Pemilihan Panitia

2 0 0
                                    

2020

"PERHATIAN SEMUA, SEBENTAR LAGI KITA AKAN MENGADAKAN MUSYAWARAH BESAR! MULAI DARI ANGKATAN 18 SAMPAI 21 DIWAJIBKAN HADIR!"

Seruan itu berhasil menarik perharian seluruh anggota himpunan yang berada di lingkungan tribun. Semua orang disana mendadak terdiam seraya menunggu pengumuman selanjutnya.

Ketua umum Mahe, atau yang biasa dipanggil Tum Mahe melanjutkan pengumumannya. "OLEH KRENA ITU, SAYA MINTA UNTUK PANITIANYA BISA DI PEGANG OLEH ANGKATAN 2020!"

Mendengar ucapan Tum Mahe, seketika sisi kiri tribun ramai karena hampir semua angkatan 2020 berada di sisi kanan tribun. Semua menanyakan siapa yang akan menjadi ketua pelaksana dalam musyawarah besar nanti.

"Oke, langsung saja. Kepada angkatan 2020 bagi yang bersedia untuk menjadi ketua pelaksana silahkan angkat tangan!"

Terlihat hanya Aan yang mengacungkan tangan. Sontak semua orang bertepuk tangan sebagai apresiasi atas keberanian dan ketersediaan Aan untuk menjadi ketua pelaksana, kecuali satu orang.

"Dari sekian banyak orang, cuma satu yang mengacungkan tangan?! Yang lain pada gamau atau ga berani, hm?" Sindir Cece, selaku koordinator wilayah di himpunan yang tadi tidak memberikan tepuk tangannya.

"Baik kalau tidak ada lagi, maka Aan fix menjadi ketua pelaksana. Thankyou Aan!" Seru Tum Mahe.

"Selanjutnya, untuk sekretaris dan bendahara. Karena Aan sudah berani untuk menjadi ketua, maka untuk pemilihan sekretaris dan bendahara saya beri Aan kesempatan untuk memilih sendiri dengan siapa dia mau bekerjasama pada proker kali ini. Silahkan Aan."

Aan yang mendapat privilege untuk memilih siapa yang akan bekerja sama dengannya 1 bulan kedepan lantas memperhatikan satu persatu teman angkatannya yang hadir pada rapat kali ini.

"Saya pilih Wawa sebagai sekretaris dan Sindy sebagai bendahara." Ujar Aan dengan tegas.

"Cindy mana nih? Yang pakai C atau pakai S?" Tanya Ancha.

"Sindy pakai S."

Sindy yang sedang minum pun sedikit tersedak ketika tahu dirinya yang dipilih. Cindy atau yang akrab dipanggil Kak Cind spontan menepuk-nepuk punggung Sindy secara perlahan.

"Bersedia kan, Sin?" Tanya Aan ketika Sindy selesai dengan urusannya.

Sindy yang merasa sudah lebih tenang lantas mengangguk setuju.

"Oke, kalau begitu semua sudah setuju. Untuk panitia inti sudah aman. Lalu untuk pemilihan PJ-Pj dari setiap divisinya silahkan untuk panitia inti secepatnya di rapatkan kembali. Untuk semua anggota yang sudah hadir pada hari ini, saya ucapkan banyak terimakasih karena sudah meluangkan waktunya. Saya tutup rapat hari ini dengan Wassalamualaikum Warrahmatullahi wabarakatuh. Salam HIMAKOM? Bangkit, Jaya, Satu!"

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 11, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Bersama DewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang