"Terima kasih." Seorang laki-laki keluar dengan kantong belanjaanya dari sebuah minimarket di daerah District Y.
Kehidupan yang sangat damai. Semuanya ramah. Perempuan, laki-laki mereka saling menghormati dan murah senyum. Setiap ia bertemu dengan seseorang pasti, orang-orang itu selalu tersenyum ramah kepadanya walaupun jika dilihat, penampilannya seperti seorang preman.
Namanya Kim Suho. Seorang laki-laki yang berusia enam belas tahun yang sudah putus sekolah sejak pindah dari distrik X ke distrik Y. Kehidupannya berubah seratus delapan puluh derajat setelah pindah ke distrik ini.
Dan kini dirinya sedang membawa sekantong yang berisikan makanan untuk orang di rumah. Hari ini kebetulan dia yang mendapat tugas untuk jalan membeli makan.
Di tengah perjalanan menuju ke rumah, langkahnya terhenti melihat seseorang yang tengah di pojokkan di gang kecil oleh lima orang. Semuanya menggunakan baju sekolah yang sama. Awalnya Suho ingin membantu orang itu. Ia mengangkat bahunya kemudian berjalan melewati perkumpulan orang-orang itu.
"Heh kyungsoo kecil, kamu kan punya banyak uang. Bisa kali bagi dikit," ucap salah seorang sambil menepuk pundak orang yang sedang di pojokkan itu.
"Iya nih. Minta dong sedikit." Tubuh mereka semakin dekat dengan orang itu.
Satu orang yang mengikat hoodie berwarna merah di pinggang menarik rambut. "Ayo dong kyungsoo, Cepat kasih uangnya."
Suho tidak memperdulikan itu. Namun ketika Suho melewati mereka semua. Ia tidak sengaja menyenggol bahu salah satu dari lima orang itu, yang membuat orang yang di senggol langsung menarik tangan Suho.
"Heh, mau kemana lo? Seenaknya lewat pake nyenggol." Orang itu beralih dari anak yang di rundung ke Suho.
Suho hanya diam.
"Keknya enak tuh makanan," ujar orang itu yang langsung mencoba mengambil kantong belanja milik Suho.
Namun dengan cepat Suho menepis tangan orang itu. Dan langsung meluncurkan satu pukulan telak di kepala. Membuat orang itu mundur beberapa langkah.
"Heh, anak pintar. Buat apa gue minta maaf sama lo di daerah kekuasaan gue? Lo tolol?" tanya Suho sambil menggoyangkan lehernya bersiap menyerang.
Melihat kejadian itu empat orang temannya langsung memasang kuda-kuda bersiap menyerang Suho.
"Lo gapapa bos?"
"Tai. Pake nanya lagi." Ucap orang yang terkena pukulan Suho sambil mengusap darah segar yang keluar dari sudut bibirnya. "Abisin orang itu."
Suho tersenyum. "Hah, Akhirnya pemanasan."
Mereka berempat maju untuk melawan Suho. Jual beli pukulan berlangsung. Suho menghindari setiap pukulan dan membalasnya. Satu tinjuan keras melayang mengenai perut orang pertama yang maju membuat orang itu menunduk. Tanpa waktu yang lama Suho langsung melompat dan menendang kepala orang itu hingga terbentur tembok.
Satu orang lagi maju. Suho langsung menendang kaki orang itu membuatnya terjatuh. Ia bangun kemudian menginjak kepala orang itu dan berlari menginjak tubuhnya. Ia melompat dan menendang orang ketiga yang sudah menunggu di belakangnya dan membuatnya terpental mengenai orang ke empat.
"Tinggal satu orang lagi," ucap Suho.
Ia menitipkan kantong belanjanya kepada orang yang terkena pemalakan tadi yang kini beridiri tepat di sebelahnya. Suhopun kemudian berlari menghadapi orang itu. Jual beli pukulan terjadi namun semua pukulan yang di keluarkan oleh lawanya tidak satupun mengenai tubuh Suho.
Kini giliran Suho yang membalas. Ia melemparkan tinjuan hook yang mengenai bagian sisi kiri perut lawannya dan di lanjutkan dengan pukulan uppercut yang tepat menghantam wajahnya. Orang itu terjatuh seketika.
Suho menduduki tubuh orang itu kemudian menarik kerahnya. Ia meluncurkan tiga kali tinjuan ke arah kepalanya sampai keluar darah dari hidung lawanya. "Jangan pernah macem-macem di wilayah gue."
Terakhir Suho menampar wajah orang itu sebelum akhirnya berjalan meninggalkan lawannya. Ia sedikit merenggangkan tubuh sebelum akhirnya mengambil kantong belanja dari tangan korban perundungan dan pergi.