~Sara~

7.9K 53 0
                                    

Pagi itu, seperti biasa, Sara bersiap menuju kampus untuk menghadiri kelasnya. Tidak ada yang istimewa, masih sama seperti hari-hari sebelumnya, Sara dengan keseharian monotonnya.

Setelah sebuah ojek online menurunkannya di gedung fakultas, Sara berjalan seorang diri, melewati koridor menuju ruang kelasnya. Ia memang terbiasa sendiri, meski sesekali ada anak yang menyapanya yang hanya dibalas Sara dengan senyuman.

Seharusnya Sara tidak terlambat karena kelas akan dimulai dalam 10 menit lagi, tapi siapa sangka jika ternyata di depan sana kursi dosen sudah terisi dengan seseorang yang mengejutkannya. Meski ragu, Sara tetap masuk dan melangkahkan kakinya mencari tempat duduk, tidak lupa permisi pada dosen di hadapannya.

Kelas memang belum dimulai, namun dosen pengganti itu ternyata sangat hobi datang lebih awal dibandingkan mahasiswanya, entah apa tujuannya. Sara yang tidak tau bahwa hari ini Pak Anwar akan digantikan dengan dosen pengganti dibuat terkejut dengan sosok yang saat ini masih duduk di kursinya dengan mata yang tetap fokus pada laptop berwarna hitam diatas meja.

"Dari tadi dia disitu?" Tanya Sara pada sosok disebelahnya, yang ditanya itu pun mengangguk.

"Iya, gue juga kaget anjir. Emang gila dosen satu itu."

"Eh siapa sih guys nama bapaknya ini? Ganteng banget Cok!" Tiba-tiba sebuah suara dari arah belakang Sara dan Lena—teman yang duduk di sebelah Sara, ikut mengobrol.

"Pak— emmm aduh siapa sih ya, lupa gue. Abimana atau Abi—siapa gitu deh pokoknya," sahut Lena sambil terus berusaha mengingat-ingat.

"Abinawa." Sahut Sara yang langsung membuat Lena spontan berteriak heboh.

"NAH IYA, ABINAWA!"

Sekarang seisi kelas melirik kearah mereka, tidak terkecuali sang pemilik nama, Abinawa. Lena yang terkejut dengan ucapannya sendiri pun menutup mulutnya dengan kedua tangan. Dalam hati ia merutuki mulutnya yang selalu saja berisik dan tidak pernah mengenal tempat.

"Kamu yang disana, ada urusan apa menyebut nama saya tanpa embel-embel 'pak' pula." Abinawa sudah bangkit dari duduknya, langkahnya kian mendekati Lena yang duduk agak sedikit ke belakang.

Dapat Sara lihat, teman sebelahnya ini sudah gemetar ketakutan, wajah pucatnya pun tidak dapat ia sembunyikan lagi. Apalagi, Abinawa sudah semakin mendekat dan saat ini berdiri tepat dihadapan Lena.

Merasa kasihan dengan Lena yang ketakutan, Sara pun menatap dosen dihadapannya itu. Dengan berani dan tanpa keraguan dia memohon maaf karena apa yang dilakukan Lena adalah karena ulahnya. Alibi Sara membuat Abinawa mengerutkan keningnya, namun tak urung memilih acuh pada Lena dan kemudian meminta Sara untuk menemuinya setelah kelas hari ini selesai.

Sara tau ini akan terjadi. Dia sendiri yang bodoh karena dengan sengaja membuat dirinya ternotice oleh pria itu. Meskipun begitu, Sara tetap harus mempertanggung jawabkan ucapannya dengan datang dan menemui Abinawa di ruangannya.

Sudah sekitar lima menit Sara menunggu, namun Abinawa tak kunjung datang juga. Suara langkah kaki yang didengar oleh Sara membuatnya menoleh, tetapi bukan Abinawa disana melainkan salah seorang mahasiswa yang menyampaikan pesan pada Sara bahwa Abinawa menunggunya di parkiran gedung bawah fakultas mereka.

Sara tentu saja dibuat heran dengan dosennya itu. Apakah lelaki itu sengaja mengerjainya, membuatnya harus menaiki tangga ke lantai tiga dan sekarang berjalan turun ke parkiran bawah yang mungkin akan menguras ribuan langkah kaki milik Sara. Namun sekali lagi, Sara harus menghargai dosennya dan dia harus mempertanggung jawabkan ucapannya.

Setelah memakan waktu cukup lama, Sara tiba pada parkiran yang dimaksud. Mobil milik Abinawa masih terparkir disana, namun tidak dengan pemiliknya. Ketika Sara mendekat, ternyata pria itu sudah berada di dalam dan memberikan petunjuk pada Sara untuk segara masuk kedalam mobil itu.

OneshotTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang