Yibo menyeka pelipis. Ini rumit. Tapi dia harus segera menyampaikan berita duka itu.
Yibo diam berapa saat. Hingga suasana menjadi canggung.
“Halo, Yibo, kamu masih di sana?” Bibi Li bertanya.
“Iya, aku masih di sini.”
“Ada apa sebenarnya, Yibo? Kenapa mendadak menelepon?” Maverick bertanya, tertawa kecil, “Kita baru saja bertemu tiga jam lalu. Tidak masuk akal jika kamu mendadak rindu padaku.”
“Aku membawa kabar tentang Sean, Maverick.” Yibo bicara.
“Iya, ada apa dengan Sean?” Maverick bertanya.
“Apakah dia sudah sampai di markas, Yibo? Dia menyukainya?” Bibi Li ikut bertanya.
Baiklah. Cepat atau lambat Yibo tetap harus menyampaikan kabar buruk ini. Maka lebih cepat lebih baik, biarlah seperti sembilu, mengiris hati. Pasti perih saat mendengarnya pertama kali.
“Sean telah meninggal, Bibi Li, Maverick. Pagi ini. Tiga jam lalu. Dia melakukan tindakan paling terhormat yang bisa dilakukan oleh seorang anggota Shadow Atlas. Dia adalah anggota Atlas paling hebat. Dia berdiri di depanku, melindungi Tuan Besar-nya dari tembakan sniper jarak jauh. Putra bungsumu telah meninggal─”
Belum habis kalimat itu, Bibi Li sudah menjerit histeris.
***
For event b'day JiSheun
YOU ARE READING
The Death Knell at 5 p.m ✔
FanfictionSinopsis : Tentang balas dendam seorang pemimpin mafia atas kematian anggotanya. Siapa pun yang berani berurusan dengan kelompoknya, maka dia akan mengajari orang itu sopan santun Shadow Atlas.