jam lagi gue balik," pinta Soobin.

"Lo tenang aja, Kak. Beomgyu aman sama gue."

Selepas mengantar kepergian Soobin, Heeseung bergegas kembali menghampiri Beomgyu yang tengah duduk menatap kosong ke arah depan.

"Gyu, lo laper gak?" tanya Heeseung hati-hati.

Heeseung menghela napasnya, tak mendapatkan jawaban dari Beomgyu membuat dirinya beranjak dari kursi. "Lo kalo butuh apa-apa, bisa panggil gue. Gue ke dapur dulu."

Satu jam berlalu, Heeseung sama sekali tak menemukan pergerakan signifikan dari Beomgyu. Sedikit khawatir dengan kondisi Beomgyu, Heeseung akhirnya memanggil Asahi.

"Gyu, lo gak pegel? Gak laper?" tanya Asahi sembari mengguncang pelan tubuh sahabatnya.

"Gue takut."

Dua kata yang keluar dari lisan Beomgyu membuat Heeseung dan Asahi saling menoleh. Dengan antusias mereka menanyakan berbagai pertanyaan namun tak satu pun terjawab.

Beomgyu menatap kedua sahabatnya secara bergantian, "Lo berdua, bisa gue percaya?"



- T O   B E   C O N T I N U E D -

SAUVEZ-MOI!
©bbamcel2_
2023

[✓] Sauvez-Moi!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang