Di pagi hari, seorang anak laki-laki sedang berjalan di tangga dengan mainan favoritnya di tangan kanan, ia menuruni tangga dengan mata yang melihat keadaan di bawah. Tidak ada siapapun di sana, ahh... tidak tidak. Disana ia melihat banyak bodyguard yang sedang berjaga,
"Mereka belum pulang?" tanya nya dalam hati.
Sesampainya di bawah ia berjalan ke arah sofa dan duduk di atasnya untuk menunggu keluarganya pulang. Tak lama dari itu terdengar suara pintu yang terbuka dan terlihatlah keluarganya yang memasuki rumah dengan tertawa bersama. Anak itu hanya tersenyum tipis melihat pemandangan itu.
"Sedang apa kamu di sini Sean?" Tanya salah satu dari mereka,
"Sean nungguin kalian pulang abang"
"Ohh maaf Sean, kami lelah untuk bermain dengan mu. Bermain lah bersama bodyguard, kami ingin beristirahat" Ucap sang ayah.
Sean hanya tersenyum kecil mendengarnya, sakit hati? tentu saja. Walaupun sudah biasa ia mendengarkan penolakan dari keluarganya. Tetap saja, hatinya belum terbiasa.
"Ya, tentu saja papa"
"Tidaaak, Adek main sama kak Jean ajaa!!!"
"Tidak Jean, Sean bisa bermain sendiri. Kamu harus istirahat atau penyakitmu kambuh lagi." Bantah sang mama.
"Tapi ma--,"
"Jika mama bilang tidak ya tidak Jean. Jay cepat bawa adikmu ke kamarnya"
Perkataan sang mama langsung di tanggapi dengan cepat oleh Jay, Ia menarik lengan sang adik dengan pelan untuk berjalan ke arah kamarnya. Dan di susul dengan saudaranya yang lain, kecuali Sean. Seperti biasa ia akan di tinggalkan di sini sendiri, oh ya orang tua nya masih berada di hadapan nya. Sang papa mendekati nya dan berkata,
"Sean kamu jangan pernah mengajak kak Jean bermain ya, kan papa sudah sering bilang kalau kakak mu itu tidak boleh kelelahan. Kamu mau melihat kakak mu masuk rumah sakit lagi?" Sean sontak menggelengkan kepalanya dengan cepat.
"Jika tidak mau jangan pernah ajak Jean bermain ya, dan kamu harus menjauhi Jean. Kamu tau sendiri kan Jean jika melihat mu selalu ingin bermain."
"Baik papa" Ia mengangguk dengan patuh.
Sebelum kedua orang tuanya ingin pergi meninggalkan nya, ia memanggil mereka.
"Papa mama"
Keduanya menoleh, sang papa menaikan alisnya seolah bertanya ada apa.
"Papa dan mama tidak membelikan Sean oleh-oleh?"
Sepasang suami-istri itu langsung menatap satu sama lain seakan berkomunikasi melalui mata mereka. Ahh sepertinya mereka tidak membelikan apapun untuknya.
"Maaf Sean, kami lupa membelikan hadiah untukmu. Kami terlalu fokus dengan Jean dan melupakan itu" Sesal sang mama, Sean hanya mengangguk paham.
"Tak masalah, Sean akan pergi bermain saja" Ucapnya lalu berlalu pergi ke arah taman untuk bermain.
Orang tua nya hanya menatap dengan sendu kepergian nya,
"Maafkan kami Sean" Batin keduanya.
✯✯✯
Keesokan harinya, pagi hari Sean sudah siap dengan pakaian sekolah nya. Ia berjalan ke bawah bersama pengasuhnya, bi Bulan. Bi Bulan sudah mengasuhnya sejak ia lahir, karena itu ia sangat dekat dengan bi Bulan di bandingkan dengan maid yang lain. Ia dan bi Bulan berjalan ke arah dapur dan Sean langsung mendudukan tubuhnya atas kursi meja makan yang ada di dapur. Kenapa ia makan di sini dan tidak makan di ruang makan bersama keluarga nya yang lain? Ya seperti yang kalian liat di atas, ia tidak di perbolehkan mendekati keluarganya. Oh ralat, Jean. Jika ia makan di ruang makan pasti Jean akan mengajaknya bermain dan tidak mau makan, dan juga ia mau sekolah. Jika ia makan di ruang makan dan Jean melihatnya menggunakan seragam sekolah, dapat di pastikan Jean ingin sekolah bersamanya juga. Karena selama ini Jean hanya Homeschooling.