Interaksi lumayan banyak dibawah bimbingan si pendiam. Ternyata dia bisa tertawa dan mulutnya menyukai mengungkapkan kata kasar. Tapi di hari itu dia berbicara padaku seperti tidak terdengar. Apa aku membuatnya tak nyaman?
Hari yang mulai aku mengetahui tentang si pendiam.Hari ke dua yang harus ku lalui dibawah bimbingan si pendiam aku duduk di sebelahnya. Dan ternyata si pendiam cukup perhatian. Tolong jangan salahkan pengertian disini. Pengertian dalam hal membimbing aku ke dunia yang baru. Bukan personal. Gugup ku mulai hilang saat ada si pendiam.
Saat membimbingku ternyata dia menemukan kecurangan. Insiden kecurangan itu ternyata memakan waktu untuk penyelidikan dan penyelesaiannya. Saat penyelesaian si pendiam dudul di sebelah kananku dan dia terlihat lelah, tapi ada gugup disana.
Ah apa dia gugup karna setelah mengetahuai adanya kecurangan itu?? Ya setelah mengetahui insiden kecurangan aku dan dia di jodoh-jodohkan. Respon ku hanya tersenyum. Tidak menolak dan tidak mengiyakan. Walau sejujurnya aku ingin mengatakan 'maaf gak minat'.
Ah hari yang panjang dan aku terjebak satu tempat istirahat dengan si pendiam. Tidak berdua. Hanya saja tempat peristirahatan ini terlalu ramai dan tidak ada pembatas. Perasaanku mulai sensitif. Menangis hal yang ingin ku lakukaan. Aku merasa lelah dengan hari ini dan tidak bisa beristirahat. Pagi aku harus mulai kembali ke dunia itu. Tapi aku rasanya tak memiliki tenaga untuk mengahdapi dunia itu.
Dan ya aku mau runtuh di hari ke tiga di bawah bimbingan si pendiam. Mual sudah pasti dan minyak angin sudah semerbak ditubuhku. Mengisi perutku pun sudah tidak minat. Istirahat yang aku butuhkan tapi ini masih terlalu pagi untuk istirahat.
Dilamunku tentang pikiranku ada yang memanggil. Si buncit berisik yang memanggil dan mengatakan 'itu ada nasi kuning di beliin si pendiam makan bro' aku langsung kelihat ke arahnya dan mengucapkan terima kasih. Oh dia baik sama anak baru. Eh sebentar, nasi kuning?? Aku tak menyukai nasi kuning. Bagaimana ini?? Menolak untuk memkanannya? Oh tentu tidak, aku tak ingin orang berpikir aku sombong tak ingin makanan yang di belikan si pendiam. Dengan paksaan dan keharusan aku mencoba memakannya. Nayatanya itu membuat sisa tenagaku melemah.
Apa yang harus aku lakukan?? Izin untuk pulang? Tidak mungkin. Si pendiam menghampiriku dan menanyakan keadaanku. Aku mencoba kuat dengan sisa tenaga untuk hari ini di dunia ku yang baru. Dan aku berhasil.
Ah senangnya di tambah aku libur di esok hari dan terbebas dari si pendiam. Waktunya aku istirahat.