Prolog

8 1 0
                                    


Di tepian samudera biru, teranyar lebur dalam cahaya keemasan matahari terbenam, tersembunyi segala cerita hati yang terpendam. Samudera, suara bisikan tiap gelombangnya menjadi saksi bisu akan berkeluh kesah manusia-manusia yang lewat di atasnya.

Ia menjadi tempat penitipan duka dan suka, di mana ombak-ombaknya menari-nari seperti tarian rahasia yang hanya bisa dipahami oleh langit yang mengawasinya. Setiap gelombang membawa cerita sepi, luka, dan juga harapan yang terselip di dalamnya. Dia menyimpan ribuan kisah luka, yang pedihnya tak terhingga


Samudera, bukan hanya sekadar kumpulan air yang terbentang luas. Ia adalah cermin jiwa, tempat para pelaut mencari jawaban atas misteri kehidupan. Pada samudera inilah, di balik birunya, manusia-menyeruakkan uneg-uneg hati dan mencurahkan beban pikiran.

Di sini, samudera menjadi saksi sepihak akan kehidupan yang berlalu begitu saja. Samudera adalah saksi bisu bagi setiap impian yang perlahan terhempas, dan setiap tawa yang bergema diangkasa.

Namun, ironisnya, meski samudera menjadi tempat berbagi beban, ia tetap menjadi misteri bagi semua yang menghampirinya. Tidak ada yang tahu sepenuhnya bagaimana ia hidup, bagaimana ia menyimpan setiap raung duka dan tawa.

Samudera, dengan kedalaman yang tak terbatas, menjadi metafora bagi kehidupan yang selalu menyimpan misteri, bagai bait puisi yang tak terbaca sepenuhnya. Hanya mereka yang berani memeluk samudera dengan segala kejujuran hati yang akan merasakan kesejukan dan kehangatan dalam dekapan diamnya. Selamanya kisahnya akan tertutup debur ombak kisah manusia yang menutupi nya

To Be Continued

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Dec 16, 2023 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Samudera BiruTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang