1. Armayudha Sadewa

39 6 0
                                    

Mulai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mulai

⋆。˚꩜ 🦋 🖤🥛 ʚ ᗢ₊˚🩺 🖊️✧ ゚.☁️ ໒꒱ˎˊ˗


Drab Drab Drab

"ARMAYUDHA SADEWA!! BERHENTI KAMU!!"

Itu nama gue.

"NGGA MAU!! NANTI KALAU SAYA BERHENTI PASTI DIJEWER SAMA BAPAK!"

"NGGA SAYA JEWER, TAPI SAYA SERET!!"

"SAMA AJA, PAK!!"

Iya.

Gue lagi main kejar-kejaran sama Pak Kumis, alias guru BK gue yang paling kocak.

Kenapa? Karena ...

Hehe, kita flashback dulu beberapa saat lalu ...

"Eh, kantin katanya ada roti isi baru weh, ke sana yok?" Ajak Ebi sembari memperlihatkan layar handphonenya di hadapan dua manusia yang sedari tadi asik mencatat sesuatu.

Sadewa menghentikan kegiatannya sesaat dan menatap layar smartphone milik Ebi, "Alah ..., Mau roti isi baru kek, lama kek, tetep bakso namber wan (number one) dihati," katanya sambil memukul dada pelan.

"Gue sih ngikut, ntar juga pesen makanannya tetep cilor," timpal seseorang yang duduk di sebelah Sadewa, Gibran namanya.

"Em, terserah lo berdua, gue tetep mau beli. Kelihatannya enak banget sih...," Ebi kembali memainkan ponsel sembari menunggu dua temannya selesai menyalin tugas miliknya. Tapi tak lama keduanya selesai dengan kegiatan itu.

Mereka langsung pergi menuju kantin dan segera memesan begitu sampai, dengan salah satunya mencari tempat duduk.

Saat menunggu pesanan siap, Ebi melihat guru BK dua mereka memasuki kantin. Ia menepuk pelan tangan Sadewa, "Wa. Ada Pak Kumis coy haha. Mana si Gibran pinter banget milih tempat duduk"

Sadewa mendengar ucapan Ebi langsung melihat ke arah gurunya itu berjalan ke arah meja dimana seorang guru wanita duduk di sana, sedangkan Gibran duduk di seberang mejanya.

"WUAHAHA drama ditolak part sekian, Bi. Siapin hape jangan lupa."

Sadewa membawa nampan makanan dan berjalan mendahului Ebi yang mengikuti di belakangnya sambil menyiapkan camera hp.

"Selamat paaagi Bu Erry ~"

Bu Erry tersenyum ramah membalas sapaan itu, "Pagi juga Pak Nadhif"

"Aduh. Pagi-pagi sudah dikasih senyum sama Bu Erry ..., Nanti mau pakai adat apa ya? Hehe. Indoor atau outdoor?" Guru BK itu mengusap kepala belakangnya pelan dengan senyum bodoh diwajahnya, salting cuy.

Nakula to SadewaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang