Percuma bagi Sean Zhan menjelaskan yang sebenarnya. Perasaannya turut campur aduk cemburu, sayang, prihatin.
Begitu payah dalam memulai pembicaraan. Dari umur pemuda itu masih belasan tahun datang ke kediaman, Zhan merasa keakraban tidak biasa.
Beberapa kali Sean Zhan mencoba saran kencan buta dan perkenalan lewat pesta, atas saran rekan bisnis. Namun, sampai saat ini perasaan pada Yibo tidak bisa digeser siapa pun yang pernah dekat dengannya.
Sean Zhan berusaha menunjukkan isi hatinya lewat pemberian mahal. Namun, Yibo selalu menyimpulkan perhatiannya sebagai saudara.
Sekarang Zhan hanya bisa menahan gemas dalam diam. Sementara Yibo, pemuda itu sedang menikmati manis bercampur getir asmara.
Sean sendiri merasa nikmat, meminum cuka. Setiap Yibo sibuk tersenyum manis, berbalas pesan dengan Yang Zi. Cemberut bila bicara dengan Sean Zhan.
****
Seperti sekarang ini. Yibo mengulum senyum manis, menatap foto selfie yang dikirimkan Yang Zi berlatar lokasi syuting. Gadis itu menjadi figuran dalam sebuah film kolosal, jadi seorang pelayan permaisuri kerajaan.
[Jangan lupa makan]
Cuma pesan singkat, tetapi hati Yibo sudah berbunga-bunga. Betapa bahagia dirinya memiliki kekasih seperti Yang Zi.
Bruk!
Gulungan pakaian mendadak jatuh ke pangkuan Yibo. Pemuda itu terkejut dan marah. Siapa yang berani mengganggu waktu luangnya chatting dengan pacarnya.
Yibo berdiri dari kursi ayunan depan kolam renang, menatap tajam si pelaku.
Sean Zhan tanpa rasa bersalah, tidak membiarkan asistennya protes langsung berkata, "kemasi barang-barangmu." Tidak lupa menyerahkan sebuah koper merah pada Yibo.
Jantung pemuda itu mencelos begitu saja. Apakah dia sedang dipecat?
"Harus beres dalam setengah jam, aku tunggu di depan. Bila kau sampai terlambat semenit, hukuman akan menanti." Sean Zhan berbalik hendak pergi, perasaannya tidak tega melihat ekspresi Yibo yang terkejut.
Mendadak perasaan geli menyambangi relung hati Sean Zhan. Mana tega dia menjauhi pemuda itu?
Pada moment itu, Yibo memberanikan diri bertanya, "ke mana?"
Sean Zhan menoleh dengan senyum miring tersungging di bibir. "Kau akan tahu sendiri."
Yibo menelan saliva, senyuman itu pasti menyimpan banyak arti.
****
Mata elang Wang Yibo menatap takjub laut biru lepas yang membentang luas. Angin laut beraroma asin sepoi-sepoi berembus. Ombak pelan menempuh tebing raksasa di pesisir pantai.
Pantai Phuket Thailand merupakan destinasi wisata yang cukup populer di Asia Tenggara dengan iklim tropis yang eksotis. Mengundang banyak turis bertandang. Tidak terkecuali pebisnis sukses asal Tiongkok, Sean Zhan. Tidak lupa dia membawa asisten pribadinya.
"Yibo!" Sean Zhan memanggil. Pria itu tengah duduk santai di kursi sambil minum air kelapa muda segar.
Baru sebentar keluar untuk menikmati pemandangan, atasannya sudah memanggil. Mau tidak mau Yibo segera datang. Dia menebak, permintaan konyol macam apa yang keluar dari bibir pria itu.
"Ya?" sahut Yibo. Xiao Zhan berdiri dan menyerahkan buah kelapa muda dengan sedotan di tangannya, sesudah menyuruh Yibo berlarian kecil di pesisir pantai.
"Kau pasti haus, minumlah!"
Yibo segera mengisap sedotan, tetapi tidak ada setetes air kelapa pun tersedot ke dalam mulutnya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Through the Time
FanfictionCerita ini diikutsertakan dalam event lomba menulis dari GAultahlukasalanputra yang berulang tahun pada hari ini, tepatnya hari Kamis, 14 Desember 2023. dan dipanitiakan oleh Kak JiSheun ___________ Wang Yibo jatuh dari pohon kelapa, dan rohnya te...