C.4 /Situation

63 9 0
                                    


Waktu sudah menunjukkan Dini hari , lisa yang sudah sampai mengemudikan mobilnya di penthouse miliknya , dengan membawa jennie disebelah kemudinya yang sudah tak sadarkan diri karena efek alkohol yang terlalu banyak ia minum .

Membuka pintu rumhanya dengan jennie yang ia gendong ala bridestyle menuju kamarnya yang berada di lantai 2 , lisa sesaat memandangi jennie yang berada digendongannya ,

"Huft , aku pikir ini akan sulit untuk mencapai kamarku (sambil menatap jennie lagi yang masih pulas) lisa terkekeh kecil , Ternyata jika dilihat dekat seperti ini lebih menarik , apalagi saat tertidur kau tidak crewett , wajahmu seperti bayi berusia 2 bulan ".

Tanpa sadar lisa telah memuji wanita yang baru ia kenal.

masih tersenyum melihat jennie yang dari tadi sudah mengalungkan tangannya dileher lisa agar tidak terjatuh.

"Hahhh , menghela napas sedikit bukan masalah kan? Kurasa tidak, karena aku keberatan membawa tubuhmu yang berat ini",

Setelah dengan sekuat tenaga yang ia punya lisa sampai dikamarnya, setengah sadar jennie meracau tidak jelas kiranya ia berbicara apa,

"heheyefge, siapa kamu mmmmmg...bawaku ?? apa jaaaaa, ngan kau penculik? Sambil menunjuk hidung lisa dengan main main kiranya."

Ntah lisa tidak menghiraukan ucapan jennie , ia berpikir untuk segera meletakkan jennie dikasur king size milkinya karena ia juga ingin segera mengistirahatkan tubunhya yang sudah Lelah sedari tadi menggendong wanita ini .

Lisa merasa lega saat berhasil meletakkan Jennie dengan hati-hati di kasur king size tersebut. Namun, saat hendak meninggalkan kamar, suara lantai yang berderak membuatnya berbalik. Jennie masih terbaring dengan matanya yang sayu dan tersenyum ke arah Lisa.

"Kau tahu, meskipun kau penculikku, tapi kau cukup baik, ya," ujar Jennie sambil terus tersenyum.

Lisa hanya mengangguk setuju, sambil berpikir, "Mungkin ini adalah malam yang aneh."

Malam itu, keduanya terlelap dalam tidurnya masing-masing, tanpa menyadari bahwa takdir telah menyatukan mereka dalam momen yang tidak terduga.

Pagi yang cerah menyambut mereka dengan kejutan besar. Jennie membuka mata, memandang sekeliling, dan kemudian menyadari bahwa ia tidak berada di tempatnya sendiri. Dan lebih membuat ia terkejut ia berada di pelukan sesorang , ia sadar bahwa ia tidur dengan bersandar pada seseorang sambil melihat tangan kecilnya yang memeluk tubuh orang itu.

"aaaaaa... yak apa yang kau lakukan padaku ?

"Hah? Ini bukan kamarku!" serunya panik.

Lisa, yang baru saja bangun, tersenyum simpul. "Tentu saja bukan. Kau berada di kamarku. Tadi malam, kau terlalu mabuk, jadi aku membawamu ke sini."

Jennie meremas kepalanya mencoba mengingat apa yang terjadi semalam. Wajahnya memucat saat ingatannya kembali.

"Kita tidak mungkin..."

"Ya, kita melakukannya," potong Lisa, wajahnya tampak serius,sambil tersenyum miring , namun mata lembutnya menyiratkan sesuatu yang lebih dalam.

Sambil mendekatkan wajahnya kearah jennie dengan ekspresi mengejek .

Jennie memandang Lisa dengan tatapan marah campur bingung.

Love Between Camera and Leadership MeetingsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang