Dafa duduk di kursi kayu pinggir kota jakarta, ia meratapi nasibnya kehilangan kekasih yang ia cintai di bulan yang begitu indah. Sesuatu yang tidak bisa di terima adalah semua yang telah di lakukan demi sang kekasih untuk menemaninya di akhir hidupnya yang memiliki kanker.Hujan yang begitu deras membasahi sekujur tubuhnya menambah sedih yang begitu dalam di hatinya. Sang kekasih yang bernama Amelia telah meninggal di hari istimewa yaitu hari ulang tahunnya yang ke 18 tahun. Di hari inilah harusnya Dafa merayakan sesuatu yang indah, tetapi malah sebaliknya. Ia harus menahan sakit di lubuk hatinya.
Di hari-hari terakhirnya Dafa berusaha membuat sesuatu yang berarti bagi Amelia sebelum, ia meninggalkan dunia ini.
"Sayang tidak perlu bersedih, aku selalu berada di hatimu," ucap Amelia menunjuk dada Dafa. Yang terbaring lemas di kasur rumah sakit.
"Aku gak bisa, aku gak bisa lupain semua kenangan kita, Tolong bertahan lah. Aku janji akan berkerja keras demi pengobatan mu, tapi aku mohon kamu harus tetap hidup," ucap Dafa menggenggam tangan Amelia. Dengan tangisan yang berkaca kaca.
"Aku tau kamu pasti kuat menghadapi semua ini, itu tergantung waktu. Aku yakin sepenuhnya jangan sia-sia kan masa muda mu, kamu terlalu muda. Kamu bisa cari perempuan yang lebih baik dan sehat dari pada aku yang sakit sakitan ini," ucap Amelia menahan tangis dengan suara yang berbata bata.
Dafa diam, ia tak mau membicarakan ini. sesuatu yang keluar dari mulut kekasihnya itu seperti jarum besar yang selalu menusuk hati kecilnya. Setiap kata yang di keluarkan bukanlah hal yang begitu bagus melainkan pisau tajam yang siap mengiris inci inci kecil di dalam lubuk hatinya.
Di tempat yang begitu sepi nan hujan ini, cuman ada kesunyian dan kegelapan. di hari kematian kekasihnya, ia hanya duduk menyendiri di tempat yang jauh, ia tidak sanggup melihat kekasihnya itu meninggalkan dunia ke alam baka. Dafa melihat ke atas dan menatap langit gelap.
"Aaaaaaaa!!!! Dasar kenapa dunia begitu kejam, aku sudah melakukan semua yang aku bisa, tapi kenapa dunia tidak mau merestui kami berdua, aku tidak kaya dan tidak miskin aku hidup sederhana, aku tidak memiliki saudara. orang tua ku sudah pisah ketika aku kecil, aku terpaksa mencari kerja di bengkel dekat rumah ku, aku hanya ingin mencintai dan di cintai, aku hanya menginginkan itu semua," ucap Dafa teriak putus asa di tengah-tengah hujan deras .
~~~~~~~~~
Dafa berumur 19 tahun tinggi hanya 170, ia Lulus SMA waktu kecil, ia sudah tidak tinggal lagi bersama kedua orang tua dan hanya tinggal bersama kakek dan neneknya, tetapi itu tidak bertahan lama ketika beranjak SMP keduanya wafat. Terpaksa Dafa harus mencari kerjaan demi bertahan hidup.
"Mas!! Mas!! Jangan tidur di taman, nanti sakit," ucap mbak mbak yang tidak sengaja lewat dan melihat Dafa yang ketiduran.
Dafa terbangun dan merasa sakit di sekujur tubuhnya.
"Iya mbak, maaf," ucap Dafa beranjak dari kursi taman lalu menelfon temannya iskal
"Hlo kamu bisa jemput aku gak kal?,"
"Bisa emang kamu di mana nanti aku langsung otw,"
"Di taman yang biasa, pasti kamu tau tempatnya,"
"Ok, tunggu bentar ya," ucap iskal memutuskan panggilannya
Tidak perlu menunggu lama seseorang yang Dafa telfon, sudah sampai di depan kursi taman. Tanpa berneko neko Dafa langsung naik ke belakang kursi motor temanya itu
Setibanya Dafa di rumah, hanya berukuran 5x7 berbentuk persegi panjang yang berbahan kayu nan cukup sederhana, Dafa beranjak dari motor menuju rumah tanpa berpamitan dengan iskal.
Iskal tau bahwa hari ini adalah hari berat bagi Dafa, jadi dia membiarkan Dafa melakukan apapun yang ingin dia lakukan. Ia hanya bisa memandang Dafa dengan raut wajah sedih. Seperti Kukang yang hanya bermalas malas dan tak memiliki semangat untuk hidup.
Di kediamannya Dafa, Karena basah kuyup ia pergi ke kamar mandi untuk menyegarkan badannya walaupun Dafa merasa sedikit sakit di bagian di ujung dahi, ia memaksakan untuk tetap berkerja. Dafa pun keluar lalu melihat bengkel yang tepat berada di depan rumahnya itu. Tidak perlu menunggu lama Dafa langsung menghampirinya. Dengan sedikit berlari menyebrangi jalan
"Mengapa hari ini kamu terlambat?, kamu tidak tau kalau hari ini banyak pelanggan!"b3ntak pak hamsa pemilik bengkel dekat rumah Dafa
"Maaf pak saya kesiangan tadi," sesal Dafa
"Bapak tau kamu lagi punya masalah tapi Jangan sampai di bawah ke urusan bekerjaan, masa Depan mu masih panjang. Kamu pernah bilang kan sama bapak kalau Dafa mau kuliah nah, sekarang rajin lah berkerja misal Dafa punya tabungan bisa untuk daftar ke universitas atau akademik yang Dafa suka," sambung pak hamsa yang tidak tega melihat Dafa.
Tanpa berlama-lama Dafa langsung berkeja. Senja menggoda langit dengan warna hangatnya, menyelipkan pesona keemasan sebelum malam menggenggam dunia dalam gelapnya.
Tanpa sadar hari sudah berganti malam Dafa mulai membersihkan semua peralatan yang telah dia gunakan talupa dia membersihkan dirinya dan bersiap untuk pulang.
Sebelum itu Dafa pergi ke Alfamart sabantar, membeli persediaan makanan. Dafa pun tiba, ia pergi paling ujung untuk mencari makanan kaleng tanpa sadar, Dafa menabrak seorang wanita cantik.
"Maaf kk saya tadi tidak melihat, KK lewat," ucap Dafa lalu mengulurkan tangannya untuk membantu Wanita cantik yang mengunakan hijab merah mudah.
"Aku baik baik saja, gak papa," jawab gadis cantik lalu beranjak dari tempat itu kemudian langsung pergi menghirukan uluran tangan Dafa.
Mata Dafa berbinar, jantungnya berhenti sejenak. Ia melihat gadis cantik ini seperti seseorang yang pernah Dafa kenal. Tidak sempat melihat wajahnya wanita itu meninggalkan Dafa sendirian.
Mungkin dia buru buru gumam Dafa dalam hati
"Hei dari tadi aku cariin ternyata disini," timpal seseorang dari belakang.
Dafa berbalik dan melihat sahabat kecilnya, yang sering kali menganggu apapun yang di lakukan Dafa
"Ada apa Han, emang kenapa lu nyariin gue," sangggah Dafa yang malas lihat Hana.
"Kalo ngomong sama orang tuh yang sopan," gerutu Hana
"Jawab saja apa susahnya sih, emang apa yang mau loh omongin," ucap Dafa yang mulai kesal dengan perlakuan Hana.
"Loh tau gak gua abis baca novel bagus gila, ceritanya itu mengisahkan 3 siswa yang memiliki kemampuan untuk mengungkapkan sisi gelap dari sekolah mereka. Pokoknya asik banget," ucap Hana panjang lebar.
"Cuman itu doang Han??, Emang apa judulnya kalau boleh tau," ucap Dafa akhirnya penasaran.
"Genius the experimen." jawab Hana singkat
"Bukannya tuh novel belum tayang??"
"Oh gua cuman baca yang belum di revisi nanti kalo sudah di revisi nanti di up juga,"
"Tunggu lu tadi liat cewek pakai baju pink sama jilbab gak?" Ucap Dafa dengan penuh harapan berharap teman kayak babi ini tau tentang gadis tadi.
"Oh cewek tadi, gue kira cuman gua yang kayak kenal sama tuh orang. Dia persis dengan pacar lu tapi versi sehatnya, tapi gak mungkin Amelia. Amelia kan sudah tidak ada," jelas Hana
Selesai berbincang cukup lama dengan Hana, Dafa melanjutkan mencari makanan kaleng selesai mencarinya. Dafa pun pergi dan menuju rumahnya.
Dafa menaruh hasil belanjaannya di dalam kulkas lama yang sudah kusam tapi masih layak untuk di gunakan, karna merasa capek, ia pergi ke kamar untuk beristirahat. Dafa melihat langit langit kamar lalu memejamkan matanya berharap besok, akan ada sesuatu yang baik menimpanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Transmigrasi Laksana Bintang
Fantasyderita di kehidupan sebelumnya tak luput dari kesedihan yang mendalam. Dafa kehilangan kekasihnya dengan luka begitu dalam, kecelakaan Dafa membuat dia terjun ke dunia lain, tetapi ketika dia sampai, ia malah harus menyelamatkan dunia Zodiak itu yan...