tamu tak diundang.

61 5 2
                                    

suara langkah kaki di kegelapan terhapus oleh derasnya hujan. seorang pemuda berjalan dengan terseok sambil memegang sebuket bunga mawar merah. sesekali tangan ia gunakan untuk menyingkirkan poni yang menutupi mata.

langkahnya terhenti saat melihat bahwa ia telah sampai tujuannya, sebuah apartemen di tengah kota yang terlihat gelap gulita, segera ia masuk sebelum hujan kian menerpa.

sesampainya di lantai dua, ia menarik napas dengan lega, setidaknya ia sampai walau tak yakin akan diterima. dua pintu dari kanan tangga adalah tujuan terakhirnya.

tangan yang satu ia gunakan untuk mengetuk pintu. terdengar beberapa suara dari dalam sebelum pintu itu akhirnya terbuka dengan sesosok pemuda di depannya.

"hai," ia mendengar dirinya berbicara.

"bisakah aku bermalam?"

×

seongje bangun tengah malam karena sebuah ketukan, ia tahu benar siapa yang berada di luar, namun pintu itu tetap ia bukakan.

ia tak terlalu kejam hingga membiarkan seseorang tanpa rumah dibilas hujan, kan?

"ada apa dengan buket mawar di tanganmu? ditolak kencan butamu?" sinis seongje.

"begitulah," jawab pemuda itu tanpa melihatnya, dengan seenaknya ia menduduki sofa.

seongje yang melihatnya hanya ingin bersumpah, tak lama lagi mungkin pemuda itu hanya akan tinggal nama. walau begitu seongje tetap memberikannya sebuah handuk untuk menyeka semua air yang menetes dari tubuhnya.

"sudah, pergi mandi sana, bajumu berada di tempat biasa," ucap seongje.

pemuda itu menatap bingung ke arahnya sebelum akhirnya tersenyum paksa, "masih belum membuangnya?"

seongje menghentikan aktivitasnya, "hanya berjaga-jaga jika kau kembali," lirihnya.

pemuda itu tak berbicara, ia langsung berdiri dan menuju kamar mandi. seongje menatap punggung itu sampai menghilang di balik pintu, masih sama seperti dulu.

karena aku masih memiliki sedikit harapan, hakho. tentang masa depan kita, bersama.

×

mereka bertemu tiga tahun yang lalu di aliansi.

hakho yang hanya ingin membalas dendam dan seongje yang ingin bersenang-senang. sejak awal tujuan mereka sudah berbeda, jadi harusnya mereka tak mungkin bersama, kan?

tapi realita menampar mereka, semakin banyak masalah yang terjadi, semakin dekat mereka. awalnya mereka hanyalah teman kriminal, mencari satu sama lain hanya jika memang ada perintah dari atas. semakin lama nama itu bergeser menjadi teman seranjang.

cukup gila, bukan?

hakho yang saat itu belum melepaskan hasrat selama lebih dari sebulan diberi obat oleh lawan yang pada akhirnya membuat seongje kewalahan.

pagi hari saat mereka bangun, seongje merutuki hakho karena bermain terlalu kasar. hakho yang bingung hanya bisa menatap kosong seongje di hadapannya. peristiwa malam itu berakhir dengan mereka yang berjanji untuk tidak mengulasnya lagi.

×

"seongje."

seongje tersadar dari lamunannya. hakho sekarang ini sudah berdiri di hadapannya dengan handuk yang masih menggantung di leher jenjangnya dan air yang masih menetes dari rambutnya.

pluviophile | hakseongTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang