chapter 8

47 19 31
                                    

Dafa berlari secepat mungkin, sementara Kirana dan Luna mengikuti dalam keadaan terengah-engah.

Hutan ini begitu lebat, daun daun menjulang tinggi setinggi tubuh mereka dengan tempat seperti ini tidak mungkin menemukan mereka di dalam hutan dengan mudah, Tetapi yang Dafa pikiran bertolak belakang sekarang wanita berambut panjang, berwarna ungu dengan pakaian perang jaman kuno dan lingkaran bulat mengelilingi belakang perempuan itu.

Tidak salah lagi itu Achero vortigon perempuan yang di juluki si kilat hitam. Tidak hanya itu saja dua rekannya sudah berada di belakang mereka dan mengepung Dafa.

"Sial kita di kepung..." Ungkap Luna.

Draco malivorus mendekat. "Serahkan Zodiak itu kepada ku, Aku sudah berbaik hati kepada kalian lantas mengapa kamu mempersulit kami?" Tatapan dinginnya membuat Dafa bergetar takut

"Apa yang terjadi kepada Alina!" Teriak Luna yang sudah menganggapnya sebagai teman.

Draco tertawa ringan. "Dia sudah mati terbakar."

Luna sangat marah, alisnya bertautan, matanya melotot, bibir mengerucut, bahkan rahangnya mengetat. "Dasar bedabah sialan, kamu mati saja." Tanpa sadar ia mengeluarkan kata kata yang akan membuat bencana kepada mereka.

"Apa yang kamu lakukan Luna, kamu membuat situasi ini menjadi begitu rumit" kata Dafa yang mulai panik pasalnya orang yang di maki Luna adalah tangan kanan dari ratu kegelapan, mereka juga tidak tau sekejam apa mereka.

Mendengar makian dari Luna, Draco si pengendali 10 pedang menerjang ke arah Luna tapi di hadang oleh Dafa yang menyebabkan Dafa terpelanting ke tanah.

"Dafaaaa....." Teriak Luna

Kirana hanya bisa pasrah melihat teman temannya. Draco melihat Kirana terdiam membisu karena takut, pertempuran ini sudah di dominasi oleh 3 tangan kanan ratu sebelum mereka bersiap membela diri.

"Hai gadis cantik serahkan Batu Zodiak itu dan aku akan membiarkan mu serta teman teman mu hidup," Goda Draco

"Jangan serahkan batunya Kirana."

Kirana tersadar lalu menurunkan niatnya. Draco menatap sadis kepada Luna. "Achero urus sih wanita bulan itu." Pinta Draco

Achero menghilang, kilatan cahaya ungu muncul di hadapan Luna tiba tiba saja Achero sudah berada di hadapannya dengan cahaya ungu yang mulai samar samar menghilang ketika, achero datang.

Achero mencekik kuat leher Luna, tatapan gadis yang di panggil si kilat hitam itu begitu dingin, aurah membunuh menyelimuti tubuhnya, kegelapan kuat sangat menakutkan terpancar dari pori pori kulit gadis itu.

Mata Kirana terbelalak melihat Luna kakinya bergetar hebat, kemudian terjatuh ia tidak sanggup menopang tubuhnya, tetesan air mulai jatuh dari matanya hembusan angin dari barat menerpa wajahnya, air matanya seperti air terjun yang mengalir deras.

Kirana mencengkram kuat tinjunya di dalam benaknya, ia sangat marah terhadap minerfa yang membawa mereka di dunia ini. mengapa tidak  dia saja yang menyelamatkan dunianya sendiri.

Jika ia memberikan salah satu dari batu Zodiak milik mereka bisa saja mereka selamat, akan tetapi itu tidak menjamin keselamatan dia dan teman temannya, mungkin saja selesai menyerahkan Batu itu Kirana, Luna dan Dafa bakal di bunuh, tidak heran lagi mengapa Kirana bisa berpikir begitu rupa mereka aja tak memiliki ekspresi apalagi perasaan. aura membunuh itu sudah kuat menyelimuti tubuh mereka masing-masing.

"Aku memberi kesempatan terakhir, serahkan batu itu atau teman temanmu tidak akan selamat," ancam Draco

"Kirana jangan serahkan...." Serak Luna

Transmigrasi Laksana Bintang Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang