⚠️Uwuphobia dilarang membaca⚠️
Silahkan luangkan waktu untuk memvote dan memfollow akun Lady_Feanshley
______________________
Pagi hari di lorong sekolah yang dingin, seorang gadis cantik berekspresi datar dengan acuh tak acuh berjalan dengan langkah panjang menuju kelasnya.
Hujan lebat nampak dari jendela lorong-lorong, ada beberapa siswa tampak santai mengobrol ria.
Bel masuk belum berbunyi. Dikarenakan hari hujan, sudah pasti upacara bendera pada pagi hari ini tidak dilaksanakan.Beberapa murid memandang kearah gadis itu. Tubuhnya ramping dan tinggi, tampak berjalan seperti model. Mereka semua hampir mengenal gadis itu, tapi gadis itu mengabaikan sekitarnya.
Rambut tergerai indah, kaki panjang yang jenjang, ekspresi santai menggambarkan dirinya.Sesampainya di kelasnya yang berada di lantai dua, kelas paling pojok dan paling ujung di lantai dua.
Setelah masuk ke kelas, beberapa teman kelas yang tak sengaja melihatnya masuk menyapanya dengan akrab."Tumben sendiri, Zel? Jersen mana?" Mereka bertanya sekedar basa-basi.
Gadis itu berjalan menuju kursinya sambil melirik dengan ringan dan tersenyum.
"Hari ini doi nggak jemput soalnya," jawab Linzel dengan nada akrab.Salah satu siswi dikelasnya pun ikut menyahut, "lho? Kenapa emang?"
Linzel meletakkan tasnya di meja sambil menjawab dengan nada bercanda, "katanya ada sesuatu yang harus di urus gitu guys, dia bilang hari ini nggak bisa berangkat bareng dulu."
Teman sekelas yang memusatkan perhatian pada Linzel pun mengangguk mengerti dan tidak bertanya lebih lanjut.
Linzel mengeluarkan ponselnya dan duduk dengan tenang. Sahabat-sahabatnya belum ada yang datang. Jadi yang bisa dilakukannya saat ini hanya bermain ponsel.
Beberapa menit kemudian, tanpa disadarinya 3 orang sahabatnya pun muncul dari balik pintu kelas. Setelah menyapa singkat teman sekelas yang lain, tiga orang itu berjalan menuju Linzel dan segera duduk.
"Dari semalam lho, hujannya. Sampe sekarang nggak berhenti. Dingin banget."
Seorang gadis manis berambut ikal berkata sambil memeluk dirinya sendiri. Ia bernama Sasha."Iya, kayaknya bakal ada jam kosong nih."
Seorang gadis berambut pendek dengan ekspresi santai menyahut.
Gadis itu memiliki watak yang tidak mudah didekati, bernama Caithlyn.Linzel hanya melirik dua gadis yang duduk di depannya ini dengan santai lalu melirik satu anak laki-laki yang tengah berdiri merapikan rambutnya.
Gerakan dan gayanya tidak seperti anak laki-laki pada umumnya. Dengan jepitan pinky lucu yang ada di rambut pendek legamnya, bisa dibayangkan seperti apa sifatnya. Tidak seperti anak laki-laki normal pada umumnya, dia memiliki wajah dan ekspresi yang lembut, tapi bukan berarti sifatnya juga lembut. Kadang dia bisa menjadi laki-laki bar-bar. Namanya Ibel.Mereka tidak selalu bisa bermain dengan Ibel karena kepribadian Ibel yang cenderung ingin sendiri. Tapi diantara orang lain, hanya Linzel, Sasha, dan Caithlyn yang dia anggap sahabat dekat.
Linzel memandang teman laki-lakinya yang gemulai itu dengan pandangan santai dan bertanya, "kalian berangkat bareng?"
Ibel yang tengah berkaca pun sedikit menoleh kearah Linzel dan menjawab dengan nada santai, "nggak Zel, kita kebetulan ketemu di lobby sekolah."
Linzel yang mendengar itu pun mengangguk.
Ibel duduk disamping Linzel. Karena minggu ini, mereka sepakat untuk duduk bareng. Dikarenakan teman yang biasanya duduk sebangku dengannya libur hari ini karena sakit.
KAMU SEDANG MEMBACA
Hanya Melihat Ke Arahku
Romance🐹Carita ini merupakan Novel pendek yang di unggah Slow Update🐹 Karya Tahara Delivia (Rara Feanshley) Linzel Claine berpikir tentang Jersen Matthias, pacarnya yang tidak memiliki mantan pacar pun pasti tidak akan memiliki pengalaman tentang gadis s...