-prolog

8 0 0
                                    

Pagi hari yang cerah, burung burung gereja berkicau dengan bahagianya, senandungan indah seseorang. Itu semua hanya kebohongan semata bagiku.





Tangannya terlihat sangat lihai saat mengayunkan kuas yang berwarna tersebut dan manik merahnya yang menatap tajam papan yang ada didepannya. Sekarang, kanvas yang sebelumnya kosong melompong tersebut sudah disihirnya menjadi maha karya yang indah.

"Hei Alice. Apakah kau bisa membawakanku cat berwarna biru yang ada dilemari? Aku hanya butuh satu sentuhan terakhir untuk menyelesaikan lukisanku ini." Ucap gadis bernetra merah tersebut.

"Ah baiklah, tunggu sebentar." Balas gadis yang sedari tadi mengagumi seniornya tersebut.

My Only MuseTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang