Tuan Muda dan Asistennya

167 19 3
                                    

Cerita ini diikutsertakan dalam event lomba menulis dari kak lukasalanputra  yang berulang tahun pada hari ini, tepatnya hari Kamis, 14 Desember 2023. dan dipanitiakan oleh Kak JiSheun
___________












Sebuah mobil Rolls-Royce Boat Tail hitam metalik, memasuki halaman luas rumah bergaya mediterania didominasi warna putih. Seorang pria tampan keluar ketika pengawal berbaju hitam membukakan pintu, begitu mobil berhenti di depan teras rumah besar tersebut. Pria itu berdiri, merapikan kerah kemeja yang dipadukan blazer navy dan lengan bajunya saat seorang pemuda bergegas mengambil alih koper yang dibawanya. Kaki jenjang melangkah santai, dia masuk ke rumahnya dengan sangat berwibawa disusul si pemuda.

"Selamat sore, Tuan Sean," sapa seorang kepala pelayan dengan sopan saat bertemu si pria, majikannya di ruang utama.

Sean Zhan membalas dengan senyum tipis, sangat mampu melelehkan hati seorang maid muda yang sedang membersihkan sebuah figura foto. Sayangnya, senyuman tersebut tampaknya tidak terlalu berpengaruh pada si pemuda berambut hitam yang membawakan kopernya, ialah Wang Yibo, usia 23 tahun. Bekerja sebagai asisten sekaligus pelayan pribadi Sean Zhan, pebisnis sukses yang memiliki pertambangan minyak bumi, dan emas terbesar di Tiongkok.

Di mata Yibo, Sean Zhan sendiri adalah sosok pria yang kaku, berinteraksi seperlunya, meski bukan sosok yang temperamen bila Yibo berbuat salah.

Tuan rumah dan asisten menaiki tangga, ruang kerja pribadi Sean Zhan ada di lantai dua. Yibo meletakkan koper di atas meja, bersamaan dengan Sean Zhan yang mendudukkan diri di kursi putar berbahan kulit empuknya.

"Ingin kuambilkan sesuatu, Zhan Ge?" tanya Yibo, jika tidak ada, ia akan segera pergi.

"Air mineral," balasnya.

Yibo segera mengambilkan. Tidak menunggu lama, Yibo datang dengan membawa sebotol air mineral dingin.

"Terima kasih." Sean Zhan menerima airnya, menatap lamat-lamat wajah Yibo dengan senyum tersungging di bibir. Begitu pula dengan Yibo, dia merasa ada sesuatu yang Sean Zhan ingin katakan.

"Aku hampir lupa." Sean Zhan membuka kopernya dan mengeluarkan sesuatu. "Ada oleh-oleh untukmu."

Mata elang Yibo berkedip menatap Godiva Chocolatier Dark Chocolate Truffles yang diserahkan Sean Zhan. Ini bukan kali pertama Yibo menerima hadiah setiap kali tuan mudanya melakukan perjalanan bisnis, tetapi kali ini cukup mahal untuk sebuah cokelat, dan dia menerimanya. "Terima kasih."

Sean Zhan mengangguk sambil mengusap lembut, puncak kepala Yibo. "Cobalah," pintanya.

Yibo menurut, dia mulai memakan satu di depan Sean Zhan.

Lagi-lagi senyum Sean Zhan mengembang, menyaksikan bagaimana ekspresi pemuda itu menikmati cokelatnya.

Yibo senang dapat perhatian Sean Zhan, bagai kasih sayang seorang kakak kepada adiknya, karena perbedaan enam tahun usia mereka.

"Bagaimana rasanya?" Sean Zhan bertanya, bukan ingin tahu pendapat Yibo tentang rasa cokelatnya. Dia sendiri sudah sering mencicipi cokelat yang lebih mahal berlapis emas. Pertanyaan tadi cuma sekedar topik untuk bisa bicara lebih banyak dengan Yibo.

"Enak ... ada sedikit pahit dari rasa manis yang mendominasi," jawab Yibo sesudah cokelat di mulut dia telan. Berpikir untuk memakannya nanti, Yibo menutup kotak cokelatnya, tetapi terhenti saat Sean Zhan berkata, "Cobalah yang lain." Bagi pria tampan itu, Yibo lebih manis ketimbang semua cokelat mahal yang pernah dia rasakan, hanya dengan memandanginya.

Through the Time Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang