03 -Clara and Bianca

94.4K 4.6K 68
                                    

𝑯𝒂𝒑𝒑𝒚 𝑹𝒆𝒂𝒅𝒊𝒏𝒈


⛇⛇⛇

(Sekarang kita panggil Alin sebagai Alda)

Alda duduk di kursi balkon kamar nya, menghirup udara segar di pagi hari. Saat mengetahui tentang keluarga Alda melalui ingatan yang di berikan Alda kepada nya, Alin jadi tau alasan Alda menjadi gadis yang dingin, tidak peduli dengan keadaan sekitar.

"Miris juga kehidupan lo Al, keluarga yang ga peduli, tinggal hanya sendiri. Ck, miris, miris." ucap Alda menatap langit pagi yang cerah

"Karna sekarang tubuh lo milik gue. maaf, gue ga akan ngerubah alur.
Karna gue gak kenal sama keluarga lo, jadi gue gak masalah gak di peduliin, gue hanya menikmati uang transferan papa lo dan melihat drama drama secara live, yang mati juga antagonis HAHAHAHAHA" ucap Alda yang di akhiri dengan tawa menyeramkan

Alin akui dirinya egois, tetapi ia tak merasa bersalah karena bukan keinginan nya untuk berada di tubuh Alda

"Oke, mulai besok lo harus berubah menjadi cewe yang dingin, kalau gue pake sifat asli gue disini takut nya merubah alur, oh iya Alda punya diary gak ya? Mending gue cari deh, mumpung hari Minggu, sebaik nya gue menggeledah isi kamar, gue juga belum keluar kamar."

Badan nya berbalik memasuki kamar dan duduk di kursi meja belajar, pandangan nya jatuh ke tumpukan buku yang tersusun rapi.

Tangan nya terulur mengambil buku bersampul hitam, yang menarik perhatian nya.

"Ngga kamar ngga buku semua item, wajar sih hidup nya aja ga berwarna."
Cibir Alda

Membuka lembaran demi lembaran hingga terhenti di lembaran ketiga

Aku terlalu berharap, ternyata harapan itu menyakitkan.
Ano saat aku tau bahwa kamu menyukai gadis dan ternyata gadis itu juga lah yang mengambil kebahagiaan ku, aku berfikir aku tak berhak bahagia disini.
Aku hanya punya papa, tapi kenapa dia mengambil papa aku Ano?
Dan kamu, kenapa harus dia?
Aku cuma punya kamu setelah papa Ano.

"Ano siapa? Di novel gak ada tu Ano Ano itu, rumit banget pusing gue." Dumel Alda lalu meletakkan diary itu dengan kasar

Drt drt drt

Mendengar dering ponsel nya berbunyi, dengan segera Alda mengambil benda pipih itu yang terletak di atas ranjang.
'Bianca' nama yang tertera di layar ponsel nya

"Alda! gue sama Clara otw kerumah lo yaa"

Suara cempreng itu membuat Alda seketika menjauhkan ponsel nya
"Itu suara apa toa, ck, bikin sakit aja telinga gue" gumam nya kesal

"Iya!" Jawab Alda cepat langsung mematikan sambungan telepon nya dan berjalan keluar kamar.

Setelah sampai di meja makan dirinya di kagetkan dengan sosok wanita yang sepertinya sudah berkepala empat itu sedang menata makanan di meja makan.

"Ini non, sarapan nya sudah siap. maaf kan bibi telat non" ucap wanita paruh baya itu yang Alin yakini adalah pelayan dirumah ini

"I-iya gapapa" jawab nya gugup, wajar saja gugup, Alin tidak mengetahui cara Alda berinteraksi dengan pelayan rumah nya. Salah kan saja Alda dedemit.

Nampak raut wajah pelayan itu terkejut lalu berubah tersenyum
"Terima kasih non, dan bibi permisi dulu" jawab nya lalu membungkuk sedikit dan bergegas pergi

"Dari raut wajah tu pelayan gue tau, kalau Alda dedemit itu dingin ke semua orang." Ucap Alda yang masih menatap punggung pelayan yang mulai menjauh.

"Bodo ah laper gue."

Membutuhkan waktu satu menit Alda menghabiskan sarapan nya dan meneguk segelas air putih hingga habis

Ting tong

Mendengar bel rumahnya berbunyi, Alda bergegas menuju pintu utama

Ceklek

Terdapat dua gadis yang berdiri di hadapan nya sekarang, salah satu yang Alin kenali adalah Clara,  karena penampilan nya yang lebih mencolok, Mata berwarna hitam kecoklatan, rambut sepunggung berwarna hitam bercampur abu abu. Persis seperti yang di jelaskan  dinovel.

"Alda! lo gak nyuruh kita masuk?"

Alda tersadar saat fokus memandangi Clara, mengalihkan pandangan nya disebelah kanan Clara, terdapat seorang gadis dengan rambut sebahu berwarna coklat kegelapan.

Suara cempreng ini ternyata dia orang nya. batin Alda yang menatap kesal ke arah Bianca, salah satu sahabat antagonis wanita.

Bianca Larasati, Gadis berkulit putih pucat, rambut sebahu berwarna coklat gelap. Ia mempunyai sifat yang cerewet tetapi penyayang.

"Masuk." Ajak Alda dengan suara datar lalu berbalik memasuki rumah disusul Clara dan Bianca.

Ginikan ya jadi cewek dingin? Batin nya bertanya

Mereka bertiga sampai di kamar Alda, Clara dan Alda duduk di atas ranjang dan Bianca yang duduk di sofa single yang berada di dekat jendela kamar.

"Oh iya Al, gue ada rencana buat Diranjing itu besok." Ucap Clara to the point

"Eh enak aja itu rencana gue!" Timpal Bianca tak terima

Alda hanya mengangguk, mereka bertiga berbincang bincang tanpa mengenal waktu.




-To be continued-

I'm Figuran? (Akan Segera Terbit)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang