Bayangan Mimpi 🔞

599 10 111
                                    

Peringatan, cerita ini memiliki unsur dewasa dan hubungan sesama jenis. Untuk pembaca yang masih dibawah umur, diharapkan tidak membaca cerita ini.

Udah tak ingetin tuh. Kalau ngenyel, dosa tanggung sendiri.

Ini bisa dibilang potongan cerita di book School Day with t Ultra's pada chapter dengan judul yang sama.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Peridot terbangun di kamar asrama, kedua mata berlian nya melihat sekeliling. Kedua teman sekamar nya masih tertidur. Peridot menghela nafas lega, namun perasaan lega itu berubah seketika saat sosok besar misterius yang tiba-tiba muncul di atas tubuhnya saat ini.

Sosok itu mengelus pipi Peridot dengan tangan nya yang besar sambil menyeringai.

"ᡶỉᦔꪖƙ ᩏꫀꪹꪶꪊ ᡶꪖƙꪊᡶ~ ꪖƙꪊ ᡶỉᦔꪖƙ ꪖƙꪖ᭢ ꪑꫀꪶꪊƙꪖỉꪑꪊ, ᩏꫀꪹꪑꪖᡶꪖ ꫝỉ᧒ꪖꪊ~"

Saat Peridot ingin berteriak, sosok itu sudah membekap mulutnya dengan cumbuan panas. Tangan besar sosok itu juga mengunci kedua tangan Peridot. Dengan ukuran tangan yang besar, jelas bisa saja sosok itu membuat kedua tangan Peridot tidak bisa bergerak.

Peridot: "Mmhh~ mhn~"

Peridot berusaha memberontak dengan kedua kakinya yang bergerak. Namun semua itu tidak berguna, karena tenaga sosok misterius itu lebih besar dari pada Peridot sendiri.

Sosok itu mengigit bibir bawah Peridot, seakan memberikan kode kepada Ultra itu untuk membuka mulut. Jelas Peridot menolak dan tidak memberikan akses pada sosok itu. Tapi sosok misterius itu tidak kehilangan akal. Tangan besar nya bergerak ke selangkangan Peridot dan menyentuh lubang Peridot yang berkedut.

Peridot: "Tunggu!! Jangan... Jangan masuk!! AHHHH!!!!"

Tanpa memperdulikan penolakan dari si empunya lubang, tiga jari milik sosok itu menerobos masuk dengan kasar ke dalam lubang Peridot. Dan bersamaan dengan lidah yang ikut masuk ke mulut Peridot yang terbuka.

Tiga jari yang masih ada di dalam lubang, bergerak pelan sambil mencari titik dimana si empunya mengeluarkan suara. Sementara lidah yang ada didalam mulut mulai mengeksplorasi setiap sudut mulut kecil itu. Lidah yang panjang, mulai mengajak lidah yang lebih kecil bergelut didalam. Sensasi yang panas dan seksual dirasakan Peridot saat jari besar dan lidah itu bermain dengan mainan mereka masing-masing.

Peridot: "Mmhh!! Mmahh!! Hah! Mmhh!"

Peridot tidak bisa mengendalikan suaranya, apalagi saat dia merasakan salah satu jari yang bergerak maju mundur di lubangnya. Menyentuh titik sensitif Peridot berkali-kali.

Sosok itu melepaskan ciumannya, benang saliva memanjang saat sosok itu melepaskan ciumannya panasnya dan kemudian terputus. Tangan besar itu bergerak semakin cepat, dan menghantam titik nikmat Ultra yang ada dibawah nya. Peridot berusaha untuk menahan suaranya. Dia tidak ingin membangunkan kedua teman sekamarnya yang masih dibuai mimpi.

"ƙꫀꪶꪊꪖꪹƙꪖ᭢ కꪖ᧒ꪖ~ ᡶỉᦔꪖƙ ꪖƙꪖ᭢ ꪖᦔꪖ ꪗꪖ᭢ᦋ ꪑꫀ᭢ᦔꫀ᭢ᦋꪖꪹ~"

Peridot: "ti-tidak... Mhh... A-aku... Tidak mau... Membangunkan... Hah... Mereka..."

"ᡶỉᦔꪖƙ ꪖᩏꪖ~ ꪑꫀꪹꫀƙꪖ ᡶỉᦔꪖƙ ꪖƙꪖ᭢ ꪑꫀ᭢ᦔꫀ᭢ᦋꪖꪹ కꪊꪖꪹꪖ ꪑꪊ. ꫝꪖ᭢ꪗꪖ ꪖƙꪊ~"

Namun Peridot masih bersikeras untuk tidak mengeluarkan suaranya. Sosok itu merasa kesal, dia mengeluarkan jarinya dari lubang Peridot dan membuka lebar kedua kaki Ultra itu. Peridot membelalak kaget saat sosok itu membuka kakinya, memperlihatkan penis kecil milik nya yang berdiri. Sosok besar misterius itu mengarahkan penis besarnya ke lubang Peridot.

Ultra berwarna hijau itu menggeleng cepat dengan menampakkan wajah ketakutan. Tapi ekspresi itu diindahkan oleh sosok besar itu. Dengan satu gerakan, penis besar milik sosok misterius yang masuk ke dalam kamar asrama berhasil menerobos lubang Peridot yang masih sempit. Spontan Peridot berteriak keras saat penis besar itu masuk ke dalam lubangnya.

Tanpa menunggu Peridot terbiasa dengan benda besar yang ada didalamnya, sosok itu menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang cepat. Peridot kembali berteriak keras saat penis besar bergerak maju mundur didalam lubangnya.

Peridot: "Aahh!!! Ahhh!! Ahh!! Ahhh!! Ahhh!!! Ahhhh!! Hah!! Ahhh!!!"

"ꪉꫀ᭢ꪖꪹ~ ꪑꫀ᭢ᦔꫀకꪖꫝ ꪶꪖꫝ కꫀᩏꫀꪹᡶỉ ỉᡶꪊ~ కꪊꪖꪹꪖꪑꪊ ỉ᭢ᦔꪖꫝ, కꪖ᭢ᦋꪖᡶ ꪑꫀꪹᦔꪊ~ ꪖƙꪊ ꪑꫀ᭢ꪗꪊƙꪖỉ ᭢ꪗꪖ~"

Peridot tidak bisa mengendalikan suara yang keluar dari mulutnya. Suara aneh itu terus keluar, namun tidak ada yang menyadarinya. Tidak ada yang terbangun saat Peridot mendesah keras menikmati penis yang bergerak maju mundur sambil menekan titik ternikmat Ultra hijau itu.

Peridot: 'i-ini aneh... Tubuh ku terasa meleleh... Pikiran ku kosong... Aku tidak tau apa yang terjadi padaku sekarang... Tapi... Ini salah...'

Sosok misterius itu menarik penis nya keluar, dan membalikkan tubuh Peridot membuat Ultra itu membelakangi sosok itu. Setelah nya sosok besar itu kembali memasukkan penis nya ke dalam lubang, dan kembali menggerakkan pinggulnya dengan tempo yang cepat. Peridot kembali mendesah keras dengan mata berlian nya melihat ke sekeliling kamar. Tepatnya ke kedua teman sekamarnya.

Namun Ultra itu dibuat kaget saat melihat tempat tidur yang dipakai Herx dan Midori.

Peridot: 'Tunggu... Dimana Herx-san dan Midori-san?'

Sekarang Peridot tau alasan kenapa sosok itu membiarkannya untuk mendesah. Karena kedua teman sekamarnya tidak ada, tidak peduli seberapa kencang Peridot mendesah atau berteriak kesakitan. Tidak akan ada yang peduli.

Sosok itu perlahan mengubah sedikit posisinya, dan saat dia menggerakkan pinggulnya maju. Penis besar sosok itu menancap tepat di perut Peridot. Peridot mendesah semakin keras saat penis besar menerobos masuk lebih dalam dan bergerak lebih brutal di lubangnya.

Peridot: "Haaaa!! Ahhh!! Ughh!! Ahhhh!!! Aahh!! Ahhh!!! Ahhhh!!"

Beberapa menit berlalu dan posisi Peridot sekarang sudah menungging dengan lubangnya masih dimasuki penis besar. Peridot terus mendesah keras, merasakan penis besar yang bermain dengan lubangnya dan menghantam titik nikmat nya berkali-kali.

Peridot: "ahh~ ahh~ hah~ aahh~ mhh~ aahh~ ahhhh~"

"ᡶꪊꪉꪊꫝꪑꪊ ꪉꫀꪹᦋꫀᡶꪖꪹ, ᩏꫀꪹꪑꪖᡶꪖ ꫝỉ̉̉᧒ꪖꪊ~ ꪖᩏꪖ᭢ ƙꪖꪊ ỉ᭢ᦋỉ᭢ ƙꫀꪶꪊꪖꪹ?"

Peridot: "iyahh~ ahh~ ahhhh~"

"ƙꪖꪶꪖꪊ ꪉꫀᦋỉᡶꪊ, ꪖꪗꪮ ƙꫀꪶꪊꪖꪹƙꪖ᭢ ꪉꫀꪹకꪖꪑꪖ~"

Sosok itu menggerakkan pinggulnya lebih cepat, dan Peridot mendesah mengikuti tempo gerakan penis yang bergerak didalam lubangnya. Dan pada hentakan terakhir, keduanya mengeluarkan sperma mereka bersama-sama. Peridot lagi-lagi merasakan kehangatan yang menjalar ke perutnya. Kehangatan yang membuat tubuhnya meleleh seperti es.

"కꪖꪑᩏꪖỉ ƙꫀᡶꫀꪑꪊ ꪉꫀకꪮƙ~ ᩏꫀꪹꪑꪖᡶꪖ ꫝỉ᧒ꪖꪊ~"

Sosok itu berbisik tepat di telinga Peridot dengan tawa yang mengerikan. Peridot dibuat semakin ketakutan, dia berteriak keras dan kembali terbangun di kamar asrama dengan Herx dan Midori yang menatap nya dengan khawatir.

.
.
.
.
.
.
.
.
.
.

Aku pengen mengubur diri sumpah. 🗿

Pokoknya yang dibawah umur tapi baca ini, jangan salahkan saya. Saya sudah memperingatkan dari awal.

Jangan Baca Book IniTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang