01 - Boys...

53 1 0
                                    

[Author's Note]

Halo, saya Al. Ini adalah cerita OC kedua saya di akun ini. Biasanya, saya lebih sering menulis AU di twitter (now we call it X). Fokus genre tulisan saya masih BL, dan saya sangat berharap dukungan untuk cerita original ini. Salah satu harapan saya di 2024 adalah dengan menyelesaikan satu novel OC yang sudah saya impikan sejak bertahun yang lalu. Semoga, harapan itu bisa benar-benar terwujud tahun ini.

Harapan saya yang lain, semoga siapapun yang membaca cerita saya suka dengan apa yang saya sajikan. Terima kasih juga untuk waktunya.

Akhir kata, selamat datang dan selamat membaca🤎


.

.

.

---o0o---

Pada beberapa waktu di sekolah, Allan sering mengamati teman-temannya dalam diam. Meski ia ikut berkumpul dalam sebuah kelompok kecil di dalam kelas pada saat jam kosong dan Allan juga ikut menggosipkan berita terbaru di media sosial, seringkali ia mengamati teman-temannya dan memikirkan apa yang sesungguhnya ada di kepala mereka. Atau ketika ia ikut duduk menikmati bakso di kantin, Allan akan diam-diam menggunakan beberapa menit untuk menatap ke arah sembarangan, mungkin menjatuhkan pandangan ke arah Giya, anak kepala sekolah yang manis, ramah, dan dikelilingi oleh banyak teman, atau ke Kala si ketua ekskul basket yang kabarnya baru putus cinta dengan anak sekolah lain.

Allan suka memikirkan apakah mereka juga merasa seperti dirinya, yang berusaha untuk ikut arus saja meski ia sebenarnya tidak begitu suka keramaian. Jika boleh—jika ia mau—Allan lebih memilih duduk di kelas, menyalin buku catatan dari Nadin yang duduk tepat di belakangnya atau sekadar bermain game di ponsel. Tetapi ia tahu, bersosialisasi di sekolah itu perlu supaya hidupnya mudah; dia memiliki teman, dia normal.

Meskipun bukan sesuatu yang buruk ketika tidak memiliki teman, tetapi Allan tahu jika ia suka menyendiri dan kurang bergaul, kemungkinan untuk diremehkan dan menjadi korban penindasan itu lebih besar. Dia sudah berjanji pada diri sendiri untuk melalui masa SMA dalam damai, sehingga patutnya untuk menghindari sesuatu yang bersifat kekerasan. Allan hanya ingin lulus SMA tanpa masalah.

Di dalam daftar rencananya selama tiga tahun, jatuh cinta menempati daftar terbawah meski masa-masa SMA adalah waktu paling sempurna untuk merasakan itu. Terkadang Allan memang memikirkannya; punya seseorang untuk berangkat sekolah bersama, mengobrol di bawah pohon mangga rimbun di pinggir lapangan sambil menyedot es teh, atau sekadar saling lirik dan terkikik ketika bertemu di lorong sekolah seperti pasangan kasmaran lainnya. Sayangnya, kegiatan-kegiatan itu bukan fokus utamanya. Lagipula, Allan berangkat sekolah naik angkot bersama dengan Nadira, ketua ekskul mading yang juga sepupunya karena kebetulan rumah mereka berdekatan, dan Allan terbiasa membawa bekal karena sering pulang sore sehingga agenda makan di kantin itu tidak pernah lebih dari lima kali dalam sebulan.

Yang paling tidak mungkin dari semua itu adalah menunjukkan bahwa kamu kasmaran di lorong-lorong sekolah. Allan yang juga salah satu anggota ekskul mading itu tidak suka mengumbar perasaan. Kata Nadira yang sering mengkritik tingkahnya, Allan itu seperti air di bawah sungai beku; tidak ada yang bisa mengira seberapa deras alirannya jika tidak memecahkan lapisan atasnya terlebih dulu. Allan suka menyangkal dengan mengatakan jika ia lebih suka bicara ketika perlu saja. Biasanya, reaksi Nadira adalah memutar bola mata sambil mendengus pelan.

Namun kemudian, di tengah dunia Allan yang penuh rencana matang, sesuatu yang besar terjadi. Pada suatu siang ketika Allan ditugaskan untuk melepas brosur-brosur dan semua pengumuman kedaluwarsa di papan mading di dekat kantin, bahunya tak sengaja ditabrak oleh seseorang dari gerombolan anak-anak futsal. "Eh, sori," kata pemuda itu sambil lalu. Allan pikir ia tak terpengaruh dengan kejadian itu. Meski ia agak kesal karena siangnya yang panas harus ditambah dengan kejadian kurang menyenangkan, ia juga bukan seseorang yang pendendam. Allan kira, kepalanya akan menghapus kejadian itu dengan cepat seperti seharusnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 01 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Extraordinary First Love [BL]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang