世界公式 (Oneshoot)

32 1 0
                                    

“Mafuyu, aku benar-benar mencintaimu.” Di sore yang cerah dengan langit yang berwarna jingga. Ia mengatakannya dengan lantang dan yakin. Padahal saat ini, kami berdua sedang bertengkar. Bertengkar lalu berbaikan kembali layaknya sepasang kekasih yang baru mengenal cinta. Dia kekasihku, aku benar-benar mencintainya. Dia pun tentu saja mencintaiku. Namun, bibir ini, dengan lancangnya malah berkata, “kalau kau benar-benar mencintaiku, apakah kau rela mati untukku?”



Given fanfiction, Siksa Neraka AU

Cast : Yuki, Mafuyu, Uenoyama

WARNING! Islamic Fanfiction, BUKAN HOMO SYARIAH, CUMAN MINJEM KARAKTERNYA DOANG, SUICIDE ATTEMPT, DISTURBING, CEMOOHAN DARI HOMOPHOBIC, dan hal lain yang membuat Anda tidak nyaman.
SIAPKAN MENTAL, HATI DAN PIKIRAN SEBELUM MEMBACA INI!




Semua orang memakai baju serba hitam, yang laki-laki memakai jas hitam, yang perempuan memakai dress berwarna hitam sebagai tanda berduka. Begitupun dengan diriku yang memakai baju hitam pula. Aku tidak menyangka hal ini benar-benar terjadi. Kau harus tahu betapa terpuruknya aku. Kekasihku yang benar-benar aku cintai, kini meninggalkanku. Apalagi kudengar, dia meninggal karena bunuh diri. Astaga, ini pasti salahku!

Ini salahku!

Ini salahku!

Karena aku berkata hal bodoh dengan demikian, sehingga kekasihku pun mengakhiri hidupnya sendiri.
Setelah semua orang telah pulang dari rumah duka, ibunya Yuki, ibu dari kekasihku memberikanku buku diari dari kekasihku. Seolah ibunya Yuki dapat membaca pikiranku, ia pun seraya berkata, “nak Mafuyu, kematian Yuki ini bukan salahmu. Semua ini memang sudah takdirnya. Beginilah jalan takdirnya. Tante titipkan ini untukmu. Yuki berpesan kepada tante agar menitipkan ini untukmu.” Aku pun menerima buku diari itu, seraya berpamitan kepada ibunya Yuki, serta sanak keluarga Yuki lainnya yang masih berada di rumah duka itu.

Kalian tidak salah membaca. Mafuyu. Yuki. Nama yang cocok untuk kaum Adam. Aku memang sejak masih kecil menyadari bahwa aku menyukai sesamaku.

Jelas aku mengetahui bahwa hal ini benar-benar tabu untuk dibicarakan. Apalagi ini memang tidak sesuai untuk di norma apapun. Bahkan norma agama, sekalipun apapun agamanya.
Sesampainya di rumahku, aku pun langsung membuka diari itu dari halaman per halaman.

Kubaca dengan teliti dan saksama. Isinya, berisi tentang curahan hatinya dalam bentuk tulisan. Bagaimana kehidupan sehari-harinya. Kubaca pula tentang bagaimana dirinya yang rasanya setiap hari ia ingin mengakhiri hidupnya. Aku baru tahu ternyata kekasihku ini hampir broken home, sehingga aku dapat bayangkan betapa frustrasinya ia bahwa melihat kedua orangtuanya bertengkar adalah tontonannya sehari-hari.

Beberapa bulan kemudian…

Tibalah hari kelulusanku. Di kelulusanku ini, tentu saja ia tidak datang. Ia sudah berbeda alam denganku. Dengan kita semua. Disebelahku hanya ada bangku tidak berpenghuni. Diatas bangku tersebut hanya ada foto kekasihku yang difigura, serta sekuntum bunga. Ya benar, memang semestinya aku lulus bersamanya tapi takdirnya malah berkata lain.

Lulus dari sekolah ini, aku memutuskan untuk melanjutkan SMA ke tempat yang lebih jauh agar aku tidak berlarut-larut bersedih akan kepergian dirinya. Istilahnya, aku harus move on!

Hari pertama masuk SMA, semua terlihat menyenangkan dan baik-baik saja.

Pelajaran-pelajarannya yang masih bisa kuikuti.

Tapi ternyata, tidak se-‘baik-baik saja' itu.

Entah mereka dapat kabar burung dari mana,

“Hei, sebaiknya kalian jangan dekat-dekat dengan si Mafuyu itu!”

世界公式 (ONESHOT Given Fanfiction)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang