Mungkin Iya?

0 0 0
                                    

*Disore hari yang teduh—Rega POV

Huhh.. Entahlah, dunia begitu membingungkan... Sebenarnya apa yang aku lakukan saat ini?
Kukira aku bahagia dengan semua, tapi kurasa, semakin ku tekuni semua itu terasa membosankan.

Batinku mulai merenung tentang arti hidup, di atas gedung sekolah dengan tujuan mencoba mencari ketenangan, ditemani hembusan angin yang sejuk dan sebatang rokok beraroma vanilla.

Wizar sang ketua OSIS pun berjalan ketangga menuju atas gedung sekolah—rooftop—dengan handphone di genggamannya juga raut wajah yang terlihat menyimpan amarah.

Pintu rooftop mulai terbuka, saat Rega menoleh, Wizar sudah ada dihadapannya dengan ekspresi kesal tanda tak suka, Rega pun segera mematikan rokoknya dan memasang raut wajah bingung.

"Kenapa si Pak OSIS? ada yang salah sama Rega yang ganteng ini?" Tanya Rega dengan nada tengilnya.

"Gapapa, kenapa tadi di chat ngetik begitu? Tiba-tiba banget ngajak putus?" Balas Wizar menatap serius.

"Hahaha.., jadi karena itu ya lu masang wajah begitu? Gapapa si pengen aja" Jawab Rega tanpa rasa bersalah.

Wizar menghela napas tanda lelah dengan perilaku Kekasihnya.

"Gue ada salah sama lu Re? atau lu udah mulai bosen sama hubungan kita?" Tanya Wizar dengan tangan meraih pundak Rega.

Rega pun tersenyum manis, melepas tangan Wizar yang menyentuh pundaknya perlahan. Gelengan kepala itu Wizar dapatkan sebagai jawaban dari Rega—

"Entahlah, mungkin yang lu bilang tadi bener Zar... Gue gatau kenapa gue jadi ngerasa makin bosen. Lu sibuk OSIS, kegiatan segala macem, sampe lupa kalo punya gue. Jujur gue capek Zar... Gue bosen klo kita punya hubungan tapi kayak orang asing gini, lu ngasih kabar aja enggak. Bahkan chat dari gue selalu berujung dibaca doang gapernah dibales. Lu pikir gue suka digituin?" Oceh Rega dengan perasaan kesal.

"Maaf Re.. Mau gimana lagi gue harus tanggung jawab sama jabatan yang udah gue terima ini, tapi kenapa harus putus Re? Sebegitu gak mau lagi lu punya hubungan sama gue? Maaf karena ga pernah ngabarin lu lagi karena jadwal OSIS gue padat banget pas itu.. Ini juga baru istirahat Re.. Gue sayang banget sama lu, apa lu udah ga sayang lagi sama gue?" Wizar mengenggam tangan Rega erat seakan tak ingin berpisah.

"Haha.. iya lu tanggung jawab banget ya, sampe lupa punya pacar... Entahlah, Mungkin iya gue udah gaada rasa sayang lagi ke lu, jadi gue mau kita putus ya Zar? Thanks buat semuanya. Mulai sekarang kita temenan aja ya" Balas Rega lesu, sembari mencoba melepas genggaman Wizar yang menurutnya sangat kuat.

Wizar yang mendengar hal itu semakin merasa kesal, matanya menatap wajah Rega dengan tajam.

Tangan yang semula menggenggam kini mulai menyentuh rahang sang mantan, jarak wajah mulai menipis dan terus menipis. Satu kecupan berhasil mendarat di bibir si manis, dari kecupan berubah menjadi lumatan.

Satu tangannya merengkuh erat pinggang sang mantan dengan bibir yang semakin memperdalam ciuman, tak lupa tangan si submisif yang kini sibuk meremas pelan rambut hingga baju sang dominan tanda menyukai ciuman tersebut—atau mungkin kehabisan pasokan udara.

Rega tidak ingin menolak perilaku dari mantannya itu, karena menurutnya ini akan menjadi akhir dari hubungan mereka, sebuah hubungan yang lama dan sementara.

Di setiap lumatan yg diberikan, berisi tanda betapa rindunya Wizar kepada mantannya itu, mungkin ia harus kembali mencoba menaklukkan hati si manis, mungkin iya.

.

.

.

Untung saja rooftop sekolah tidak dimasuki oleh orang lain selain mereka dan tidak menyediaan CCTV. Kegiatan mereka pun sudah dipastikan aman, jika tidak ada yang mengintip.

-End-

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 21 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

WIZAREGA | ONESHOOT BXBTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang