" Bahkan kalau gue mati pun, gue gak akan pernah bisa merasakan apa itu cinta. "
~ Arka ~
" Kalau lo datang taunya ngerusak urusan orang, lebih baik lo pergi, deh dari sini. " Arka tersenyum miris di hadapan Dava.
BRAKK!!
Meja makan yang diduduki oleh mereka bertiga itu kini menjadi pusat perhatian setelah Dava mengetuknya sangat kuat. Zeeva hanya terduduk diam seperti patung melihat pertengkaran mereka berdua yang tiada ujungnya. Lelah, Zeeva merasa ingin mati saja sekarang.
" Yang harusnya pergi itu lo. Gue udah peringatin lo berkali-kali buat jangan dekatin Zeeva lagi. Lo tuli? "
" Sebenarnya,sih gue gak ada niat dekatin dia. Cuma gara-gara lo, gue jadi pengen lakuin itu semua. "
" STOP, OKAY? Kalian berdua ini kenapa,sih? Bisa-bisanya berantem ditempat kayak gini. Gak tau malu? Mikir dong kita lagi di mana! Zeeva capek tau dengernya. Yang ada,nih otak hancur lama-lama. Kalian berdua sama aja tau nggak? " Baru saja Zeeva hendak pergi, Dava duluan menahan tangannya.
" Sayang tunggu! " Dava menunjukkan sisi manjanya. " Please,"
" Apa lagi,sih kak? "
" Lo buta,ya kalau Zeeva mau pergi? "Arka bangkit dari duduknya lalu menarik Zeeva pergi sampai keluar dari restoran. Dava sungguh merasa kesal dan kali ini keseriusannya meningkat 2x lipat. Ia berjalan di belakang mereka lalu menarik tangan Zeeva satunya lagi hingga membuat gadis itu berhenti berjalan bersama dengan Arka.
" Lepas tangan Zeeva sebelum gue patahin tangan lo. " Kedua mata Dava tampak cukup menyeramkan.
" Lo yang lepasin. "
" Dia cewek gue dan lo gak ada hak atas dia sedikitpun. "' Nih, cowok pengen di pukul,ya? Dari tadi asyik berantem mulu. Bikin risih aja. '
" Pacar? Malah Zeeva sendiri yang bilang dia gak suka sama lo. " Arka menunjukkan smirk nya.
" Terus lo percaya? Zeeva, lo cinta,kan sama gue? "Zeeva terdiam karena tidak tau harus menjawab apa. Bukannya tidak suka, Zeeva sama sekali tidak bisa mengungkapkan perasaannya disaat seperti ini pada Dava.
" Zeeva jawab! Lo mau pulang bareng Arka apa sama gue? "
" Kita butuh jawaban lo,Zeev." Kata Arka.
" Zeeva, " Zeeva menunduk sambil menggigit bibir bawahnya karena bingung. " ZEEVA MAU PULANG SENDIRI AJA!!! "Dengan kuat, Zeeva menghentakkan tangannya membuat kedua tangan pria itu terlepas. Gadis itu pergi ke pinggir jalan lalu menaiki taksi yang sudah berhenti disana. Dava dan Arka hanya memandangi Zeeva sampai mobil itu benar-benar menjauh.
" Ini semua gara-gara lo, " Dava kembali menatap Arka. " Kenapa lo harus jatuh cinta sama dia? Kenapa disaat 8 tahun lalu lo gak pernah cerita tentang perasaan lo ke Zeeva sedikitpun? Padahal lo tau,kan perasaan gue ke Zeeva itu udah lama banget. "
" Sejak kapan lo peduli? Lo bilang kita bukan siapa-siapa lagi sekarang. "
" Ya, emang bukan. Gue selalu benci sama lo asal lo tau. Denger baik-baik. Kalau lo bocorin siapa gue sebenarnya ke Zeeva, gue gak akan segan-segan bunuh lo dengan tangan gue sendiri. " Dava menunjuk Arka dengan jari telunjuknya.
" Silahkan, gue siap mati. "Dava terkekeh lalu pergi dari hadapan Arka secepat mungkin karena muak dan harus menemui Zeeva yang mungkin akan tiba di rumah.
" Bahkan kalau gue mati pun, gue gak akan pernah bisa merasakan apa itu cinta. Gue selalu ngalah,Dav. Kenapa semua orang yang gue cinta berpaling gitu aja? "
*💧*
"
" Pak berhenti! "
Taksi yang Zeeva tumpangi berhenti tepat di depan gerbang yang besar dan tinggi milik rumah Dava ini. Sampai di sana, Zeeva langsung masuk ke dalam rumah karena sebentar lagi malam akan tiba.
KAMU SEDANG MEMBACA
Secret 8,3
Romance{ Follow penulis dulu sebelum membaca } " Kalau seandainya Zeeva jatuh cinta sama kakak, apa yang bakal kakak lakuin? " " Anak kecil nggak usah mikirin percintaan. Kalau emang lo cinta sekalipun, gue memang harus bilang satu hal sama lo. Lo ditolak...