PART 1

688 6 0
                                    



Kisah ini berawal dari pengalaman pribadiku, namun banyak yang aku rubah dari cerita ini.

Sebut saja namaku ragil, aku cowo bujangan berumur 23 th memiliki penampilan yang lumayan dan rapi karena aku bekerja di perkantoran yang berada disalah satu tempat dijawa barat.

Aku bukan asli daerah setempat oleh karena itu aku ngontrak disebuah kontrakan petak agar dekat dengan tempatku bekerja.

Dikontrakanku ada banyak kamar2 untuk disewa yaitu berjumlah lebih dari 100 pintu yang tersedia untuk pengontrak, kebetulan kamarku berada diujung dan terpisah dari pengontraak lainnya, tetangga kamarku hanya ada 1 kamar saja.

Lingkungan dikontrakan itu masing2 N cuek, mungkin karena kesibukan mereka bekerja.

Semua penghuni kontrakan tersebut adalah buruh pabrik kecuali aku yang bekerja dikantoran meskipun kantorku sangat kecil.

Daerah kontrakan memang dekat dengan kawasan industri maka gak heran kalo penghuninya buruh pabrik perantau yang ?äª jelas kapan mereka pulang dan pergi, lingkungan kontrakanku juga begitu bebas karena diisi oleh laki2 dan perempuan.

Stelah sekitar 6 bulan aku tinggal dikontrakan tersebut, tak banyak orang yang kukenal, paling cuma tegur sapa aja, biasanya perempuan penghuni kontrakan tersebut banyak yang menyapa saya, mungkin mereka tertarik pada saya karena saya rapi, bersih sebagaimana orang kantoran pada umumnya.

Padahal untuk penghasilan saya masih kecil, untuk membeli motor aja Blm kebeli,aqu hanya jawab seperlunya coz aqu merasa malu kalo gabung sama mereka.

Karena letak kamarku berada diujung, aku harus berjalan melewati lorong2 yang terdiri dari banyak pintu kamar2 yang harus aku lewati, sering juga aqu digodain sama cewek yang lagi nimbrung, aqu blz hanya senyuman aja.

Aku bekerja sampai hari jumat, sedangkan sabtu minggu aku habiskan dikontrakan, kegiatan di hari libur biasanya cuma beres2, nyuci, ngepel, setrika dll.

Mau maen jg bingung mau kemana coz aku ?äª punya banyak teman, teman kantor ?äª banyak dan rata2 perempuan, jd mlz aku buat maen sama mereka, udah gt aku ?äª punya banyak uang karena gajiku kecil, mending buat aku tabung buat mudik pas lebaran.

Setelah 6 bulan saya tinggal dikontrakan tersebut, saya mulai kenal sama tetangga kamar saya yang berada dipinggir kamar saya.

Sudah lama sih saya tau dia, tapi blm tau namanya, cma sekedar sapa, sebut aja namanya nina.

Yang saya tau dia itu janda punya anak satu, tapi anaknya dititip di ortunya dikampung, dia berumur 35 th, mukanya sih biasa aja, tapi bodynya masih bagus, pantat bagus toket bagus kulit kuning langsat.

Tapi jarang terlihat dandan coz dia buruh pabrik juga dengan kerja shift dan sangat sibuk.

Awal kami mulai mengobrol ketika aku jemur pakaian didepan kontrakanku, dan dia pun baru selesai menjemur.

Aku sapa
Aku "Ngejemur Bu?"
Dia : Iya mas, rajin banget cowok nyuci baju sendiri, gak ke laundry aja?
Aku: nggak aahh, belajar mandiri (padahal aku lagi bokek)
Dia: wah hebat
Aku : ah biasa aja, ibu sendiri gak kelaundry?
Dia: nggak ah, akukan cewe masa ?äª bisa nyuci baju.

Jangan panggil ibu donk, jadi merasa tua, paggil aja Nina, nama kamu siapa mas?
Aku: Ragil, ah ?äª enak, masa panggil nama, aku panggil mbak nina aja ya?
Dia: terserah kamu deh mas

Setelah 3 blnan,Aku tau walaupun buruh pabrik, gaji dia tinggi coz sering lembur, makanya dia biayai hdp ku, gajiku selama bekerja ?äª pernah tersentuh sedikitpun, smua kebutuhanku dya yang penuhi, awalnya sih aku nolak, tapi dya maksa trz dan aku malah jadi keenakan, udah dibiayai, dicuciin bajunya dll.

BUDAK MBAK NINAWhere stories live. Discover now