𝗕𝗮𝗴𝗶𝗮𝗻 𝟬𝟭

563 54 25
                                    

"Jadi, Apa kamu mengakui kesalahanmu?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Jadi, Apa kamu mengakui kesalahanmu?"

Ia tidak mengerti dengan apa yang dikatakan sosok pria yang berdiri menjulang tinggi di depannya dengan memegang sebilah pedang perak bersinar di dalam ruangan gelap yang samar-samar bercahaya kan oleh sinar rembulan.

Ruangan disini gelap, kotor yang jelas terlihat dengan serpihan debu kecil di udara dan dingin karena ruangan itu, sebuah penjara isolasi yang jarang terkena mentari pagi namun sering terkena udara dingin nya rembulan pada malam hari.

Pria di depannya, adalah Ayahnya, mungkin... Count Bora Razor Yached atau sering di panggil Bora Ra, Lord of Darkness. Seorang penyihir terhebat yang telah diakui dan dianugerahi oleh seorang Dewa Bulan; Dewi Serene, di miliki oleh Attathre yang berhasil menguasai kemampuan sihir kegelapan tingkat berbahaya.

Selama seminggu ini, Ia telah dituduh dengan rumor-rumor yang menjadi tuduhan serius telah membawa dirinya kembali penjara, tempat ia tumbuh dengan ketakutan dan kesendirian.

Ia benci tempat ini.

"Tuanku... Itu tidak mungkin... Saya tidak bersalah.." Ia terlalu lemah untuk banyak bicara, tenggorokan nya sakit selama dalam penjara, ia hanya diberi segelas air kotor dan roti keras hampir berjamur. Meski ia sudah terbiasa dengan mengonsumsi makanan seperti itu namun tetap saja ia seorang manusia, organ manusia sulit mencerna makanan seperti itu.

Detik selanjutnya Ayahnya menodong ujung pedang tajam itu di depan matanya, membuat iris mata coklat madu bening itu bergetar takut menatap Ayahnya selalu memandanginya benci.

'Ayah... Mengapa kau begitu membenciku?' Ia selalu bertanya-tanya selama hidupnya, kenapa Ayahnya dan keluarganya begitu membencinya, kenapa hanya dia yang di benci? Tetapi ia tidak punya keberanian bertanya, karena ia takut mendengar jawaban dari pertanyaannya.

"Tidak ada bukti mengatakan kau tidak bersalah, apa kau masih yakin bisa mengelak semuanya?" Count masih menggunakan suara dingin kepadanya, tidak ada belah kasihan saat menodongkan pedang tajam itu kapan saja bisa menusuk matanya.

"Putriku ingin kau mengakui kesalahanmu, Hanya itu. Jadi, Apa kau mengakui kesalahan apa yang kau perbuat dibelakang Ratu?" Count kembali mengajukan pertanyaan, sebuah tuntutan.

"Ayah... Aku juga putrimu..." Ia tertunduk, suaranya begitu lirih dengan menatap kebawah, tangannya yang dingin dan kotor. "Tolong... Percayalah padaku..." Kemudian tidak lama ia merasa mual hingga memuntahkan darahnya, mengotori gaun lusuhnya dengan tetesan darah mulai mengotori lantai dingin itu.

Ia menutup mulutnya, tubuhnya bergetar dengan membulatkan matanya melihat darah keluar dari mulutnya dengan tangan kirinya terangkat menutupi mulutnya. Ia melihat kearah Ayahnya yang sudah memegang jantung yang berdetak dengan darah melumuri tangan Ayahnya.

Itu jantungnya. Ayahnya seorang Sorcerer yang memiliki kemampuan dapat merebut jantung seorang tanpa harus mengoyak korban, hal mengerikan adalah dimana korbannya masih hidup meski tubuhnya akan di siksa, selama jantung mereka berdetak di tangan Ayahnya, mereka akan merasakan siksaan menyakitkan tanpa terbunuh. Dan itu hal biasa dilakukan oleh Ayahnya pada dirinya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 17 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

𝐓𝐡𝐞 𝐋𝐚𝐝𝐲 𝐑𝐞𝐯𝐞𝐧𝐠𝐞 [ 𝐲𝐚𝐲𝐚-𝐜𝐞𝐧𝐭𝐫𝐢𝐜 ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang