VARA-2

182 21 1
                                    

'Mencintaimu adalah salah satu kesalahan terbesar dalam hidupku'

***

Sesudah membujuk Vano. Akhirnya ia sampai dirumah sahabatnya ini.

Tok...tok...tok...

"YA.. MASUK AJA"Teriak seorang lelaki dari dalam rumah.

Akhirnya Ralin pun membuka knop pintu yang tidak terkunci. Sebelum ia masuk kerumahnya, tiba-tiba...

"DORRR"Vano berteriak seraya mengagetkan sahabatnya itu.

"KYAA"Teriak seorang gadis yang tak kalah kencang. Dan

Plakk..

"Wwadaw"Vano meringis dan mengusap bekas tamparan yang nampak kemerah-merahan.

Pasti sakit tuh'gumamnya dalam hati serta meringis kala membayangkannya. Ralin menggaruk rambut belakang yang pasti tidak gatal sama sekali.

"Sory ya Van, itu reflek doang kok. Lagian salah lo sih kenapa ngagetin gue segala"mohonya dengan tatapan bersalah sekaligus rasa kesal.

"Iyaiya"jawabnya.

"Udh gk sakit lagi Van? Mendingan kita pergi sekarang aja keburu ujan nih"ucapnya dengan tampak muka polosnya dan menarik Vano ke garasi rumahnya.

'iya sih gk sakit tapi mana ada cuaca terang dibilang ujan?'Vano menggelengkan kepalanya melihat kelakuan sahabatnya itu seperti anak tk.

"Woy Van cepetan naik dong"ucap Ralin.

Vano memberikan helm kepada Ralin dengan tatapan'pakai helm atau kita gk jadi sama sekali'' sambil menaiki motor sportnya itu. Di sepanjang perjalan yang paling mendominasi ialah Ralin, ia menceritakan tentang hari-harinya itu. Akhirnya menit demi menit berlalu mereka sampai di sebuah toko buku.

"Van jangan diem aja dong ngomong apa kek"tanyanya keki terus menelusuri lorong-lorong buku.

"Hmm"Vano bergumam tanpa mau repot-repot mengalihkan matanya dari smartphonenya itu.

Tiba-tiba Vano menegakkan tubuhnya menjadi berdiri dan meninggalkan Ralin yang hanya melongo akibat ulah dari sahabatnya itu dan pergi tanpa mengucapkan sepatah katapun.

'huft... Kebiasaan nih bocah, kalau tau gitu mending gue kesini sendiri aja'rutuknya dalam hati.

Setelah berjam-jam mendapatkan bukunya, akhirnya ia segera membayarnya dikasir.

"hey"tepukan seseorang membuatnya berjengit kaget.

"udah selesai beli bukunya?"tanyanya.

Ralin hanya menggangukan kepala malas menggapi pertanyaan dari orang sebelahnya ini.

"Kita makan dulu ditempat biasa ya"pinta Vano.

"Iya"sahutnya malas. Ia masih kesal karena tadi ia ditinggal sendirian ditoko buku itu.

Vano terkekeh geli melihat wajah kesal Ralin.

"Udah dong ngambeknya, nanti cantiknya ilang loh"Vano sengaja menggodanya dengan mencolek dagu gadisnya itu dan menaik-turunkan alisnya agar ia tidak ngambek lagi dengan dirinya.

"Ihh apan sih Van, udah ah katanya mau makan, jangan ngegodain gue terus dong"ujarnya sambil menepis kasar tangan Vano yang mencolek dagunya.

"Hahaha muka lo lucu Lin, yaudh yuk kita kesana"setelah itu Vano mengambil tangan Ralin dengan lembut dan mengaggendangnya selayaknya pasangan kekasih

Ralin yang diperlakukan seperti itu tidak terkejut karena dia sering diperlakukan layaknya orang yang sedang pacaran. Tapi Ralin tidak mau ambil pusing, karena ini adalah kedekatan antara seorang sahabat saja bukan?

Sedangkan Vano? Ia selalu dag dig dug bila berdekatan dengan Ralin, apalagi dia sekarang sedang menggandengnya, sudah tidak tau seperti apa jantungnya saat ini. Biarpun cinta Vano bertepuk sebelah tangan tapi ia tidak mempermasalahkannya asalkan ada gadisnya disisinya dan melihat Ralin tertawa lepas saja ia sudah sangat bahagia. Agar gadis itu bisa mencintai Vano butuh perjuangan besar dan mungkin hal itu tidak dapat terjadi karena ego dari gadis itu sendiri.

*

Akhirnya mereka sampai dikedai mie ayam langganan mereka berdua.

"wahhh si aden sama neng baru keliatan nih. Makin mesra aja ya"ucap pedagang tersebut.

"Hehehe sibapak mah bisa aja deh"ucap Vano sambil menggaruk tengkuknya yang tak gatal itu.

"Aduh siaden jangan malu-malu atuh sama bapak mah. Udah dari tadi pegangan tangan terus gk dilepas-lepas"pedagang tersebut terkekeh sendiri melihat anak pemuda dihadapaannyaa kini.

"eh?"ucap mereka bebarengan lalu melepas pegangan tangan mereka.

Vano nampak nyengir tak berdosa kearah pedagang tersebut dan Ralin hanya menundukkan kepalanya akibat omongan si bapak pedagang itu dan merutuki sifat buruk Vano yang bisa membuat malu mereka ya seperti sekarang ini.

***

02/07/2015

Yuhu gue balik lgi nih. Gk lama kan gue ngepostnya?.
Sory ya klo ada typonya, harap maklum lah.Hehee:v

Gk kerasa hri ke 15 puasa

Votenya nih saya tunggu yaa...

-Melin

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 02, 2015 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

VaraTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang