🎼 | 1. Sebuah Rencana

11 2 0
                                    

Hari ini, Lyana ada janji dengan Giselle akan pergi ke bioskop menonton The Little Mermaid. Tapi baru saja hendak memakai sandal, hujan tiba-tiba turun deras disertai angin badai dan awan gelap. Gadis manis itu buru-buru masuk kembali ke dalam rumah dengan segera menutup pintu, takut semburan hujan masuk ke dalam.

Dengan perasaan kecewa, Lyana mengubungi Giselle.

--------

Lyana:
|Sel, hujan😭

Giselle:
|Iya loh deras banget pula

Lyana:
|Gimana? Masih jadi nonton?

Giselle:
|Ah padahal pengen banget nonton ariel
|Enaknya gimana?

Lyana:

|Enaknya gimana?


Lyana sempat tertawa kecil karena pesan yang sama dikirim oleh Giselle. Kemudian mulai tiduran di sofa ruang tamu sambil mengulum bibirnya lalu mengirim balasan kembali.

-----

Lyana:
|Cie bareng ..

Giselle:
|Diam deh. Ini jadi gimana?

Lyana:
|Wkwk
|Mau nunggu reda?

Giselle:
|Kayaknya bakal lama redanya. Masih mau nunggu?
|Keburu film nya mulai

Lyana:
|Iya sih....
|Jadi gimana?

Giselle:
|Gimana gimana terus dari tadi

Lyana:
|Ya maunya gimanaaa😭

Giselle:
|🤦

Lyana:
|Kita tunggu aja setengah jam lagi, kalau sudah gak deras kita berangkat
|Kalau masih gerimis gapapa ya terobos

Giselle:
|Hem. Yakin?
|Mau nerobos hujan?

Lyana:
|Ya gapapa
|BIAR GAK WACANA TERUS

Giselle:
|Ok de

----•••----

Sementara itu, Satya memandangi ponselnya yang baru saja ia matikan dengan wajah cemberut. Ia melangkah ke dekat nakas dan meraih kabel ingin men-charger.

"Ini hujan kalau masih deras, Aku tinggal saja disini."

Satya menoleh sesaat. Mendengus mendengar ucapan pemuda dengan hoodie biru muda itu. Kemudian mendekati Bintang yang duduk selonjoran di bawah lantai dengan bersandar pada ranjang. Satya sedikit melongok ingin melihat game yang dimainkan Bintang lalu dengan tampang datar ia berjalan keluar kamar.

Memang sudah biasa jika rumah Satya kedatangan teman seperti ini. Rumah besar dua lantai itu ditumbuhi pohon jambu di halaman membuat area yang seharusnya terkena sinar matahari tak terlalu panas dan malah terlihat asri, apalagi Ayah Satya membangun kolam ikan kecil di samping rumah yang makin menambah kesan nyaman.

Namun, sebenarnya bukan itu alasan teman-teman Satya sering berkunjung. Saat pertama kali datang, Ibu Satya dengan ramah menyambut mereka dan karena baru datang dari pasar, wanita itu langsung membagikan banyak makanan dan camilan membuat jiwa anak-anak itu puas bukan main.

Apalagi ketika ditanya: "Kalau mau makan langsung ke dapur saja ya, sudah Tante siapin kok biar bisa langsung di makan!"

Herga selaku duta 'tak punya harga diri' itu dengan semangat pasti menjawab. "Ah Tante maaf jadi merepotkan."

RYTHM OF HEARTBEATTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang