BAB 1. JENNA RICHARDO

196K 689 4
                                    

Wajah Jenna terbilang cantik jika dibandingkan dengan teman-teman sebayanya. Bahkan, ia memiliki hidung yang mancung dan juga kulit yang putih kemerahan layaknya blasteran Ras Kaukasia dan Ras Malayan Mongoloid. Yups, orang tua Jenna memang menikah beda ras. Seperti yang sedang ngetren sejak beberapa decade terakhir yakni menikah dengan bule. Sangat wajar, jika Jenna memiliki beberapa kelebihan dalam segi fisiknya. Ia juga memiliki buah dada yang bisa dikatakan cukup besar dan padat untuk gadis seusianya. Bisa dibilang fisik Jenna sempurna, ia hanya sedikit pendiam dan tidak mudah bergaul dengan orang lain terutama laki-laki.

Meskipun demikian, kesempurnaan fisiknya malah mengundang banyak rasa dengki dari teman-teman sesama wanita sebayanya dan juga mengundang nafsu pada setiap laki-laki yang melihatnya. Namun, tidak ada laki-laki yang berani mendekatinya. Semua itu karena pamor kedua kakak laki-laki kembar Jenna.

Sejak kecil Jenna tinggal bersama kedua orang tua dan dua kakak laki-laki kembarnya yang bernama Jonas dan Justin. Mereka berdua hanya selisih satu tahun di atas Jenna. Hal itu sering membuat Jenna berada di sekolah yang sama dengan kedua kakak laki-lakinya itu.

Jonas dan Justin sama-sama memiliki wajah tampan dengan hidung mancung dan rahang yang tegas. Mudah bagi mereka berdua menemukan pacar. Sebab, mereka berdua adalah cowok yang paling diincar di sekolah. Situasi yang sangat bertolak belakang dengan yang dihadapi Jenna yang malah dijauhi oleh para lelaki sebab para lelaki enggan mencari masalah dengan Jonas dan Justin. Ya, selama ini, Jenna hidup di belakang bayang-bayang kedua kakak laki-lakinya.

Bahkan bukan hanya teman-teman perempuan yang mengicar Jonas dan Justin. Jenna sendiri juga mengincar kedua kakaknya, terutama Jonas. Bagaimana tidak, Jonas selalu bersikap protektif terhadap Jenna, layaknya seorang kakak laki-laki terhadap adik perempuannya.

Namun, Jenna yang seorang introvert selalu merasa kesepian dan menganggap Jonas sebagai kekasih khayalannya. Ia bahkan sering masturbasi sembari membayangkan wajah Jonas. Membayangkan tangan lentik dan panjang bak tokoh anime milik kakaknya itu masuk ke dalam liang kewanitaannya dan bermain di sana atau membayangkan lidah Jonas bermain di atas putingnya. Hm, sungguh sangat menggoda. Belum lagi, saat Jenna membayangkan tubuh jangkung dan bahu lebar kakaknya mengukung tubuhnya. Sudahlah, membayangkan semua itu hanya akan membuat kewanitaan Jenna semakin basah.

Bukan hanya memiliki wajah yang tampan dan tubuh jakung yang memancarkan aura maskulin yang maksimal, Jonas dan Justin juga berasal dari keluarga Richardo yang terkenal kaya raya. Ayah dari mereka bertiga bernama Nicholas Richardo atau yang kerap disapa Nick Richardo, adalah orang Australia yang memiliki bisnis di bidang keuangan di hampir seluruh Asia Tenggara.

Ibu mereka bernama Lusiana Magdalena, wanita karir yang lahir di Indonesia, yang dulu bekerja sebagai sekretaris dan asisten pribadi Nicholas. Kedekatan dan kesamaan pemikiran antara Nick dan Lusi itulah yang membuat keduanya akhirnya menikah.

Saat kuliah, Jonas dan Justin menunda kuliah satu tahun dengan alasan, mereka ingin menikmati liburan di luar negeri. Hal itu membuat Jenna dan kedua kakak kembarnya itu mendaftar kuliah di tahun yang sama, di jurusan dan kelas yang sama pula. Hal itu dilakukan Jonas dan Justin secara sengaja untuk melindungi Jenna dari pem-bully-an.

Jenna yang kerap bertingkah kikuk dan gugup sering kali menjadi sasaran bully teman-teman sekelasnya. Jenna tidak mampu melawan, Jonas dan Justin lah yang selalu melindungi Jenna. Apalagi Jonas dan Justin adalah ketua geng motor paling elit di SMA dan geng itu bertahan hingga saat ini. Power yang dimiliki Jonas dan Justin membuat siapa saja yang berani mem-bully adiknya kapok.

Saat mulai perkuliahan, Jenna dan kedua kakaknya tinggal di apartemen yang sama, karena kedua orang tua mereka memiliki pekerjaan di luar negeri. Alasannya, jarak apartemen dan kampus lebih dekat dari pada jarak rumah ke kampus. Apalagi Jakarta selalu macet. Bisa telat kuliah tiap hari jika berangkat dari rumah. Terlebih, rumah kedua orang tua Jenna itu sangat besar di pinggiran kota dengan banyak pembantu dan penjaga. Mereka merasa kurang nyaman dengan hal itu. Apartemen menawarkan kebebasan dan privasi yang lebih dibandingkan di rumahnya yang penuh dengan berbagai pasang mata pekerja yang bekerja di sana.

JENNA: Little Sista 21+Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang