17

4.7K 327 3
                                    

⚠️ HANYA FIKSI ⚠️

TYPO 🙏
HAPPY READING...!!!

















"Aku hamil Bu."

"Apa??? Kamu hamil nak??" Ibu terkejut dan melepaskan pelukannya.

"Iya Bu, udah 8 Minggu kemarin diperiksa." Jelas Shani.

"Alhamdulillah akhirnya kamu bisa hamil juga sayang, selamat ya nak" ibu kembali memeluk dan mencium Shani.

"Tapi kenapa kamu kaya gini? Kamu gak seneng hamil anak kandung kamu sendiri? Ibu aja seneng banget." Ucap Ibu, ini adalah saat yang paling bahagia dalam hidupnya karena dimasa tuanya kini dia memiliki seorang cucu. Meskipun sebelumnya sudah ada Chika.

"Aku seneng kok Bu, saking senengnya aku bingung harus apa. Masalahnya Chika..." Shani tidak melanjutkan pembicaraannya.

"Chika kenapa?"

"Dia belum tau soal ini Bu, aku takut dia ga siap nerima kehadiran adiknya ini." Ucap Shani.

"Ini Bu minuman nya sama makanan nya." Ucap bi Inah yang datang dengan membawa nampan berisi minuman dan biskuit.

"Iya Bi terimakasih"

"Saya permisi Bu"

"Iya Bi" ucap Shani.

Mereka pun melanjutkan obrolannya.

"Ooh jadi ini masalah kamu tuh. Nak dengerin ibu deh, semua itu pasti butuh proses. Ibu yakin Chika anak yang baik, dia bisa menyayangi adiknya juga. Asal kalian berdua adil aja sayang sama mereka berdua." Ucap Ibu, dia berusaha meyakinkan Shani kalau suatu saat Chika pasti bisa menerima kehadiran adiknya.

"Nah itu dia yang aku takutkan Bu. Aku takut dia berpikiran kalo aku sama Cio nanti ga sayang lagi sama dia. Apa yang harus aku lakukan Bu???" Risau Shani. Dia menatap ibunya penuh dengan kekhawatiran.

"Kamu jelasin pelan-pelan aja, kasih dia pengertian. Kalo punya adik itu seneng bisa ada temen main, dan yang paling penting kasih sayang kalian gak akan berkurang sama Chika."

"Ibu tau sendiri gimana Chika sama aku Bu, bahkan ayahnya pun selalu dicemburui kalau aku lagi sama ayahnya. Aku takut Bu, gimana Chika nantinya. Kemarin pas aku sakit dia aku suruh tidur peluk ayahnya, eh dia malah gak tidur Bu." Jelas Shani. Ibu tidak memotong sedikit pun pembicaraan Shani.

"Wajar nak, dia kan masih kecil. Masih butuh kamu sampai kapanpun. Hal itu memang sulit dipisahkan dari seorang ibu. Tapi seiring berjalannya waktu dan Chika makin besar dia juga pasti ngerti kok keadaannya kaya gimana." Ucap ibu, yang terus menggenggam tangan Shani.

"Aku nanti akan coba kasih tau dia pelan-pelan seperti apa yang ibu bilang." Shani terdiam sejenak. Mungkin dia harus bisa berdamai dulu dengan dirinya sendiri. Menerima semua ini, tanpa harus memikirkan bagaimana Chika nantinya. Toh ini yang sudah lama Shani nantikan.

"Bu aku juga khawatir gimana kalo nanti orang tua kandung Chika mencarinya." Lanjutnya.

"Nak, kita gak bisa misahin anak dari orang tuanya. Meskipun Chika udah kamu anggap sebagai anak kamu sendiri, tapi dia kan memiliki orang tua kandung. Yang memang hak Chika untuk bisa mendapatkan kasih sayang mereka juga." Jelas ibu.

"Tapi Bu, aku ga mau pisah sama Chika. Dia itu hidup aku Bu, aku gak bisa hidup tanpa Chika. Dia juga bahagia aku Bu. Sampai kapanpun Chika tetap anak aku." Sorot mata Shani mulai berkaca-kaca.

"Kamu jangan egois nak, Chika berhak merasakan kasih sayang orang tua kandungnya. Biar nanti Chika yang memilih akan tinggal sama siapa. Udah gak usah dipikirin, sekarang yang penting kamu fokus sama kehamilan kamu aja. Ibu selalu mendoakan yang terbaik buat kalian semua." Ucap ibu seraya memeluk Shani.

Hanya Milikku [Greshan+Ch2]✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang