Bab 1

2 0 0
                                    

🩶 Happy Reading 🩶

Keadaan rumah Nazra saat ini tidak sunyi seperti biasanya karena kedatangan tamu teman ayahnya dari luar kota. Teman ayahnya itu membawa anak laki-laki nya untuk memperkenalkan dengan Nazra.

Di ruang tengah mereka berkumpul dengan sofa saling berhadapan. Nazra duduk di samping ibunya di sofa panjang sementara di depannya ada ayah dan tamu duduk di sofa lebih panjang yang muatan lebih dari dua orang .

" Nazra ini teman ayah Om Kusuma, teman lama ayah sejak SMA" ujar ayah mulai mengenalkan temannya.

" Dan ini anak om Kusuma yang bernama Darren, dia sudah lulus kuliah 2 tahun yang lalu. Sekarang dia bekerja di perusahaan dan memiliki cafe." ujar ayah menjelaskan lebih detail mengenai Darren kepada anaknya. Nazra hanya tersenyum mendengar penjelasan sang ayah. Ia tidak tertarik sama sekali dengan Darren.

"Nazra sekarang sudah semester berapa" tanya Om Kusuma basa-basi sebenarnya dia sudah tahu kalo Nazra semester 4.

Dengan masih tersenyum ia menjawab." Semester 4 Om"

Om Kusuma hanya mengangguk mendengar jawaban Nazra."kapan kalian tunangan"

Mendengar kata tunangan mata Nazra melotot kaget. Ia kira cuman kenalan seperti biasanya ternyata sudah direncanakan ada pertemuan yang serius. Dengan cepat ia menormalkan matanya.

" Siapa yang tunangan om" tanya Nazra seperti orang bingung. Padahal ia tahu bahwa dia lah yang akan tunangan.

" Kamu dan putra saya"

Orang tua Nazra masih diam mendengar kan anak dan teman nya berbicara. Semoga rencana nya kali ini berhasil. Mereka sudah capek sebenarnya mengenal kan laki-laki yang sering ditolak oleh Nazra.

" Maaf om saya tidak tahu soal pertunangan ini. Saat ini saya belum ada niatan tunangan apalagi menikah. Saya ingin fokus ke pendidikan dan karir om."ujar Nazra yang tidak pernah menerima perjodohan ini sekalipun anak dari teman lama ayah. Berbagai alasan akan ia katakan.

Sekarang zaman modern mana ada perjodohan seperti di zaman Siti Nurbaya ternyata pikirannya salah. Sekarang masih ada perjodohan yang dilakukan oleh orangtua di luar sana termasuk orangtuanya sendiri. Apa ini sebuah karma, ia pernah mengejek temannya yang ingin dijodohkan oleh orangtuanya. Dan sekarang ia merasakan apa yang temannya rasakan. Karma itu ada dan nyata. Mulai sekarang ia harus berhati-hati dalam berbicara.

"Apa perjodohan ini dibatalkan" tanya Darren yang tiba-tiba angkat bicara yang dari tadi diam saja. Setelah mendengar jawaban dari Nazra ia pun merasakan hal yang sama. Ia ingin fokus karir apalagi ia dan Nazra belum mengenal satu sama lain dan belum tentu saling mencintai.

"Perjodohan ini akan dilanjutkan" ujar Om Kusuma.

Dengan cepat ia menjawab " Maaf saya tidak bisa melanjutkan perjodohan ini. Terimakasih om Kusuma dan Darren sudah mau datang jauh-jauh ke sini, maaf mengecewakan Om Kusuma dan Darren. Sekali lagi saya menolak perjodohan ini" jawabnya dengan tegas di akhir kalimat.

Menghembuskan nafas pasrah dari orang tua Nazra. Mereka sudah menduga jawaban anak nya pasti akan menolak perjodohan. Ayah dan ibu saling tatapan mata penuh isyarat cuman mereka berdua yang tahu.

"Yasudah Om tidak bisa memaksakan kamu. Kalau kamu tetap menolak perjodohan ini Om nggak papa. Karena yang menjalankan kalian berdua bukan Om." Ujar Om Kusuma. Kalau pun dipaksakan bukan Nazra aja yang sakit, Darren pun sama akan sakit juga. Dia tahu kalau anaknya pun akan menolak tapi takut bicara dari bahasa tubuh anaknya sudah bisa ia pahami.

" Saya dan Darren pamit, assalamualaikum." Om Kusuma dan Darren beranjak dari tempat duduk. Mereka berjalan ke arah pintu luar.

" Waalaikumussalam" jawab serempak.

Tinggalkan jejak kalian Follow, vote dan komen.

See you again 🥕

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Suami Untuk Nazra Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang