12. Acara Hajatan

445 47 6
                                    

HappyReading ☕



"Serius, kita udah kerja lembur bagai kuda lho," Mega buka suara, "gue yang biasanya rajin ganti cat kuku tiap tiga hari sekali, sebulan ini ga sempet gara-gara kerja bayar utang."

"Gimana kalau kita gabung aja?" Usul Railey, "karena dari total pemasukan, anak boga selalu dapet uang lebih banyak."

"Kita jualan makanan juga, gitu?" Sahut Haikal.

Railey mengangguk, "kalau kalian nggak keberatan."

"Ada benernya sih," kata Aiden, "makanan lebih banyak dicari."

"So?" Sahut Miguel.

"Yaudah, gabung aja sama anak boga," imbuh Radit.

"Gimana nih yang lain, setuju?" Tanya Aiden pada temen sekelasnya.

"BOLEH BOLEH."

"KALAU GUE SIH YES!"

"YANG PENTING DAPET DUIT GUE MAH, BIAR CEPET KELAR NIH URUSAN."

"Fix, kita gabung," kata Haikal.

Yudis merotasi matanya, "ga mau."

"Yaudah sana, lo nggak diajak," kata Haikal enteng.

"Dia kenapa sih? Mukanya kayak pantat ayam," bisik Ninda disebelahnya.

Haikal terkekeh, "anaknya emang gitu. Biarin aja."

Yudis keluar membuat anak tehnik saling tatap.

"Gapapa, lanjut aja lanjut," ujar Radit.

Dalam kelas yang kompak pasti ada anak yang ga sependapat, dan itu wajar.

"Kelas kita udah gabung nih," kata Aiden, "terus sekarang kita harus ngapain?"

Kini giliran anak boga yang saling tatap.

"Iya ya, ngapain ya?" Mega menggaruk tengkuknya, "49 anak, mau buka acara hajatan?"

"Bener!" Arif menjentikkan jarinya dengan kedua mata terbuka lebar seakan muncul lampu bersinar di atas kepalanya.

"Apaan lo jangan ngaco?!" Sahut Ninda.

"Trauma gue kalau Arif yang kasih saran," Mega menatap ngeri Arif, "terakhir kali kita jual gorengan di konser Angkasa, isinya bapak-bapak genit."

Railey tertawa, Ia masih ingat tadi pagi Mega ngedumel karena banyak bapak-bapak perut buncit yang nge DM Mega.

Arif berdecak, "padahal bakalan dapet duit gede kalau kalian mau."

"Apa? Jaga lilin? Miara tuyul?" Ketua Rosi.

"Bukan," jawab Arif.

"Kalau dapet duit gede, ga masalah sih," sahut Radit.

"Ya ampun, si ujung lontong. Nyaut aja lo!" Mega geram, "Lo nggak tau Arif kalau ngasih kerjaan suka ga pake otak. Asal dapet duit, semua di jabanin."

Radit memegang wajahnya, "masa muka gue di samain sama ujungnya lontong sih."

"Makanya, diem!" Ujar Mega lagi.

"Lo mau dapet duit nggak?" Tanya Arif pada Mega, "masalahnya sekarang tuh kita bukan kerja tetap, tapi kerja cepat."

Mega memajukan bibirnya. Railey membawa gadis itu bersandar di bahunya, "gapapa, jumlah kita banyak sekarang, jadi kalau kerjaannya malu-maluin wajah kita nggak bakal keliatan mencolok," bisiknya.

"Gini," Arif buka suara, "kalau kita deal, munglin kita bakal bisa langsung dapet 15 juta an."

"Serius?" Ujar Haikal.

Jasa Boga✔️Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang