Mungkin sekitar 8 tahun sudah hubungan Mulan dan Pandu, selama itu pula mereka masih tetap romantis sebagai kekasih. Memang bukan rahasia lagi jika Pandu adalah bucinya Mulan, dan sama halnya juga dengan Pandu, Mulan adalah bucinya Pandu. Bisa di katakan mereka berdua adalah kiblat relationship goals impian semua orang.
Pandu yang baik dan pengertian, bertemu Mulan yang cantik juga dewasa.
Hubungan mereka bermula sejak kanak-kanak. Saat itu, Pandu bersama Maminya datang ke sebuah panti asuhan untuk memberikan donasi, dan di situ pula Pandu melihat Mulan kecil yang begitu cantik namun sayu dia antara anak panti lainya. Niatnya Pandu mendekati Mulan hanya untuk berkenalan, tapi akhirnya mereka selalu bersama setiap Pandu ikut memberi donasi dengan Maminya. Terkadang juga Pandu dengan sengaja berkunjung ke panti hanya untuk bertemu Mulan, dengan ditemani supir mereka bermain hingga senja.
Hingga saat Pandu kelas 3 SMP dan Mulan 1 SMP, Pandu mengajak Mulan berpacaran. Mereka memang masih cukup kecil saat itu, bahkan keduanya belum sepenuhnya paham arti pacaran. Namun, Pandu yang ngeyel tetap meminta Mulan berpacaran denganya, dengan alasan tidak ingin Mulan bersama laki-laki lain.
Sampai saat ini, Pandu masih menyukai Mulan seperti awal mereka bertemu. Bahkan laki laki itu masih memperlakukan Mulan selayaknya wanita yang paling dia cintai selain ibunya.
Sama halnya dengan Pandu, Mulan juga menyukai lelaki itu tidak pernah kurang, bahkan bertambah setiap harinya. Namun, hubungan mereka bukan seperti yang terlihat, dan tidak selayaknya yang Pandu rasakan.
Mulan mencintai Pandu sama halnya lelaki itu mencintainya, tapi cinta bukan sekedar mereka berdua. Ada orang lain yang harus menerima keadaan juga kekurangan keduanya.
Keluarga Pandu, orang tua lelaki itu.
Tentu, sebagai anak dari panti asuhan, kehawitarn terbesar Mulan saat dekat dengan Pandu adalah orang tua lelaki itu. Dan kini, semua terjawab sudah. Setelah sekian lama, akhirnya Mulan tau maksut sidiran Mami Pandu setiap mereka bertemu tanpa ada Pandu di antara mereka.
"Tante minta seperti ini karna kamu pasti paham maksut Tante, dan Tante juga nggak mungkin paksa Pandu buat putus dari kamu. Kamu tau sendiri gimana dia kalau tentang kamu."
Mulan menunduk dengan meremas tanganya gusar. Dia memang sudah sedikit paham waktu membaca pesan Mami Pandu, Tante Arum saat ingin bertemu tadi. Tapi tetap saja, rasanya hati Mulan seperti diremas kuat.
"Tante tetap akan sayang kamu, Mulan, tapi untuk menjadi menantu, Tante nggak bisa. Pandu anak laki-laki Tante satu-satunya, dia juga harapan keluarga, Tante nggak mau Pandu jadi omongan keluarga besar masalah istri. Kalian sudah dewasa, kamu sudah pasti akan bertemu laki laki yang cocok untuk kamu."
Mulan mencubit pahanya sendiri sedikit kuat agar tidak menangis. Dia pahan kehawatiran Tante Arum. Mulan hanya gadis panti yang bahkan tidak bisa meneruskan sekolahnya ke jenjang yang lebih tinggi, pekerjaanya juga hanya seorang penjaga toko buku dengan gaji kecil. Tentu akan membuat malu Pandu jika sampai bersanding dengan lelaki itu.
Mulan memang tidak pernah berharap menjadi menantu tante Arum, apalagi nona muda keluarga Haribawan yang terkenal kaya. Mengenal Pandu dan dekat lelaki itu adalah anugrah terbesar dalam diri Mulan selama ini. Bagaimana Pandu memperlakukannya, bagaimana Pandu menyayanginya sebagai manusia.
Sebagai anak yatim piatu dari panti asuhan yang tidak pernah mengenal orang tuanya, Mulan selalu mendapat pandangan tidak baik dari orang-orang. Banyak pula yang mencemoohnya sebagai anak haram yang dibuang. Tapi, setelah adanya Pandu, semua berubah. Mulan seperti memiliki arah hidup, dia memiliki pegangan untuk bertahan akan cacian semua orang. Mulan mulai merasa yakin akan hidupnya, yakin jika semua akan indah pada akhirnya, namun kenyataan merengutnya untuk kembali tersadar. Seolah mimpi indah yang menyuruhnya terjaga.
"Kita sama-sama perempuan Mulan, Tante minta kamu paham maksut Tante. Jadi Tante mohon, tolong tinggalin anak Tante, demi kebaikan kita. Kebaikan keluarga Tante, masa depan Pandu."
Mulan menelan ludahnya kelu. Setelah lama mendengar rentetan kata tante Arum, akhirnya kalimat itu keluar juga. Ini bukan pertama kalinya Tante Arum meminta hal seperti itu ada Mulan. Saat pertama kali mungkin Mulan merasa tidak terima, bahkan dia menangis di depan Tante Arum. Bertanya apa salahnya? Karna dia anak dari panti asuhan? atau status sosial mereka? Tapi semua percumah. Tante Arum tetap memintanya untuk menjauhi Pandu, kekasihnya, arah hidupnya, dan laki-laki pertama yang Mulan cintai.
Mulan mendongak, menatap Mami Pandu yang sama cantiknya seperti biasa.
"Baik, Tante. Mulan paham."
...
"Kangen." Pandu merentangkan tangan, meminta Mulan memeluknya. Padahal mereka baru berpisah dua hari, tapi rasa rindu lelaki itu tidak terbendung. Salahkan Papinya yang membuatnya sibuk di perusahaan, hingga waktu bersama kekasihnya saja dia tidak ada.
"Udah. Ngamar aja, ngamar." Dere, sepupu Pandu juga sahabat Mulan mencibir dengan dua bungkus makanan dipelukannya. Dia sebenarnya bosan melihat roman picisan dua sejoli di depanya itu, tapi tidak bisa membalas karna kejombloanya.
"Iri." Pandu ikut mencibir. Dia kecup kecup bibir Mulan agar Dere semakin mengeram marah.
"Gue aduin Mama nih ya!" ancam Dere, tapi akhirnya dia tetap berteriak karna Pandu semakin gencar dengan aktivitasnya. "Mama Pandu sama Mulan mesum di depan Dere, Ma. Ma, Mama!"
Mulan memukul Pandu pelan, senang sekali lelaki itu menjahili sepupunya sendiri. Sedangkan Pandu tertawa puas.
"Mangkanya cari pacar." ejeknya kali ini.
Dere mendengus. "Udah pulang sana lo bedua. Jangan minta suruh gue jemput atau jaga cewe lo lagi ya, Ndu. Rumah gue ketutup buat lo berdua. Lo juga Mulan, gue ogah temenan sama lo lagi."
"Huu. Ngaduan." Pandu kembali mengejek, lalu meraih tangan Mulan untuk mengikutinya. "Kita pulang aja yok Sayang, mesra-mesraan.jangan di sini, ada orang iri."
Mulan kembali memukul Pandu, lelaki itu ya benar-benar! "Udah, ah. Kamu itu seneng banget buat Dere kesel."
Dere menjulurkan lidah ke arah Pandu, kini giliranya mengejek lelaki itu. Mulan membelanya.
"Aku pulang ya, Re." pamit Mulan. Pandu sendiri sudah masuk kedalam mobil, menunggunya setelah selesai saling mengejek dengan Dere.
"Hemm. Hati-hati, besok nginep lagi." jawab Dere melambikan tanganya.
Setelah mobil melaju, Pandu meraih tangan Mulan dan mengecupnya. "Dua hari kayak setahun, kangen banget sama kamu."
Mulan tertawa. Kekasihnya itu memang bisa saja membuatnya melambung. Hubungan mereka memang masih baik baik saja, setidaknya itu yang Pandu pikirkan. Tapi, bagi Mulan berbeda, dia sudah berkecambuk dengan hati juga pikiranya.
"Ke Apartemen, ya. Aku kangen banget,"
Kali ini Mulan mengangguk. "Mau ada yang aku omongin juga."
"Apa? Kangen aku? Cium dong."
Mulan cubit pinggang Pandu. "Hal penting."
"Nggak kangen aku?"
"Kangen."
"Cium." Pandu memajukan bibirnya, berharap Mulan mengecupnya.
"Pandu."
"Cium, Sayang. Katanya kangen."
"Lagi di jalan, mana bisa."
"Bisa. Kecup, emuah gitu."
Dengan cepat Mulan mengecup pipi Pandu, membuat lelaki itu memberengut.
"Bibir, Sayang." ucapnya tidak terima.
"Udah, ah. Masih di jalan, bahaya. Nanti di apartemen aja.
"Oke."
Hii!!
Seharusnya cerita Andri yang di up, cuma saya belum dapet feel tentang mereka(atau mungkin nggak akan saya buat). Gegara drama kond*m hilang di akhir tahun, mood saya buat nulis hilang. Agak berlebihan memang, tapi emang begitu. Apalagi pas baca beritanya, jadi mual.
Sehat sehat kalian, semoga selalu di berikan ketabahan hati.
Sorry for typo
Luvv❤❤
KAMU SEDANG MEMBACA
Promise
Short StoryTidak selamanya janji terucap karna lisan, bisa saja terjadi karna hati yang saling terkiat. Short story 21+ enjoyed! Pandu X Mulan